Ragit

Dari WikiPangan

Ragit adalah salah satu makanan khas Palembang, Sumatera Selatan, yang terkenal dengan rasa gurih dan lezatnya. Berikut adalah beberapa detail tentang ragit:

Asal Usul dan Sejarah

Ragit merupakan makanan yang populer di kalangan bangsawan Palembang pada zaman dahulu. Makanan ini dibuat dari adonan tepung yang dicampur dengan daging sapi, kentang, dan bumbu kari. Kuah kari yang digunakan juga mengandung rempah-rempah seperti kayu manis, kunyit, jahe, lengkuas, dan ketumbar, yang memberikan rasa yang khas dan gurih.

Bahan dan Cara Pembuatan

·  Bahan Ragit

- Tepung Terigu: 75 gram

- Tepung Beras: 40 gram

- Telur: 1 butir

- Santan Kara: 70 ml

- Air: 210 ml

- Kunyit Bubuk: 1 sdm

- Garam: secukupnya


·  Bahan Kari

- Ayam: 1 ekor

- Jeruk Nipis: 1 buah

- Bawang Merah: 12 siung

- Bawang Putih: 6 siung

- Cabe Merah Keriting: 12 buah

- Ketumbar Bubuk: 1 sdt

- Jinten Bubuk: 1 sdt

- Bubuk Kari: 1 sdm

- Sereh: 1 batang

- Jahe: 2 cm

- Kunyit: 2 cm

- Lengkuas: 5 cm

- Garam: 1,5 sdm

- Kaldu Bubuk: 1 sdt

- Daun Jeruk: 3 lembar

- Daun Salam: 3 lembar

- Santan Kental: 250 ml

- Air Matang: 1 liter

- Daun Kari Segar: 1 batang

- Minyak Goreng: secukupnya

Cara Membuat:

  • Ragit:

  - Campur semua bahan ragit, aduk rata.

  - Saring agar tidak ada yang bergerindil.

  - Masukan ke dalam plastik piping bag, gunting ujungnya sedikit.

  - Panaskan teflon, oles dengan margarin tipis.

  - Semprotkan adonan ke teflon, bentuk jala/jaring laba-laba.

  - Setelah matang, gulung lipat perlahan.

  - Tiriskan.

  • Kari

1. Haluskan cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas.

2. Tumis hingga harum, masukkan daun salam, daun jeruk, daun kari.

3. Masak hingga layu, matang, dan harum.

4. Tambahkan ayam, masak hingga ayam berubah warna.

5. Aduk rata.

6. Tambahkan air, garam, kaldu jamur, ketumbar bubuk, jinten bubuk, bumbu kari bubuk.

7. Masak hingga ayam empuk, lalu masukan santan, sambil diaduk rata, hingga ayam matang dan kuah agak menyusut.

8. Koreksi rasa, matikan api.

Karakteristik dan Rasa

Ragit memiliki bentuk jaring laba-laba yang terbuat dari adonan tepung yang dimasak tipis-tipis di atas wajan teflon. Makanan ini disantap dengan kuah kari yang bercitarasa pedas dan gurih. Rasa ragit adalah asin dan sedikit pedas, yang membuatnya terasa enak dan gurih di lidah.

Ketersediaan

Ragit biasanya hanya tersedia di beberapa tempat di Palembang, terutama pada bulan Ramadhan. Selama bulan ini, makanan ini menjadi camilan utama yang dicari warga ketika berbuka puasa. Penjual ragit biasanya menyiapkan banyak porsi ragit untuk memenuhi permintaan yang tinggi pada hari-hari berbuka puasa.

Variasi dan Penyajian

Selain ragit, ada beberapa makanan lain yang mirip dengan ragit, seperti laksan, burgo, dan celimpungan. Semua makanan ini terbuat dari tepung beras dan olahan ikan, disajikan dengan kuah kari yang mirip-mirip. Penyajian ragit biasanya dilengkapi dengan kuah kari yang disiram di atas ragit atau dicocol dengan kuahnya. Ragit merupakan makanan khas Palembang yang unik dan lezat, yang terus mempertahankan tradisinya di kalangan masyarakat Palembang.

Keunikan

  • Tekstur dan Bentuk: Ragit memiliki bentuk yang unik karena dicetak dalam bentuk jaring-jaring tipis, sehingga teksturnya renyah di luar namun lembut di dalam.
  • Rasa: Perpaduan rasa dari ragit dan kuah kari memberikan sensasi gurih dan kaya rempah-rempah, ciri khas masakan Sumatera Selatan.

Kesempatan Menikmati

Ragit biasanya disajikan pada acara-acara khusus, seperti perayaan adat, hari besar keagamaan, atau acara keluarga. Namun, saat ini ragit juga dapat ditemukan di berbagai pasar tradisional dan restoran yang menyajikan masakan khas Palembang. Makanan ini tidak hanya populer di Palembang, tetapi juga mulai dikenal di berbagai daerah lain di Indonesia, bahkan hingga mancanegara, sebagai bagian dari kekayaan kuliner Nusantara.

Referensi:

[1] https://www.sepasinews.com/lifestyle/9099770253/ragit-makanan-khas-palembang-terkenal-kelezatannya

[2] https://infopublik.id/read/195022/10-kuliner-khas-palembang-sumatera-selatan-yang-tak-boleh-dilewatkan.html

[3] https://giwang.sumselprov.go.id/kuliner/detail/244