Po'kon

Dari WikiPangan

Deskripsi Po'kon

Po’kon merupakan Pangan Lokal makanan pelengkap yang dianggap sebagai camilan atau pengganti kue yang cukup digemari masyarakat Toraja. Memiliki tekstur yang padat dan kenyal membuat tubuh cepat merasa kenyang.

Pangan Lokal asal Toraja

Selain konsumsi sehari-hari masyarakat Toraja, Po’kon dapat pula dikonsumsi di upacara adat Toraja yakni Rambu Tuka (ritual suka cita) dan Rambu Solo (upacara pemakaman). Untuk upacara adat Rambu Tuka, Po’kon biasanya menggunakan beras ketan merah. Sedangkan untuk upacara adat Rambu Solo menggunakan beras ketan hitam. Perbedaan tersebut terjadi karena masyarakat Toraja memaknai warna merah sebagai kehidupan dan warna hitam bermakna sebagai kematian.

Po’kon dengan bahan utama beras ketan dari hasil pertanian masyarakat Toraja yang ditanam sendiri. Ini juga yang membuat Po’kon tetap eksis sampai saat ini, karena masih ada masyarakat Toraja yang menanam padi beras ketan. Po’kon pada umumnya dibungkus dengan daun bambu, namun ketika sulit didapatkan, atau menyesuaikan selera, dapat menggunakan daun pandan, daun salam, atau daun kakao sebagai pengganti daun bambu. [1]

Bahan Pembuatan

- Beras ketan 2 kg

- Daun bambu 20 lembar

- Kelapa parut 1 kg

- Garam 2 sdt

- Air bersih 2 liter

Cara Pembuatan

● Rendam beras ketan dengan air bersih selama 2 jam sampai air menyerap dengan baik.

● Setelah direndam, buang air rendaman lalu campurkan beras ketan dengan kelapa parut dan garam. Ensiklopedia Pangan Olahan Sulselbar 175

● Setelah dicampurkan, aduk hingga merata.

● Bentuk daun bambu menyerupai tabung lalu masukkan beras ketan sesuai lebar daun bambu.

● Bungkus hingga tak memiliki celah, lalu ikat kuat dengan tali rafia.

● Setelah itu, rebus dengan air selama kurang lebih 60 menit.

● Siap dihidangkan bersama kopi atau teh.

Referensi

  1. KataKerja (2022). Ensiklopedia Pangan Olahan Lokal Sulawesi Selatan dan Barat. Hal. 174-176.