Genjer
Genjer merupakan tumbuhan air yang tumbuh secara ekologis di lahan basah dan rawa-rawa. Tanaman ini dapat dijumpai di Brebes, Jawa Tengah, sering tumbuh bersama eceng gondok dan tanaman air lainnya. Karena pertumbuhannya yang cepat, genjer dapat menguasai sawah dan berpotensi mengganggu produksi padi jika tidak dikendalikan.
Guna mencegah over populasi,masyarakat memanfaatkan genjer sebagai bahan sayur dengan cara menumis daun dan batangnya. Selain untuk konsumsi, genjer juga dimanfaatkan secara ekologis untuk fitoremediasi logam berat di perairan, sehingga tanaman ini memiliki nilai ganda sebagai sumber pangan dan pelindung lingkungan[1].
Nilai Budaya Genjer
Genjer memiliki nilai budaya yang penting dalam kehidupan masyarakat, terutama sebagai sayuran lokal yang mudah diperoleh dan diolah. Nilai budaya ini tercermin dalam lagu Genjer-genjer yang muncul pada masa kolonial Jepang, yang awalnya berfungsi sebagai kritik sosial terhadap kondisi masyarakat, khususnya kelangkaan pangan dan kesulitan hidup akibat perang dan pendudukan. Lagu ini menggambarkan bagaimana genjer, yang sebelumnya dianggap makanan sederhana atau bahkan makanan kaum miskin, menjadi sumber pangan penting bagi masyarakat. Lagu tersebut sempat dilarang diputar selama Orde Baru karena dianggap memiliki asosiasi dengan komunisme, menunjukkan bahwa genjer tidak hanya memiliki peran sebagai pangan, tetapi juga sebagai simbol politik dan budaya[2].
Kandungan Gizi Genjer
Komposisi gizi genjer segar tiap 100 gram, dengan berat yang dapat dimakan 70%[3].
| Komponen | Jumlah |
|---|---|
| Air (Water) | 90.0 g |
| Energi (Energy) | 35 Kal |
| Protein (Protein) | 1.7 g |
| Lemak (Fat) | 0.2 g |
| Karbohidrat (CHO) | 7.7 g |
| Serat (Fibre) | 2.5 g |
| Abu (ASH) | 0.4 g |
| Kalsium (Ca) | 62 mg |
| Fosfor (P) | 33 mg |
| Besi (Fe) | 2.1 mg |
| Natrium (Na) | 64 mg |
| Kalium (K) | 905.8 mg |
Referensi
- ↑ Bahute FO, Nakoe MR, Jusuf H. 2024. Tanaman genjer (Limnocharis flava) sebagai agen penyerapan logam berat mangan (Mn) dari limbah cair industri tahu. Jurnal Kolaboratif Sains. 7(6): 2228-2238. https://doi.org/10.56338/jks.v7i6.5499
- ↑ Indonesian Gastronomy Foundation. 2025. Pusaka Rasa Nusantara: Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia.
- ↑ Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. https://panganku.org/id-ID/view
