Ubi Hitam

Dari WikiPangan

Ubi hitam (Coleus rotundifolius) merupakan salah satu jenis olahan pangan Lokal khas daerah NTT khususnya Kabupaten Sikka. Masyarakat Kabupaten Sikka biasanya menikmatinya dengan sayur rumpu-rampe, lawar, maupun dengan sambal ikan. Untuk menjadi ubi hitam, ubi yang harus dipilih adalah ubi yang sudah benar-benar tua sedangkan berwarna kehitaman sebagai akibat direndam air dan ditutup menggunakan dedaunan.

Ubi hitam merupakan pangan lokal yang sangat digemari oleh masyarakat Kabupaten Sikka dan Flores Timur. Popularitasnya terlihat dari kebiasaan warga membeli ubi hitam di sepanjang Jalan Gajah Mada, Kota Maumere, pada sore hingga malam hari, bersamaan dengan jajanan lokal lain seperti singkong rebus dan pisang. Camilan ini tidak hanya menjadi bagian dari konsumsi harian, tetapi juga hadir dalam berbagai acara keluarga dan kegiatan sosial masyarakat (Budaya Indonesia, 2018). Dalam penyajiannya, ubi hitam sering disantap bersama lawar daun singkong dan ikan bakar, atau dicampur dengan parutan kelapa setengah tua untuk menambah rasa gurih dan tekstur yang lebih kaya. Kombinasi ini menciptakan cita rasa khas yang sangat disukai oleh masyarakat lokal. Jenis ubi yang digunakan untuk membuat ubi hitam harus benar-benar tua, karena tekstur yang padat dan tidak mudah hancur sangat penting dalam proses fermentasi. [1]

Lebih dari sekadar makanan, ubi hitam memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting. Sejak tahun 2015, pemerintah provinsi NTT mulai menggencarkan gerakan konsumsi pangan lokal sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan. Ubi hitam menjadi simbol dari gerakan tersebut, karena mampu menunjukkan bahwa pangan lokal bisa menjadi sumber gizi yang layak dan bernilai budaya tinggi. Kehadirannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sikka memperkuat identitas kuliner daerah dan mendorong pelestarian tradisi makan yang sehat dan berakar dari alam. [2]

Taksonomi

Tingkat Taksonomi Nama
Kingdom Plantae
Clade Tracheophytes
Clade Angiosperms
Clade Eudicots
Clade Asterids
Order Lamiales
Family Lamiaceae
Genus Coleus
Species Coleus rotundifolius
Binomial Name Coleus rotundifolius (Poir.) A.Chev. & Perrot

Morfologi

Coleus rotundifolius, ubi hitam yang dikenal juga sebagai "Hausa potato" atau "Chinese potato", merupakan tanaman herba aromatik, semi-sukulen, dan perennial yang dapat tumbuh hingga setinggi 1 meter. Batangnya tegak, berdaging, berbentuk segi empat, dan ditumbuhi rambut halus di sepanjang sudutnya. Daunnya tersusun berhadapan, berbentuk bulat telur (ovate), berdaging tebal, dan memiliki aroma mint yang khas. Panjang daun berkisar antara 2,5–8 cm dengan lebar 2–5 cm, berujung tumpul hingga runcing, dan memiliki tepi bergerigi halus. Permukaan bawah daun berbintik kelenjar dan berbulu halus, dengan tulang daun menyirip yang jelas terlihat. Petiolnya sepanjang 2–3 cm dan tidak memiliki stipula.

Bagian umbi tanaman ini berbentuk bulat telur hingga memanjang, menyerupai kentang kecil dengan panjang sekitar 4,5 cm dan lebar 1,5 cm. Kulit umbi kasar dan dapat berwarna hitam, cokelat, abu-abu kemerahan, atau putih. Bunga Coleus rotundifolius muncul dalam bentuk malai terminal ramping sepanjang hingga 15 cm, terdiri dari bunga-bunga kecil yang duduk rapat. Bunganya bersifat biseksual dan zigomorfik, dengan kelopak berbentuk lonceng sepanjang 1,5–3 mm dan mahkota berbentuk tabung melengkung sepanjang 4–8 mm. Mahkota bunga memiliki dua bibir: bibir atas tegak dan berlobus empat berwarna putih, sedangkan bibir bawah berbentuk perahu berwarna ungu kebiruan. Terdapat empat benang sari yang melengkung di dalam bibir bawah, dan ovarium superior dengan empat ruang serta tangkai putik bercabang dua. [3]

Sebaran

Coleus rotundifolius, ubi hitam, berasal dari wilayah tropis Afrika dan merupakan salah satu dari tiga spesies Coleus yang dibudidayakan untuk umbinya di benua tersebut. Tanaman ini tumbuh secara alami di padang rumput savana pada ketinggian hingga 2.200 meter, dan berkembang baik di daerah dengan suhu harian antara 17–27 °C, meskipun mampu mentoleransi suhu ekstrem dari 8 hingga 36 °C. Suhu malam yang lebih rendah diketahui dapat merangsang pembentukan umbi secara optimal. Awalnya dibudidayakan secara subsisten di Afrika Barat, kini C. rotundifolius telah menyebar ke berbagai wilayah tropis Asia, termasuk India, Sri Lanka, Malaysia, dan Indonesia, di mana ia mulai dikenal sebagai tanaman pangan alternatif yang bernilai gizi tinggi dan mudah dibudidayakan (Wikipedia, 2024). Meskipun penyebarannya masih terbatas dibandingkan tanaman umbi lain seperti singkong, potensi agronomis dan adaptabilitasnya terhadap berbagai kondisi lingkungan menjadikan Coleus rotundifolius sebagai kandidat penting dalam diversifikasi pangan tropis.[4]

Cara Pengolahan

  1. Ubi dikupas dan dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air
  2. Setelah bersih, ubi kemudian dipotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan di tempatkan dalam wadah bersih untuk direndam 1x24 jam lalu di buang airnya,
  3. Setelah itu, ubi ditutup dengan daun Reo atau Turi selama satu atau dua malam atau sampai tumbuh jamur dan berwarna kehitaman.
  4. Jika sudah berwarna kehitaman, ubi siap diolah lebih lanjut.
  5. Jika belum dikonsumsi, ubi perlu dikeringkan selama beberapa waktu dengan paparan sinar matahari.
  6. Jika ingin dikonsumsi langsung, ubi dapat dikukus atau direbus hingga matang, lalu diangkat dan disajikan bersama lauk seperti sayur rumpu-rampe, ikan bale tomat atau olahan ikan lainnya.

Kandungan Gizi

Kandungan Gizi Jumlah per 100 gram umbi segar
Energi 92 kkal
Karbohidrat 21.5 g
Protein 2.1 g
Lemak 0.3 g
Serat pangan 3.8 g
Kalsium (Ca) 28 mg
Fosfor (P) 45 mg
Zat Besi (Fe) 1.2 mg
Vitamin C 18 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 0.08 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 0.05 mg
Niasin (Vitamin B3) 0.6 mg
Air ± 72%

[5]

Rujukan

  1. Kumparan. (2021, September 18). Nikmatnya Hidangan Ubi Hitam Dicampur Parutan Kelapa. Retrieved from https://kumparan.com/florespedia/nikmatnya-hidangan-ubi-hitam-dicampur-parutan-kelapa-1wYPZCCoyB8
  2. Budaya Indonesia. (2018, March 8). Ubi Hitam – Sikka – Nusa Tenggara Timur. Retrieved from https://budaya-indonesia.org/Ubi-Hitam-Sikka-Nusa-Tenggara-Timur
  3. Socfindo Conservation. (2024). Coleus rotundifolius. Retrieved from https://www.socfindoconservation.co.id/plant/937?lang=en
  4. Socfindo Conservation. (2024). Coleus rotundifolius. Retrieved from https://www.socfindoconservation.co.id/plant/937?lang=en
  5. Thangamuniyandi, M., Nageswari, K., Murugesan, P., Rajangam, J., Gnanasekaran, M., & Kanna, S. S. (2024). Food, nutrients and phytochemical composition of country potato, Plectranthus rotundifolius (Poir) Spreng.: A review. Annals of Phytomedicine, 13(2), 153–162.