Kolang-kaling

Dari WikiPangan
foto: erudisi.com

Kolang-kaling merupakan olahan pangan yang berasal dari bagian dalam (endosperm) biji buah aren (Arenga pinnata). Buah aren yang diambil berasal dari bunga betina, karena hanya bunga betina yang mampu menghasilkan buah. Struktur bunga betina tersusun secara bulat memanjang (ellipsoid) dan muncul pada bagian atas batang dalam bentuk tandan atau malai besar[1]. Setiap bunga betina memiliki bakal buah yang setelah penyerbukan dan pembuahan akan berkembang menjadi buah aren.

Buah aren yang digunakan untuk membuat kolang-kaling dipilih pada tingkat kematangan setelah masak, yaitu ketika kulit buah masih berwarna hijau segar dan tekstur daging buah belum terlalu keras[2]. Pada tahap ini, endosperm di dalam biji telah terbentuk sempurna namun masih lunak, sehingga mudah diolah dan menghasilkan kolang-kaling yang kenyal. Jika buah dipetik terlalu muda, endosperma belum terbentuk sepenuhnya dan hasil olahan menjadi tipis serta kurang kenyal. Sebaliknya, bila buah terlalu tua, biji akan mengeras sehingga sulit diolah. Guna menghasilkan kolang-kaling yang siap dikonsumsi, buah aren perlu melalui proses pengolahan terlebih dahulu.

Cara Mengolah Buah Aren menjadi Kolang-Kaling

Proses pengolahan buah aren menjadi kolang-kaling dilakukan untuk mengubah biji buah yang keras dan berlendir menjadi bahan pagan yang kenyal serta siap dikonsumsi. Berikut langkah-langkah pengolahan kolang-kaling.

  1. Siapkan buah aren yang telah dipanen pada tingkat kematangan setengah masak.
  2. Rebus buah aren dalam air mendidih selama 1-2 jam.
  3. Setelah direbus buah aren ditiriskan, lalu kupas dan ambil bagian bijinya. Gunakan alat pelindung tangan saat mengupas agar terhindar dari rasa gatal akibat getah.
  4. Rendam biji buah aren dalam air bersih selama 2-3 hari.
  5. Rebus kembali biji buah aren hiingga tekstur kenyal, setelah direbus kolang-kaling didinginkan.
  6. Kolang-kaling siap dikonsumsi.

Pemanfaatan Kolang-kaling sebagai Produk Pangan

Kolang-kaling banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan karena teksturnya yang kenyal, rasanya yang segar, serta kandungsn air dan gizinya yang tinggi. Bahan ini umumnya diolah menjadi berbagai produk seperti manisan, campuran minuman segar, es buah, hingga hidangan tradisional seperti kolak dan cendol. Selain itu, kolang-kaling juga mulai dikembangkan sebagai bahan dasar produk inovatif seperti jelly, selai, dan minuman serat alami.

Kemampuan kolang-kaling dalam menyerap rasa dari bahan tambahan menjadikannya sangat fleksibel untuk berbagai olahan. Teksturnya yang lembut dan kadar seratnya yang tinggi juga memberi nilai tambah dari sisi kesehatan. Dengan potensi tersebut, kolang-kaling tidak hanya bernilai kuliner tetapi juga memiliki peluang ekonomi yang cukup besar dalam pengembangan produk pangan lokal berbasis hasil hutan nonkayu.

Kandungan Gizi Kolang-kaling

Komposisi zat gizi kolang-kaling per 100 gram[3].

Komponen Kandungan
Vitamin C 89.91 Mg/100 g
Pati (Starch) 74.58%
Serat (Fiber) 14.03%
Kalsium 0.24%
Zat Besi (Fe) 0.84 ppm

Referensi

  1. Intan N. 2023 Etnobotani aren (Arenga pinnata Merr) pada masyarakat sekitar hutan Desa Sambaliwali Kecamatan Luyo Kabupaten Polewali Mandar [skripsi]. Majene: Universitas Sulawesi Barat.
  2. Irwanto I, Sahupala A. 2015. Pemanfaatan buah aren (Arenga pinnata Meer) untuk peningkatan pendapatan petani Desa Hatusua Kabupaten Seram Barat. Jurnal of Community Service. 4(2): 76-83.
  3. Hasna LZ. 2020. Pengaruh penambahan gula pasir sukrosa pada buah aren (Arenga pinnata) terhadap kandungan gizi manisan kolang-kaling. Jurnal Teknologi Pangan. 3(2).