Aii Donahu Hawu: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Jika anda berkunjung ke Nusa Tenggara Timur, anda mungkin menemukan minum yang nama-namanya hampir mirip. Contohnya Gula Air dan Air Gula. Gula Air (kalau dalam bahasa sabu: [[Donahu Hawu]] ) adalah olahan pangan dari Nira yang disadap dari pohon lontar. Sedangkan Air Gula adalah minuman olahan dari Gula Air ( | Jika anda berkunjung ke Nusa Tenggara Timur, anda mungkin menemukan minum yang nama-namanya hampir mirip. Contohnya Gula Air dan Air Gula. Gula Air (kalau dalam bahasa sabu: [[Donahu Hawu]] ) adalah olahan pangan dari Nira yang disadap dari pohon lontar. Sedangkan Air Gula adalah minuman olahan dari Gula Air (Donahu Hawu). Air Gula atau dalam Bahasa Sabu dikenal Dengan Aii Donahu Hawu adalah salah satu minuman lokal Sabu Raijua. Pada jaman dulu, sebelum kopi atau teh yang notabene hasil olahan industri masuk ke pulau sabu, masyarakat di sana biasanya menyambut tamu yang datang atau yang melewati rumah mereka, dengan menyuguhkan Aii Donahu beserta dengan beberapa kudapan seperti [[Jagung Bunga|jagung bunga]] atau [[Jagung Bose|jagung]]. Aii Donahu biasanya digunakan sebagai sarapan, minuman sebelum dan sesudah kerja maupun sebelum dan setelah bangun tidur. Aii Donahu juga biasanya digunakan sebagai minuman sebelum, sedang dan setelah makan. | ||
Salah satu lokasi penghasil Aii Donahu Hawu adalah Pulau Sabu. Gula aren Pulau Sabu dijuluki rai due donahu yang berarti pulau penghasil gula aren/lontar, karena gula lontarnya yang sangat melimpah sehingga terkenal di daerah NTT. Bahkan masyarakat lokal Pulau Sabu menyebut diri mereka sebagai Do Hawu dan pulau yang mereka tempati sebagai Rai Hawu<ref>https://dprd.saburaijuakab.go.id/berita-utama/sabu-raijua-sorga-tersembunyi-di-sunda-kecil/</ref>. | Salah satu lokasi penghasil Aii Donahu Hawu adalah Pulau Sabu. Gula aren Pulau Sabu dijuluki rai due donahu yang berarti pulau penghasil gula aren/lontar, karena gula lontarnya yang sangat melimpah sehingga terkenal di daerah NTT. Bahkan masyarakat lokal Pulau Sabu menyebut diri mereka sebagai Do Hawu dan pulau yang mereka tempati sebagai Rai Hawu<ref>https://dprd.saburaijuakab.go.id/berita-utama/sabu-raijua-sorga-tersembunyi-di-sunda-kecil/</ref>. | ||
== Cara Mengolah == | == Cara Mengolah == | ||
Masyarakat di NTT biasa menyamengkonsumsi aii donahu dengan mencampurkan Donahu Hawu dengan air putih sebelumnya meminumnya. Berikut cara dan tahapan untuk menghidangkan aii donahu: | Masyarakat di NTT biasa menyamengkonsumsi aii donahu dengan mencampurkan Donahu Hawu dengan air putih sebelumnya meminumnya. Berikut cara dan tahapan untuk menghidangkan aii donahu<ref>https://dprd.saburaijuakab.go.id/berita-utama/sabu-raijua-sorga-tersembunyi-di-sunda-kecil/</ref> | ||
Bahan: | Bahan: | ||
#Air putih 1/2 gelas/cangkir | #Air putih 1/2 gelas/cangkir | ||
# [[Donahu Hawu]] | # [[Donahu Hawu]] 1/5 gelas/cangkir | ||
Pengolahan: | Pengolahan: | ||
Baris 22: | Baris 22: | ||
== Rujukan == | == Rujukan == | ||
<references /> | <references /> | ||
Revisi terkini sejak 25 Juni 2024 10.45
Jika anda berkunjung ke Nusa Tenggara Timur, anda mungkin menemukan minum yang nama-namanya hampir mirip. Contohnya Gula Air dan Air Gula. Gula Air (kalau dalam bahasa sabu: Donahu Hawu ) adalah olahan pangan dari Nira yang disadap dari pohon lontar. Sedangkan Air Gula adalah minuman olahan dari Gula Air (Donahu Hawu). Air Gula atau dalam Bahasa Sabu dikenal Dengan Aii Donahu Hawu adalah salah satu minuman lokal Sabu Raijua. Pada jaman dulu, sebelum kopi atau teh yang notabene hasil olahan industri masuk ke pulau sabu, masyarakat di sana biasanya menyambut tamu yang datang atau yang melewati rumah mereka, dengan menyuguhkan Aii Donahu beserta dengan beberapa kudapan seperti jagung bunga atau jagung. Aii Donahu biasanya digunakan sebagai sarapan, minuman sebelum dan sesudah kerja maupun sebelum dan setelah bangun tidur. Aii Donahu juga biasanya digunakan sebagai minuman sebelum, sedang dan setelah makan.
Salah satu lokasi penghasil Aii Donahu Hawu adalah Pulau Sabu. Gula aren Pulau Sabu dijuluki rai due donahu yang berarti pulau penghasil gula aren/lontar, karena gula lontarnya yang sangat melimpah sehingga terkenal di daerah NTT. Bahkan masyarakat lokal Pulau Sabu menyebut diri mereka sebagai Do Hawu dan pulau yang mereka tempati sebagai Rai Hawu[1].
Cara Mengolah
Masyarakat di NTT biasa menyamengkonsumsi aii donahu dengan mencampurkan Donahu Hawu dengan air putih sebelumnya meminumnya. Berikut cara dan tahapan untuk menghidangkan aii donahu[2]
Bahan:
- Air putih 1/2 gelas/cangkir
- Donahu Hawu 1/5 gelas/cangkir
Pengolahan:
- Tuangkan Donahu Hawu secara perlahan ke dalam gelas
- Aduk sampai tercampur merata
- Aii Donahu telah jadi dan siap untuk diminum
Budaya
Masyarakat Pulau Sabu di NTT memiliki budaya yang masih berkaitan dengan Donahu, salah satunya adalah Pejore Donahu Ngakebui atau secara harfiah diartikan sebagai upacara penyuapan gula kacang hijau. Arti ini merujuk pada pelaksanaan upacara, di mana kedua mempelai disuapi gula yang campur dengan kacang hijau oleh pemimpin upacara yang disebut dengan Banni Hau. Upacara ini dilakukan pada saat peresmian seorang laki-laki dan perempuan menjadi suami isteri (resepsi pernikahan). Atau tepatnya sesaat ketika barang antaran mempelai laki (mas kawin) dibuka[3]