Baje

Dari WikiPangan

Baje adalah pangan lokal khas Enrekang, sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari adonan tepung beras yang dicampur dengan air dan gula merah, kemudian dibentuk seperti lembaran tipis dan lebar, lalu dikukus, dan dibungkus dengan daun jagung. Di Kabupaten Bone camilan ini dapat dijumpai di provinsi Sulawesi Selatan diantaranya di desa Waekecce’e, Massila, Hulo, Turu Adae, Ere Cinnong, Latellang dan Pakkasalo, camilan ini biasanya dibuat dan dikonsumsi pada saat pesta maupun sehari-hari. Camilan ini masih dikonsumsi karena digemari oleh banyak orang.

Budaya

Baje sering disajikan dalam acara-acara spesial, seperti acara pernikahan, acara adat, atau dalam kegiatan-kegiatan masyarakat[1].

Jenis-jenis Baje

Baje’ biasanya terbuat dari 3 jenis bahan tambahan yang berbeda:

  • Baje Beras ketan (Songkolo)
  • Baje Jajawut (Ba’tan)
  • Baje Kacang Tanah (Canggoreng).

Ketiganya memiliki rasa dan tekstur yang berbeda. Baje’ Ba’tan memiliki tekstur yang lebih lembut. Sedangkan Baje’ Kacang dan Baje’ Beras memiliki tekstur yang sedikit lebih keras. Rasa gula merah yang manis dengan isian kacang, beras, atau batan akan memberi sensasi rasa yang unik[2].

Cara Membuat

Baje Jajawut (Ba’tan)

  • Bahan: Ba'tan(Jewawut), gula merah, kelapa muda, kelapa tua.
  • Proses pembuatan: ba'tan/ jewawut dan kelapa muda di kukus, setelah di kukus kedua bahan ini ditambahkan gula merah dan di haluskan/ di tumbuk menggunakan lesung kayu. Di setiap potongan baje/wajik dibungkus menggunakan daun jagung kering yang membuatnya terlihat menarik[3].

Baje Beras ketan (Songkolo)

  • Bahan: beras ketan, gula merah, dan kelapa parut. Khusus kelapa parut, bahan tak terlalu penting, karena bisa saja ditiadakan.
  • Cara membuat: Beras ketan terlebih dahulu direndam lalu dikukus sehingga berubah menjadi nasi beras ketan. Nasi jenis ini bagi masyarakat Makassar disebut songkolo dan masyarakat Bugis menyebutnya sokko’. Setelah songkolo siap, maka siapkan gula merah. Cairkan gula merah di atas wajan. Setelah mencair masukkan songkolo tadi dan parutan kelapa. Aduk hingga merata dan gula merahnya mengental membaluti songkolo[4].

Filosofi

Baje memiliki rasa manis dan lengket (mengikat satu sama lain). Antara satu butir songkolo dengan butir yang lain sulit dipisahkan. Baje melambangkan persatuan. Selain itu, rasa manis yang dikandungnya memberi harapan agar kehidupan bisa berjalan dengan manis alias jauh dari marabahaya. Sedangkan sifatnya yang mudah dibuat, namun memiliki manfaat yang banyak menunjukkan pula jika ingin berbuat baik, maka sebaiknya jangan terlalu mempersulit diri[5].

Referensi