Pongko

Dari WikiPangan
Makanan pendamping dalam bentuk sayuran dan merupakan bentuk pangan lokal dari Pangkep

Pongko merupakan salah satu warisan kuliner tradisional yang sangat melekat pada identitas masyarakat Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Hidangan ini dikenal secara lokal sebagai Sayur Tunas Aren atau Sayur Pucuk Batang Enau karena bahan utamanya adalah bagian tunas muda yang diambil dari pohon aren (Arenga pinnata). Penggunaan pucuk batang enau sebagai bahan pangan utama mencerminkan kedekatan budaya masyarakat Pangkep dengan sumber daya alam di sekitarnya. [1]

Sejarah dan Asal-Usul Pongko

SAYUR pongko merupakan makanan khas Kabupaten Pangkep yang biasanya ditemui di wilayah dataran tinggi seperti Desa Tondongkura. Sayur pongko dibuat dari pucuk batang pohon enau.

Sayur ini diperkirakan ada sejak tahun 1950-an. Sayur pongko awalnya dibuat karena dahulu masyarakat kesulitan untuk mendapatkan makanan pokok dan makanan pendamping selain dari ubi dan jagung ataupun olahan kedua bahan tersebut. Akhirnya, masyarakat kala itu mencoba untuk memanfaatkan batang pohon enau dan diambil bagian terhalusnya untuk dijadikan kudapan atau makanan pendamping yang lezat.

Dalam konteks sosial dan budaya, Sayur Pongko memiliki peran yang signifikan. Hidangan ini sering kali menjadi menu wajib yang disajikan dalam acara-acara besar komunal, seperti pesta adat dan resepsi pernikahan, menandakan statusnya sebagai simbol kuliner kebanggaan daerah. Keberadaannya kini juga semakin diakui sebagai salah satu produk unggulan desa wisata di Pangkep, contohnya di Desa Wisata Tompo Bulu, yang memperkuat upaya pelestarian pangan lokal sekaligus menjadi daya tarik wisata kuliner. Sayur Pongko oleh karenanya tidak hanya bernilai gizi, tetapi juga memiliki nilai historis dan sosiokultural yang tinggi bagi masyarakat Pangkep. [2]

Biasanya, bahan baku diambil dari hutan Tondong yang didalamnya banyak tumbuh pohon enau, namun beberapa pohon juga tumbuh di areal pemukiman warga desa. Pohon Enau tidak boleh diambil secara sembarangan karena perlu mendapatkan izin pemilik terlebih dahulu. Jika pelaksana hajatan tidak mendapatkan pohon enau untuk ditebang secara gratis, maka mereka dapat membelinya dari orang yang di halaman rumahnya ditumbuhi pohon enau. Satu pohon biasanya dihargai 50 Ribu Rupiah bahkan lebih.Pongko sebelum diolah menjadi sayur memiliki rasa yang agak manis, dan setelah diolah menjadi sayur maka rasanya menjadi manis dan gurih. [3]

Bahan

Pohon enau yang telah diambil bagian pucuk atau pongkonya.

- 6 butir kelapa yang diperas menjadi santan.

- 8 biji kemiri.

- Merica secukupnya.

- Garam secukupnya.

- Kaldu penyedap secukupnya.

Cara Pembuatan

1. Masak air sampai mendidih, lalu masukkan pongko dan masak sampai lembek.

2. haluskan kemiri, bawang putih dan merica.

3. lalu tumis bumbu yang telah dihaluskan.

4. masukkan bumbu yang telah ditumis kedalam wadah yang berisi pongko tadi.

5. lalu masukkan santan

6. masukkan bumbu penyedap dengan takaran sesuai selera

7. tunggu sampai matang, dan siap dihidangkan.

Referensi

  1. Pangestu, M. (2018). Pengembangan Produk Pangan Berbasis Tunas Aren (Arenga pinnata Merr) di Sulawesi Selatan. [Laporan Penelitian]. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
  2. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2023). Desa Wisata Tompo Bulu 75 Besar ADWI 2023. Jaringan Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf.
  3. KataKerja (2022). Ensiklopedia Pangan Olahan Lokal Sulawesi Selatan dan Barat. Hal : 170-172.