Sayur Bayam

Bayam (Spinaciaoleracea) adalah salah satu pangan lokal yang paling populer dan dikenal luas karena kandungan gizinya yang melimpah. Dari meja makan sehari-hari hingga cerita kartun, bayam selalu hadir sebagai simbol kesehatan dan kekuatan. Namun, tahukah Anda bagaimana sayuran sederhana ini menempuh perjalanan panjang hingga menjadi favorit di seluruh dunia?
Sejarah dan Asal-usul Bayam
Perjalanan bayam dimulai ribuan tahun yang lalu. Asal-usul bayam diperkirakan berasal dari Persia kuno (sekarang Iran), di mana ia pertama kali dibudidayakan. Catatan sejarah menunjukkan bahwa bayam telah dikenal dan digunakan di Persia setidaknya sejak abad ke-4 Masehi. Bangsa Persia menyebutnya "aspanakh," yang kemudian menjadi cikal bakal nama bayam dalam berbagai bahasa, seperti "spinach" dalam bahasa Inggris.[1]
Dari Persia, bayam menyebar ke berbagai wilayah. Sekitar abad ke-7 Masehi, bayam tiba di Tiongkok melalui Nepal, di mana ia dengan cepat diterima dan dijuluki "sayuran Persia" (boˉcaˋi). Orang Arab juga memainkan peran penting dalam penyebaran bayam. Mereka membawanya ke Afrika Utara dan kemudian ke Spanyol sekitar abad ke-11. Dari Spanyol, bayam mulai menyebar ke seluruh Eropa.[2]
Pada abad ke-14, bayam menjadi populer di Prancis dan Inggris. Bahkan, Ratu Catherine de' Medici dari Prancis (yang berasal dari Firenze, Italia) sangat menyukai bayam dan dilaporkan selalu meminta bayam disajikan dalam setiap hidangan. Kegemarannya ini bahkan memunculkan istilah kuliner "Florentine" yang berarti hidangan disajikan dengan bayam.