Kemukus
Kemukus (Piper cubeba) merupakan rempah khas Indonesia yang telah lama di budidayakan, salah satunya di Pulau Jawa. Tanaman ini endemik Pulau Jawa dan dapat ditemukan baik dalam budidaya maupun tumbuh liar pada hutan sekunder di dataran rendah. Buah dari kemukus tersusun dalam gugusan mirip lada, berukuran kecil, berwarna hitam, dengan permukaan kulit keriput. Kemukus biasanya disimpan masih menempel pada tangkai buahnya, sehingga di Indonesia sering disebut lada berekor[1].
Kemukus telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun lalu sebagai bagian penting dari tradisi pengobatan dan kuliner. Bagian kemukus (Piper cubeba) yang paling luas dimanfaatkan adalah buahnya, terutama karena kandungan minyak atsiri yang bernilai farmakologis[2]. Dalam bidang kuliner, buah kemukus digunakan sebagai bumbu yang memberikan aroma hangat dan sedikit pedas pada berbagai hidangan, terutama masakan tradisional Indonesia dan beberapa racikan rempah di Asia Tenggara.
Morfologi
Kemukus berbentuk liana atau tanaman merambat dengan batang silindris dan kulit cokelat keabu-abuan. Daun berselang-seling, berbentuk bulat telur hingga lanset, berwarna hijau tua dengan permukaan halus dan pangkal daun berbentuk jantung. Bunga tersusun dalam spadiks, berukuran kecil dan tidak mencolok, berwarna kekuningan hingga kecokelatan. Buah berbentuk bulat kecil, berwarna hijau saat muda dan berubah menjadi hitam saat masak, dengan permukaan keriput; buah biasanya tetap menempel pada tangkai, membentuk gugusan yang menyerupai lada.
Klasifikasi Ilmiah
| Aspek | Keterangan |
|---|---|
| Nama Ilmiah | Piper cubeba L. |
| Kingdom | Plantae |
| Divisi | Magnoliophyta |
| Kelas | Magnoliopsida |
| Ordo | Piperales |
| Famili | Piperaceae |
| Genus | Piper |
| Spesies | P. cubeba |
Sejarah
Sejarah penggunaan kemukus tercatat sejak abad ke-1 sebelum masehi oleh bangsa romawi, yang memanfaatkan buah ini sebagai bumbu masak sekaligus obat tradisional dengan nama "cubeba". Pada abad ke-16, bangsa Portugis memperkenalkan kemukus dari Indonesia ke Eropa untuk dijual sebagai bumbu masakan, campuran rokok, dan obat-obatan[1].
- ↑ 1,0 1,1 Indonesian Gastronomy Foundation. 2025. Pusaka Rasa Nusantara: Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia.
- ↑ Alminderej F, Bakari S, Almundarij TI, Snoussi M, Aouadi K, Kadri A. 2020. Antioxidant activities of a new chemotype of Piper cubeba L. fruit essential oil (methyleugenol/eugenol) in silico molecular docking and ADMET studies. Plants (Basel). 9(11).
