Poteng

Dari WikiPangan

Poteng adalah makanan olahan khas sulawesi selatan yang terbuat dari ubi kayu atau singkong. Cara mengolahnya menggunakan teknik fermentasi. Makanan yang biasa disebut dengan tape singkong ini umumnya disajikan bersama sirup, kental manis dan es serut.

“Poteng” atau lebih dikenal secara umum di Sulawesi Selatan, adalah Tape Singkong yang dibuat dari singkong atau ubi kayu melalui fermentasi dengan ragi tape atau saccharomyces cerevisiae. Tape merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan beras ketan. Tape yang terbuat dari singkong (ubi kayu) dinamakan tape singkong, sedang yang terbuat dari ketan hitam atau ketan putih, hasilnya disebut “tape pulut” atau “tape ketan”. “Poteng” mudah didapat karena umumnya penjual menjajakan dagangannya yang menggunakan sepeda motor diletakkan diboncengan yang disusun rapi. Ada juga menjajakan memakai sepeda yang diletakkan dibelakang boncengan dari sebuah kotak kayu.

Umumnya pemahaman orang bahwa menyebut Tape adalah ketan atau beras ketan yang difermentasi. Padahal sebenarnya bahan-bahan sumber pati, seperti; ubi kayu, ubi jalar dan ketan dengan bantuan ragi dalam proses pembuatannya maka disebut Tape. Untuk bahan baku ubi kayu disebut Tape Ubi Kayu atau Poteng. Orang non-Makassar menyebutnya Tape Ubi Kayu. Dalam porsi terbatas, Poteng dipercaya berkhasiat menghangatkan tubuh, mengobati sakit maag dan menyembuhkan jerawat.

Pengolahan Poteng[1]

  1. Bahan baku ubi : Tanaman ubi-ubian merupakan tanaman yang menghasilkan karbohidrat atau pati dalam bentuk umbi batang dan umbi akar. Tanaman yang menghasilkan umbi batang antara lain adalah ubi jalar, ganyong, garut, tales, uwi, gadung dan kentang. Sedangkan yang menghasilkan umbi akar adalah ubi kayu atau ketela pohon. Ubi-ubian merupakan sumber karbohidrat dan mempunyai peluang sebagai bahan pangan alternatif yang perlu dikembangkan.
  2. Bahan baku ragi tape : Salah satu pemanfaatan bioteknologi dalam pembuatan tape singkong adalah saat ditambahkannya ragi sebagai bahan dalam pembuatan tape. Ragi adalah mikroorganisme hidup yang dapat ditemukan dimana-mana. Ragi berasal dari keluarga Fungus bersel satu (sugar fungus) dari genus Saccharomyces, species cereviciae, dan memilki ukuran sebesar 6-8 mikron.
  3. Tape higenis : Menjual tape menggunakan keranjang yang ditutupi dengan daun pisang sehingga sering terjadi kontaminasi dan rasa tape menjadi masam (kecut). Tape yang semula hanya dibungkus dengan daun pisang dijajakan keliling oleh penjualnya, sekarang dikemas memakai plastik atau wadah yang menarik dan higienis.

Kandungan Gizi[2]

Informasi Nilai Gizi

Per 100 g BDD (Berat Dapat Dimakan)

  • Energi 169 kkal
  • Protein 1.40 g
  • Lemak 0.30 g
  • Karbo 40.20 g

Referensi

  1. Abduh, M. N., & Salim, A. (2019). Pengembangan dan kelayakan usaha “poteng” di Galesong Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Ecosystem, 19(03), 258-263.
  2. https://nilaigizi.com/gizi/detailproduk/231/tapai-singkong