Kacang Tanah

Dari WikiPangan
Revisi sejak 11 Desember 2025 14.16 oleh Irma.Riswanti (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Kacang tanah, foto: iStock

Kacang tanah (Arachis hypogaea) berasal dari Amerika Selatan, terutama Peru dan wilayah timur Pegunungan Andes. Seperti leguminosa lain, akarnya bekerja sama dengan bakteri pengikat nitrogen, tetapi yang membedakannya adalah buahnya tumbuh di bawah tanah. Saat panen, tanaman dicabut lalu polongnya dikeringkan sebelum biji dipisahkan. Pengeringan harus benar-benar tuntas karena biji yang lembap mudah diserang jamur Aspergillus flavus, penghasil aflatoksin.

Dalam kuliner Nusantara, terutama Jawa kacang tanah menjadi bahan utama berbagai bumbu, mulai dari gado-gado, ketoprak, sate, siomay hingga batagor. Setelah disangrai atau direbus, bijinya menghasilkan rasa gurih dan pekat yang khas, sehingga menjadikannya salah satu bahan paling serbaguna di dapur lokal[1].

Morfologi

Tanaman kacang tanah memiliki batang menjalar, daun majemuk beranak daun empat, serta bunga kecil berwarna kuning. Setelah penyerbukan, dasar bunga memanjang membentuk ginofor yang menembus tanah dan berkembang menjadi polong. Polong berkulit tipis dan bertekstur jala, berisi 1–4 biji yang terbungkus kulit ari berwarna merah muda hingga ungu, sementara akarnya memiliki bintil tempat hidup bakteri pengikat nitrogen.

Sejarah

Kacang tanah berasal dari Amerika Selatan, khususnya Peru dan wilayah timur Pegunungan Andes, sebelum menyebar ke benua Afrika, Asia, dan akhirnya ke Nusantara melalui jalur perdagangan kolonial. Adaptasinya yang luas terhadap iklim tropis membuat tanaman ini cepat diterima sebagai komoditas pangan dan minyak, lalu berkembang menjadi tanaman penting dalam sistem pertanian rakyat Indonesia.

Olahan

  1. Gado-Gado
  2. Pecel
  3. Karedok
  4. Lotek
  5. Ketoprak
  6. Doclang
  7. Kacang gula
  8. Tengteng kacang
  9. Bumbu Sate Daun
  10. Pisang Gepe
  11. Coto
  12. Pisang Epe

Kandungan Zat Gizi

Komposisi zat gizi kacang tanah rebus tiap 100 gram, dengan berat yang dapat dimakan 43%[2].

Komponen Gizi Jumlah
Air (Water) 40.2 g
Energi (Energy) 360 Kal
Protein (Protein) 13.5 g
Lemak (Fat) 31.2 g
Karbohidrat (CHO) 12.8 g
Abu (Ash) 2.3 g
Kalsium (Ca) 42 mg
Fosfor (P) 177 mg
Besi (Fe) 1.4 mg
Natrium (Na) 32 mg
Kalium (K) 483 mg
Tembaga (Cu) 1.60 mg
Seng (Zn) 2.0 mg
Retinol (Vit. A) 0 mcg
Thiamin (Vit. B1) 0.44 mg
Riboflavin (Vit. B2) 0.13 mg
Niasin (Niacin) 9.0 mg
Vitamin C (Vit. C) 5 mg
  1. Indonesian Gastronomy Foundation. 2025. Pusaka Rasa Nusantara: Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia.
  2. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. https://panganku.org/id-ID/view