Sain

Dari WikiPangan
Sain sebelum diolah.

Sain merupakan salah satu pangan lokal dari Nusa Tenggara Timur yang memiliki nama ilmilah Setaria Italica L. Sain biasanya diolah dengan direndam air kemudian direbus. Sain di konsumsi sebagai makanan pokok akan tetapi saat ini Sain sudah jarang di konsumsi karena masyarakat sudah jarang membudidayakannya. Sain di beberapa daerah lain juga dikenal dengan sebutan "jewawut" atau "weteng".

Sain atau jewawut ini merupakan tanaman pangan sejenis serelia berbiji kecil dengan diameter sekitar 1mm. Jewawut populer sebagai makanan pokok di beberapa wilayah di Indonesia seperti Sulawesi Barat, Pulau Buru, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Tengah[1]. Pemanfaatan jewawut sebagai alternatif sumber karbohidrat menjadikannya salah satu komoditi pengganti beras. Jewawut adalah salah satu jenis tanaman sereal yang memiliki kualitas yang sangat baik. Tanaman ini mengandung nutrisi, protein lemak dan kaya serat[2].

Morfologi

Sain atau jewawut memiliki karakteristik morfologis sebagai berikut:

  • Akar: Sistem akar jewawut diklasifikasikan sebagai akar serabut dan terdiri dari akar primer, sekunder, dan pendukung.
  • Daun: aun jewawut berbentuk pita, tepi rata, ujung runcing, urat/tulang daun sejajar dan struktur terdiri atas helai daun. Letak daun tersebar simetris di sepanjang batang, pangkal daun menempel pada pelepah batang.Pada pangkal daun terdapat pelepah daun yang umunya berukuran pendek, berwarna hijau atau ungu.
  • Batang: Batang tanaman jewawut merupakan rangkaian berseri dari ruas dan buku, serta tidak berkambium. Pada bagian tengah batang terdapat seludang pembuluh yang diselubungi oleh lapisan keras (sel-sel parenkim). Bentuk batang tanaman jewawut silinder dengan tinggi batang bervariasi, berwarna hijau muda hingga tua.
  • Tunas: Pada beberapa kultivar/varietas jewawut, batangnya dapat memproduksi tunas baru membentuk cabang atau anakan dan dapat tumbuh menjadi individu baru selain batang utama. Ruas batang jewawut bersifat gemmiferous, setiap ruas terdapat satu mata tunas yang bisa tumbuh sebagai anakan.
  • Bunga: Bunga jewawut merupakan bunga tipe panicle malai (susunan bunga di tangkai). Bunga jewawut secara utuh terdiri atas tangkai malai (peduncle), malai (panicle), rangkaian bunga (raceme), dan bunga (spikelet).
  • Biji: Biji jewawut merupakan bagian dari tanaman yang mempunyai ciri fisik berbentuk agak bulat, berbentuk butiran, berukuran 1-3 ul (Gambar 10). Biji jewawut tertutup oleh sekam dengan warna yang bervariasi warna krem, merah bata, atau coklat, bergantung pada varietas/kultivar. Biji jawawut mempunyai keunggulan yaitu dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, bahkan dapat bertahan lebih dari 10 tahun tanpa mengalami kerusakan fisik atau terserang kutu biji- bijian[3].

Pemanfaatan

Pengolahan jawawut untuk bahan pangan dalam bentuk beras atau biji dan tepung relatif mudah dan lebih murah. Biji jawawut disosoh kemudian disangrai untuk dijadikan bahan kue-kue dan digiling halus untuk dijadikan tepung substitusi terigu[4].

Referensi

  1. https://baktinews.bakti.or.id/artikel/jewawut-pangan-lokal-bernilai-tinggi-yang-jarang-ditanam
  2. Ramlah, Jurnal Diversifikasi makanan lokal kultivar millet ( Setaria italica ) di Indonesia Sulawesi Barat, Indonesia: Studi kasus keragaman dan budaya lokal. Volume 21 Nomor 1, 2020.
  3. Ramlah, dkk. 2023. Karakteristik Morfologi Jewawut (Setaria Italica L.) Indonesia. Jurnal Ilmu Pertanian. Volume 8, Nomor 2. ISSN : 2442 - 45 ISSN : p-ISSN 2541-7452 e-IISN:2541-7460.
  4. https://media.neliti.com/media/publications/218348-prospek-jawawut-pennisetum-spp-sebagai-t.pdf