Cempedak
Cempedak (Artocarpus champeden atau Artocarpus integer) merupakan buah tropis yang tergolong dalam keluarga Moraceae dan berasal dari wilayah Asia Tenggara. Buah ini terkenal dengan wangi yang unik, dagingnya yang lembut berwarna kuning hingga oranye, serta bijinya yang bisa dimakan. Cempedak dapat ditemukan di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Brunei, baik yang tumbuh secara alami maupun yang dibudidayakan.[1]

Etimologi
Istilah cempedak diambil dari bahasa Melayu dan memiliki beberapa sebutan lokal yang berbeda, seperti tiwadak di Kalimantan Selatan, chempedak dalam bahasa Melayu Malaysia, atau campedak di beberapa daerah di Nusantara.[2]
Taksonomi
- Kerajaan: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Rosales
- Famili: Moraceae
- Genus: Artocarpus
- Spesies: A. integer / A. champeden
Taksonomi ini mengacu pada pengelompokan genus Artocarpus sebagai bagian dari famili Moraceae yang luas tersebar di kawasan tropis.[3]
Deskripsi
Pohon cempedak bisa tumbuh sampai setinggi 20 meter. Daunnya tunggal, berbentuk oval dengan warna hijau tua. Buahnya berbentuk panjang dengan kulit berduri lembut yang berpindah dari hijau ke kuning kecoklatan saat sudah matang. Daging buahnya berwarna kuning cerah, memiliki tekstur yang lembut serta rasa manis yang kuat disertai aroma yang tajam. Biji cempedak ukurannya besar dan bisa dimasak dengan cara direbus atau digoreng.
Penyebaran dan Habitat
Cempedak tumbuh di wilayah tropis Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Tanaman ini sangat cocok dengan iklim panas lembap, curah hujan tinggi, serta tanah yang subur dan berdrainase baik.
Budidaya
Cempedak bisa diperbanyak dengan menggunakan biji atau teknik cangkok. Tanaman ini akan mulai berproduksi setelah berumur 3 hingga 6 tahun. Proses perawatan mencakup kegiatan menyiram, memangkas, serta mengontrol hama seperti ulat penggerek dan kutu putih. Pertanian secara intensif banyak dilakukan di daerah Sumatera dan Kalimantan.
Kandungan Gizi
Cempedak mengandung vitamin A, vitamin C, karbohidrat, serat, kalsium, dan antioksidan. Kandungan gula alaminya cukup tinggi, menjadikannya sumber energi yang cepat.
Manfaat Kesehatan
Konsumsi cempedak secara wajar bermanfaat untuk kesehatan mata, memperlancar pencernaan, memberikan energi, serta melawan radikal bebas. Meski demikian, penderita diabetes perlu berhati-hati karena kandungan gula pada buah ini tergolong tinggi.
Perbandingan dengan Nangka
Walau mirip, cempedak memiliki ukuran lebih kecil, aroma lebih kuat, dan daging lebih lembut serta creamy dibandingkan nangka. Perbedaannya banyak dibahas dalam literatur hortikultura tropis.[4]
Referensi
- ↑ Rahman, T. (2020). Buah-Buahan Tropis Indonesia. Jakarta: Pustaka Nusantara.
- ↑ Abdullah, M. (2018). “Ragam Penyebutan Cempedak di Nusantara.” Jurnal Bahasa dan Budaya, 12
- ↑ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (2021). “Taksonomi Genus Artocarpus.”
- ↑ Hidayat, Z. (2018). Tanaman Nangka dan Kerabatnya. Yogyakarta: Graha Tani.
