Bebek
Bebek merupakan ternak yang banyak dipelihara di wilayah pedesaan Indonesia karena mudah beradaptasi dan dapat dikelola secara digembalakan (diangon) maupun dipelihara di pekarangan. Bebek telah dibudidayakan sebagai ternak penghasil telur dan daging. Salah satu jenis bebek yang di ternak oleh masyarakat Brebes yaitu jenis bebek pelari (Anas platyrhyncos javanica). Telur bebek pelari yang bercangkang biru kehijauan inilah yang digunakan sebagai bahan baku telor asin. Di Brebes, khususnya Desa Pakijangan tradisi beternak bebek berkembang turun-temurun dan menjadi bagian dari identitas lokal, sekaligus mendukung reputasi Brebes sebagai sentra telur asin.
Ciri-Ciri Bebek Pelari
Bebek pelari memiliki tubuh ramping, leher panjang, dan postur tegap yang membuatnya mampu bergerak cepat dengan langkah menyerupai pinguin. Tingginya dapat mencapai 70–76 cm pada pejantan dan sedikit lebih pendek pada betina. Bulu berwarna kecokelatan atau keabuan merupakan ciri umum, dengan paruh dan kaki berwarna kuning hingga cokelat. Bentuk tubuhnya yang ringan dan tegap mendukung karakter khasnya sebagai bebek yang jarang terbang namun sangat aktif dan lincah di darat[1].
Pemanfaatan
Pemanfaatan utama dari bebek pelari adalah produksi telur, terutama sebagai bahan baku pembuatan telur asin. Selain diolah menjadi telur asin, telur bebek juga menjadi bahan penting dalam berbagai hidangan Nusantara seperti telok ikan, kue maksuba, pempek lenggang, hingga gemblong. Sementara itu, daging bebek dimanfaatkan dalam aneka masakan daerah, salah satunya dangkot, yang memperkaya keberagaman kuliner.
Kandungan Gizi
Kandungan gizi daging bebek segar tiap 100 gram, dengan berat yang dapat dimakan 60%[2].
| Komponen Gizi | Jumlah |
|---|---|
| Air (Water) | 54.3 g |
| Energi (Energy) | 321 Kal |
| Protein (Protein) | 16.0 g |
| Lemak (Fat) | 28.6 g |
| Karbohidrat (CHO) | 0.0 g |
| Serat (Fibre) | 0.0 g |
| Abu (ASH) | 1.1 g |
| Kalsium (Ca) | 15 mg |
| Fosfor (P) | 188 mg |
| Besi (Fe) | 1.8 mg |
| Natrium (Na) | 54 mg |
| Kalium (K) | 199.0 mg |
| Tembaga (Cu) | 0.21 mg |
| Seng (Zn) | 1.2 mg |
| Retinol (Vit. A) | 273 mcg |
| Beta-Karoten (Carotenes) | 0 mcg |
| Thiamin (Vit. B1) | 0.10 mg |
| Riboflavin (Vit. B2) | 0.28 mg |
| Niasin (Niacin) |
Kandungan gizi telur bebek segar tiap 100 gram, dengan berat yang dapat dimakan 90%[2].
| Komponen Gizi | Jumlah |
|---|---|
| Air (Water) | 67.7 g |
| Energi (Energy) | 187 Kal |
| Protein (Protein) | 10.9 g |
| Lemak (Fat) | 12.4 g |
| Karbohidrat (CHO) | 7.9 g |
| Serat (Fibre) | 0.0 g |
| Abu (ASH) | 1.1 g |
| Kalsium (Ca) | 64 mg |
| Fosfor (P) | 295 mg |
| Besi (Fe) | 5.4 mg |
| Natrium (Na) | 209 mg |
| Kalium (K) | 146.0 mg |
| Tembaga (Cu) | 0.40 mg |
| Seng (Zn) | 1.8 mg |
| Retinol (Vit. A) | 378 mcg |
| Beta-Karoten (Carotenes) | 471 mcg |
| Karoten Total (Re) | 375 mcg |
| Thiamin (Vit. B1) | 1.62 mg |
| Riboflavin (Vit. B2) | 0.03 mg |
| Niasin (Niacin) | 0.1 mg |
Referensi
- ↑ Indonesian Gastronomy Foundation. 2025. Pusaka Rasa Nusantara: Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia.
- ↑ 2,0 2,1 Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. https://panganku.org/id-ID/view
