Lawa Manu

Dari WikiPangan

Lawa Manu (atau Lawa Manuk) adalah hidangan tradisional khas suku Bugis, Sulawesi Selatan. Berbeda dengan varian Lawa pada umumnya yang berbahan dasar ikan mentah (seperti Lawa Bale), Lawa Manu menggunakan bahan dasar daging ayam kampung yang dimasak matang dan dicampur dengan kelapa parut sangrai/bakar.

Filosofi dan Konteks Budaya

Dalam tradisi masyarakat Bugis, Lawa Manu menempati posisi istimewa sebagai hidangan sakral. Makanan ini jarang disajikan sebagai menu harian biasa, melainkan hadir dalam momen-momen ritual khusus.

  • Simbolisme Ayam: Pada upacara Maddoang Salama (syukuran/doa keselamatan), jenis ayam yang digunakan haruslah ayam kampung betina. Hal ini dimaknai sebagai simbol "sumber kehidupan", mengingat peran ayam betina yang bertelur dan meneruskan keturunan.[1]

Teknik Pengolahan Unik

Ciri khas utama yang membedakan Lawa Manu dari olahan ayam urap lainnya adalah teknik pengolahan kelapanya.

  • Kelapa Bakar Arang: Kelapa parut tidak hanya disangrai di wajan, tetapi seringkali melewati proses pembakaran atau pengasapan menggunakan arang yang diletakkan langsung di atas kelapa parut. Teknik ini memberikan aroma asap (smoky) yang kuat dan cita rasa gurih yang khas pada hidangan akhir.
  • Ayam Panggang: Ayam direbus terlebih dahulu dengan asam untuk melunakkan, kemudian dipanggang di atas bara api sebelum disuwir. Proses ini menghasilkan tekstur daging yang kering namun tetap berserat.

Resep dan Cara Pembuatan

Berikut adalah resep tradisional Lawa Manu berdasarkan dokumentasi kuliner lokal.

Bahan Utama
  • 1 ekor ayam kampung (potong dua bagian)
  • 200 ml santan (dari 1/2 butir kelapa agak muda)
  • 50 ml kelapa parut kasar (disangrai/tumbuk)
  • Air perasan jeruk nipis (1/4 sdt)
Bumbu Halus
  • 3 siung bawang putih
  • 1/2 sdt merica bubuk
  • 3/4 sdt garam
Langkah Pembuatan
  1. Persiapan Ayam: Rebus ayam dengan air asam dan sedikit garam hingga empuk. Angkat, lalu panggang di atas bara api kecil sambil dibolak-balik hingga berubah warna kecokelatan dan beraroma bakaran.
  2. Pengolahan Daging: Pisahkan daging ayam dari tulangnya, lalu suwir-suwir kasar.
  3. Pengolahan Kelapa:
    • Kupas kulit kelapa, lalu parut kasar.
    • Lakukan teknik pengasapan: Letakkan arang membara di atas parutan kelapa beberapa saat untuk mendapatkan aroma asap (opsional), atau sangrai hingga kecokelatan lalu tumbuk kasar.
  4. Pencampuran:
    • Campurkan bumbu halus, santan, dan ayam suwir dalam wadah/wajan.
    • Masukkan kelapa tumbuk, aduk rata dan masak sebentar hingga kuah santan mengental dan meresap ke dalam daging.
    • Matikan api, tambahkan air perasan jeruk nipis, aduk rata.
  5. Penyajian: Lawa Manu siap dihidangkan.[1]

Rujukan

  1. 1,0 1,1 Katakerja. (2022). Ensiklopedia Pangan Olahan SulSelBar. Makassar: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Hal. 112-113.