Bua Seppang

Dari WikiPangan
Revisi sejak 19 Desember 2025 15.56 oleh KataKerja (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi informasi soal Bua Seppang)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Sumber media : Ensiklopedia Pangan Olahan Sulselbar Komunitas Katakerja, 2022


Bua Seppang merupakan kudapan yang berasal dari Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep). Dinamakan Bua Seppang karena bentuknya yang menyerupai buah dari pohon secang, masyarakat Bugis sering juga menyebutnya sebagai pohon kayu seppang, yang sering dijumpai pada kawasan dataran tinggi, misalnya Kecamatan Tondong Tallasa, Pangkep.

Ketan putih yang digiling hingga halus menjadi tepung adalah bahan utama pembuatan Bua Seppang, kemudian bagian tengahnya akan dimasukkan campuran kelapa dan gula merah. Dengan tekstur yang legit dan isian manis, kudapan ini biasanya menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat yang disandingkan dengan teh atau kopi.

Bua Seppang juga biasanya disajikan pada prosesi Mappettuada’ masyarakat Bugis dan Makassar, yaitu acara untuk menyampaikan kabar pernikahan dan jumlah mahar kepada kerabat. Menurut kepercayaan masyarakat, apabila orang yang belum menikah memakan Bua Seppang dari prosesi Mappettuada’ maka jodohnya akan disegerakan.

Bahan dan Pembuatan

Bahan :

  • 250 gram tepung ketan putih
  • 200 gram kelapa parut
  • 100 gram gula merah

Cara pembuatan :

  • Ketan direndam selama 1-2 jam, kemudian dihaluskan.
  • Tepung diuleni dengan mencampurkan air sedikit demi sedikit.
  • Buat campuran kelapa dan gula merah. Masak kemudian sisihkan.
  • Adonan ketan kemudian dipipihkan lalu diisi dengan campuran kelapa dan gula merah di tengahnya dan dibentuk seperti buah seppang.
  • Goreng dan siap untuk dihidangkan.

Referensi

  1. Ensiklopedia Pangan Olahan Sulselbar Komunitas Katakerja, 2022