Jahe

Dari WikiPangan

Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rimpang beraroma tajam yang menyebar luas di kawasan tropis Asia. Tumbuhan herba ini memiliki batang semu, daun lanset, serta rimpang bercabang yang mengeluarkan sensasi hangat saat diolah. Di Indonesia, jahe banyak dibudidayakan di berbagai daerah beriklim tropis, dan salah satu sentra penghasil jahe berkualitas tinggi adalah Magelang, yang dikenal memiliki tanah subur dan kondisi agroklimat ideal bagi pertumbuhan rimpang. Jahe dikenal dalam tiga tipe utama: jahe gajah yang berukuran besar, jahe kuning yang sering dipakai sebagai bumbu harian, dan jahe merah yang aromanya lebih kuat serta banyak dimanfaatkan untuk ramuan kesehatan[1].

Sejarah

Asal-usul jahe berasal dari wilayah Asia Tenggara, kemudian menyebar ke Asia Timur seiring perpindahan bangsa Austronesia menuju Cina dan Taiwan. Keberadaannya tercatat sebagai salah satu hasil bumi Asia yang sangat diminati di pasar global pada masa perdagangan rempah. Pada era itu, jahe menjadi komoditas bernilai tinggi yang dikirim ke berbagai kerajaan di Eropa karena aromanya yang khas dan manfaatnya yang beragam[1].

Pemanfaatan

Rimpang jahe digunakan menurut tingkat kematangannya. Jahe muda yang bertekstur lunak sering diolah menjadi acar atau manisan. Sementara itu, jahe tua yang berserat dan berasa lebih pedas umum dipakai sebagai bumbu masakan, campuran minuman hangat, atau bahan dasar obat tradisional.

Rimpangnya digunakan untuk memperkaya cita rasa berbagai hidangan, mulai dari minuman tradisional seperti wedang jahe dan sarebba, hingga masakan berkuah seperti kuah lurus, lakso, sop tunjang, dan soto. Dalam olahan ikan, jahe berperan menekan bau amis serta memperkuat rasa, misalnya pada ikan bakar parape, ikan emas pamarrasan, pindang ikan, dan bau peapi. Selain itu, jahe juga hadir dalam masakan berbasis daging seperti malbi, ragit, dan sate daun, serta digunakan dalam hidangan pelengkap seperti acar pepaya yang membutuhkan sentuhan rasa pedas-aromatik.

Kandungan Gizi

Kandungan Gizi jahe segar tiap 100 gram, dengan berat yang dapat dimakan 97%[2]

Komponen Gizi Jumlah per 100 g
Air (Water) 55.0 g
Energi (Energy) 51 Kal
Protein (Protein) 1.5 g
Lemak (Fat) 1.0 g
Karbohidrat (CHO) 10.1 g
Serat (Fibre) 12.0 g
Abu (ASH) 1.2 g
Kalsium (Ca) 21 mg
Fosfor (P) 39 mg
Besi (Fe) 1.6 mg
Natrium (Na) 12 mg
Kalium (K) 441.7 mg
Tembaga (Cu) 0.48 mg
Seng (Zn) 0.7 mg
Beta-Karoten (Carotenes) 0 mcg
Karoten Total (Re) 9 mcg
Thiamin (Vit. B1) 0.02 mg
Riboflavin (Vit. B2) 0.17 mg
Niasin (Niacin) 3.3 mg
Vitamin C (Vit. C) 4 mg

Referensi

  1. 1,0 1,1 Indonesian Gastronomy Foundation. 2025. Pusaka Rasa Nusantara: Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia.
  2. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. https://panganku.org/id-ID/view