Singkong

Dari WikiPangan
Revisi sejak 13 Agustus 2025 11.30 oleh Kartini.sarotama (bicara | kontrib) (Saya membuat artikel baru mengenai singkong, menambahkan gambar, deskripsi, olahan dari singkong apa saja, kandungan gizi dan manfaatnya.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Gagal membuat miniatur: Berkas dengan dimensi lebih besar dari 12,5 MP


Singkong (Manihot esculenta Crantz), dikenal juga sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah tanaman perdu tahunan yang berasal dari kawasan tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Tanaman ini tergolong dalam famili Euphorbiaceae dan telah lama menjadi sumber pangan utama di berbagai budaya, terutama karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya, meskipun rendah protein, sementara daunnya justru mengandung asam amino esensial seperti metionin yang bermanfaat bagi tubuh. Singkong memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap berbagai jenis tanah dan iklim, menjadikannya tanaman yang tahan terhadap kondisi paceklik dan kemarau panjang. Selain sebagai makanan pokok, singkong juga diolah menjadi berbagai produk pangan seperti keripik, tape, dan tepung bebas gluten, menjadikannya komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan berperan penting dalam ketahanan pangan lokal.[1]

Taksonomi

Tingkat Taksonomi Klasifikasi
Domain Eukaryota
Kingdom (Kerajaan) Plantae
Divisi Magnoliophyta (Angiospermae)
Kelas Magnoliopsida (Dikotil)
Ordo Malpighiales
Famili Euphorbiaceae
Genus Manihot
Spesies Manihot esculenta Crantz

Morfologi

Tanaman singkong (Manihot esculenta Crantz) memiliki morfologi khas yang mendukung adaptasinya di berbagai lingkungan tropis. Batangnya berbentuk bulat, berkayu, dan beruas-ruas dengan diameter sekitar 2,5–4 cm, serta mampu tumbuh hingga ketinggian 1–4 meter. Daunnya tumbuh menyebar di sepanjang batang dengan tangkai panjang berwarna hijau, merah, atau kuning, tergantung varietas. Daun singkong berbentuk menjari dengan 5–7 helai anak daun yang berbentuk elips dan berujung runcing, berwarna hijau tua pada daun dewasa dan hijau kekuningan atau keunguan pada pucuk muda. Umbi singkong tumbuh sebagai akar tunggang yang membesar, dengan kulit luar berwarna coklat dan daging umbi putih kekuningan. Di antara kulit luar dan dalam terdapat jaringan kambium yang memungkinkan pembesaran umbi secara aktif. Struktur morfologis ini menjadikan singkong efisien dalam menyimpan cadangan makanan berupa pati, sekaligus tahan terhadap kondisi tanah yang kurang subur.[2]

Sebaran

Singkong merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang tersebar luas di berbagai wilayah tropis dunia, terutama di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Indonesia sendiri menempati posisi keempat sebagai negara penghasil singkong terbesar di dunia, dengan produksi tahunan mencapai 19–20 juta ton.[3] Sentra produksi utama singkong di Indonesia tersebar di 13 provinsi, dengan lima daerah penghasil terbesar yaitu Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Di Jawa Tengah, misalnya, daerah seperti Cilacap, Banyumas, dan Banjarnegara memiliki lahan subur yang mendukung produksi singkong secara intensif, dengan hasil panen mencapai lebih dari 3,5 juta ton per tahun. Sementara itu, Gunung Kidul di Yogyakarta dikenal sebagai pusat olahan singkong tradisional, mencerminkan keterikatan budaya lokal terhadap tanaman ini. [4]

Olahan Pangan dari Singkong

Singkong telah lama menjadi bahan pangan utama dalam berbagai tradisi kuliner Nusantara, dan kini semakin berkembang melalui inovasi olahan lokal yang bernilai gizi dan ekonomi tinggi. Di berbagai daerah, singkong diolah menjadi makanan khas seperti getuk, tiwul, lemet, dan keripik, yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal.[5]

Kandungan Gizi

Komponen Gizi Jumlah per 100 g % AKG (berdasarkan 2.000 kkal)
Energi 160 kkal 8%
Karbohidrat total 38,1 g 13%
Protein 1,4 g 2,7%
Lemak total 0,3 g 0,4%
Serat makanan 1,8 g 7%
Gula 1,7 g
Vitamin C 20,6 mg 34%
Kalium 271 mg 8%
Kalsium 16 mg 1,6%
Fosfor 27 mg 2,7%
Magnesium 21 mg 5%
Mangan 0,4 mg 19%
Tembaga 0,1 mg 5%
Folat 27 mcg 7%
Tiamin (Vit. B1) 0,1 mg 6%

[6]

Manfaat

Kandungan karbohidrat kompleks dalam singkong menjadikannya sumber energi yang baik, terutama bagi individu yang menjalani aktivitas fisik berat. Selain itu, singkong mengandung pati resisten dan serat tidak larut yang membantu melancarkan sistem pencernaan serta mencegah sembelit. Serat ini juga berperan dalam mengendalikan kadar gula darah, menurunkan kolesterol, dan mengurangi risiko penyakit jantung. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi dalam singkong berfungsi sebagai antioksidan alami yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Singkong juga kaya akan mineral penting seperti kalium, kalsium, fosfor, dan mangan, yang berperan dalam menjaga kesehatan tulang, fungsi otot, dan metabolisme tubuh. [7]

Rujukan

  1. Pelayananpublik.id. (2021, August 11). Apa itu singkong, manfaat, cara menanam hingga macam olahannya. https://pelayananpublik.id/2021/08/11/apa-itu-singkong-manfaat-cara-menanam-hingga-macam-olahannya/
  2. Rukmana, R. (2002). Budidaya singkong. Dalam Kurniani (2009). Morfologi batang singkong.
  3. Kominfo Jatim. (2023). Indonesia negara penghasil singkong terbanyak keempat dunia. https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/indonesia-negara-penghasil-singkong-terbanyak-keempat-dunia
  4. Limakilo. (2023). 7 daerah penghasil singkong terbesar di Indonesia. https://www.limakilo.id/7-daerah-penghasil-singkong-terbesar-di-indonesia/
  5. Pigiblog. (2024, June 29). Inovasi kuliner Nusantara: 5 olahan pangan lokal singkong yang kekinian. https://blog.pigijo.com/5-olahan-pangan-lokal-singkong-yang-kekinian/
  6. IDN Medis. (n.d.). Kandungan Gizi Singkong, mentah Nutrisi Per 100 Gram. https://idnmedis.com/singkong-mentah
  7. Hello Sehat. (2025). 10 manfaat singkong untuk kesehatan tubuh. https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/nutrisi-dan-manfaat-singkong/