Songkolo
Songkolo ialah makanan yang sangat mudah ditemui di seluruh daerah yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Di kota Makassar, hidangan ini dijajakan di pagi hari dan akan lebih banyak lagi jika di malam hari.
Walaupun hidangan ini ialah salah satu makanan jajanan, akan tetapi makanan ini sering ditemui pada acara pernikahan, maulid nabi dan acara kelahiran.
Dalam kebudayaan masyarakat suku Makassar, Songkolo ialah simbol kesatuan dalam kehidupan. Songkolo akan tetap utuh meskipun telah dilempar dan tidak akar terhambur seperti nasi setelah dilempar. Hal itulah yang menjadi simbol kehidupan masyarakat yang utuh dan kokh, meski dilemparkan ke sana-ke mari oleh realita. Songkolo juga dikenal di masyarakat suku Bugis sebagai Sokko'.
Cara Membuat
Bahan Songkolo:
- 250 gram beras Ketan, rendam selama 1 jam.
- 150 ml santan.
- 1/2 sdt garam.
- 1 lembar pandan.
Bahan Taburan Serundeng:
- 1/2 buah kelapa parut setengah tuah.
- 4 butir bawang merah.
- 2 siung bawang putih.
- 2 ruas lengkuas, digeprek.
- 1 batang serai.
- 2 lembar daun jeruk.
- 2 lembar daun salam.
- 1/2 sdt ketumbar.
- 50 gram gula merah.
- 2 sdm air asam jawa
- 1/4 sdt garam
- 100 ml air.
Cara Membuat:
- Kukus beras ketan yang sudah direndam daun pandan sampai setengah matang kurang lebih 10 menit, tambahkan santan dan garam, aduk rata, kukus kembali sampai matang (kira-kira 20 menit).
- Haluskan bawang merah, bawang putih dan ketumbar. Lalu, tumis bersama lengkuas, serai, daun jeruk dan daun salam sampai harum.
- Masukkan air dan gula merah, masak sampai gula merah larut kemudian masukkan kelapa parut, aduk rata
- Masak sampai gula tersrap habis ke dalam kelapa dan kelapa sedikit mengering.
- Sajikan hangat songkolo bersama serundeng dan pelengkap teri balado serta sambal terasi.
