Daun Kelor

Daun kelor atau yang dikenal dengan nama ilmiah Moringa Oleifera, merupakan tanaman tropis yang memiliki banyak manfaat, tanaman ini berasal dari India. Terdapat banyak istilah atau penyebutan pada tanaman ini di berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya adalah kelor (Jawa, Sunda, Bali, Lampung), maronggih (Madura), moltong (Flores), keloro (Bugis), ongge (Bima), murong atau barunggai (Sumatera) dan hau fo (Timur)[2]. Daun kelor menjadi pangan lokal di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
Manfaat Kelor Bagi Tubuh
Salah satu manfaat paling terkenal dari daun kelor adalah kemampuannya untuk menangkal radikal bebas. Kandungan antioksidan yang tinggi dalam daun kelor membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas, yang dapat berkontribusi pada berbagai penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung. Selain itu, daun kelor juga dikenal efektif dalam mengontrol kadar gula darah, menjadikannya pilihan baik bagi penderita diabetes. Dalam berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa tanaman daun kelor memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Manfaat tanaman daun kelor muncul dari semua bagian pada tanaman daun kelor, yaitu daunnya, kulit batang, buah, sampai biji[3].
Pemanfaatan Kelor
Masyarakat biasa menggunakan daun kelor sebagai pelengkap dalam masakan sehari-hari, seperti dijadikan sebagai lalapan, teh kelor, sayur, gorengan, dan lain sebagainya. Masyarakat NTT biasa menjadikan daun kelor ini sebagi campuran masakan, diantaranya adalah rumpu rampe, dan Jagung katemak. Saat ini pemanfaatan daun kelor semakin berkembang, masyarakat banyak membuat kreasi olahan pangan dari daun kelor menjadi lebih lebih moderen dan mudah dikonsumsi oleh masyarakat luas, stik kelor, kue kering rasa daun kelor, coklat rasa daun kelor, dll.
Morfologi
Tanaman kelor memiliki batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang[4]. Daun kelor memliki ciri berupa: majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda[5]. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 – 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akarnya sendiri tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian besar terpisah[6].
Kandungan Gizi Daun Kelor Segar
Komposisi gizi daun kelor segar (belum dimasak) dihitung per 100 g, dengan Berat Dapat Dimakan (BDD) 65 %[7].
Air (Water) | : 75.5 g |
Energi (Energy) | : 92 Kal |
Protein (Protein) | : 5.1 g |
Lemak (Fat) | : 1.6 g |
Karbohidrat (CHO) | : 14.3 g |
Serat (Fibre) | : 8.2 g |
Abu (ASH) | : 3.5 g |
Kalsium (Ca) | : 1,077 mg |
Fosfor (P) | : 76 mg |
Besi (Fe) | : 6.0 mg |
Natrium (Na) | : 61 mg |
Kalium (K) | : 298.0 mg |
Tembaga (Cu) | : 0.10 mg |
Seng (Zn) | : 0.6 mg |
Beta-Karoten (Carotenes) | : 3,266 mcg |
Thiamin (Vit. B1) | : 0.30 mg |
Riboflavin (Vit. B2) | : 0.10 mg |
Niasin (Niacin) | : 4.2 mg |
Vitamin C (Vit. C) | : 22 mg |
Kandungan Gizi Daun Kelor Rebus
Komposisi gizi daun kelor rebus dihitung per 100 g, dengan Berat Dapat Dimakan (BDD) 100 %[8].
Air (Water) | : 80.3 g |
Energi (Energy) | : 61 Kal |
Protein (Protein) | : 6.1 g |
Lemak (Fat) | : 0.9 g |
Karbohidrat (CHO) | : 10.0 g |
Serat (Fibre) | : 0.9 g |
Abu (ASH) | : 2.6 g |
Kalsium (Ca) | : 255 mg |
Fosfor (P) | : 36 mg |
Besi (Fe) | : 2.1 mg |
Natrium (Na) | : 45 mg |
Kalium (K) | : 181.2 mg |
Tembaga (Cu) | : 0.10 mg |
Seng (Zn) | : 0.6 mg |
Beta-Karoten (Carotenes) | : 3,972 mcg |
Karoten Total (Re) | : 6,071 mcg |
Thiamin (Vit. B1) | : 0.10 mg |
Riboflavin (Vit. B2) | : 0.10 mg |
Niasin (Niacin) | : 4.0 mg |
Vitamin C (Vit. C) | : 13 mg |
Referensi
- ↑ https://fkm.unair.ac.id/yuk-pahami-manfaat-dari-tanaman-moringa-oleifera-kelor-2/
- ↑ https://fkm.unair.ac.id/yuk-pahami-manfaat-dari-tanaman-moringa-oleifera-kelor-2/
- ↑ https://www.biofarma.co.id/id/announcement/detail/keajaiban-daun-kelor-sumber-antioksidan-alami-untuk-kesehatan
- ↑ Amina, Syarifah; Tezar Ramdhan; & Miflihani Yanis. (2015). Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor. Buletin Pertanian Perkotaan 5 (2): 35-44
- ↑ Amzu, Ervizal. (2014). KAMPUNG KONSERVASI KELOR: UPAYA MENDUKUNG GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI DAN MENGATASI MALNUTRISI DI INDONESIA. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan 1 (2): 86-91
- ↑ https://ejournal.borobudur.ac.id/index.php/3/article/view/882/831
- ↑ https://www.panganku.org/id-ID/view
- ↑ https://www.panganku.org/id-ID/view