Melinjo: Perbedaan antara revisi

Dari WikiPangan
(Artikel baru)
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
Melinjo (''Gnetum gnemon'') merupakan pohon tropis yang mampu mencapai tinggi sekitar 15 meter dan dikenal sebagai tanaman serbaguna karena hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Buah, biji, dan daun melinjo menjadi sumber pangan yang populer di berbagai daerah di Indonesia. Di Jawa Tengah, masyarakat memanfaatkan buah dan daunnya sebagai pelengkap masakan '''sayur asem''', sedangkan di Sumatera Barat daun melinjo kerap diolah menjadi '''gulai'''. Di Papua, daun melinjo menjadi bahan penting dalam hidangan '''sayur bobor'''. Biji melinjo juga memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai bahan baku '''[[emping]]''', yang produksinya tersebar dari Sumatra hingga Sulawesi. Sementara itu, masyarakat Halmahera dan Sulawesi umumnya mengolah daun melinjo dengan cara ditumis untuk melengkapi menu harian<ref>Indonesian Gastronomy Foundation. 2025. Pusaka Rasa Nusantara: Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia.</ref>.  
Melinjo (''Gnetum gnemon'') adalah pohon tropis yang sering kita temui di pekarangan atau tepi kebun, menjulang tenang dengan daun tebal berwarna hijau gelap. Banyak orang mengenalnya sebagai tanaman serbaguna karena hampir semua bagiannya bisa dimasak. Dari daun sampai biji, semuanya punya peran dalam dapur Nusantara, membuat melinjo menjadi tanaman yang terasa akrab dalam kehidupan sehari-hari.
 
== Morfologi ==
Melinjo pohon tropis yang mampu mencapai tinggi sekitar 15 meter memiliki batang tegak dengan percabangan rapi, membentuk siluet menyerupai kerucut memanjang. Daunnya tebal, bertekstur kenyal, dengan bentuk elips yang tersusun berhadapan—ciri khas pohon yang terbiasa menerima sinar matahari intens. Buah melinjo muncul dalam kelompok kecil di batang maupun cabang, berubah warna seiring pematangan dari hijau menjadi merah terang. Biji yang tersembunyi di balik kulit tipisnya berbentuk lonjong dan keras, bagian yang paling sering dimanfaatkan masyarakat. Bijinya berkulit keras dan lonjong, sementara bunganya kecil dan tidak mencolok.
 
== Pemanfaatan ==
Di Jawa Tengah, masyarakat memanfaatkan buah dan daunnya sebagai pelengkap masakan '''sayur asem''', sedangkan di Sumatera Barat daun melinjo kerap diolah menjadi '''gulai'''. Di Papua, daun melinjo menjadi bahan penting dalam hidangan '''sayur bobor'''. Biji melinjo juga memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai bahan baku '''[[emping]]''', yang produksinya tersebar dari Sumatra hingga Sulawesi. Sementara itu, masyarakat Halmahera dan Sulawesi umumnya mengolah daun melinjo dengan cara ditumis untuk melengkapi menu harian<ref>Indonesian Gastronomy Foundation. 2025. Pusaka Rasa Nusantara: Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia.</ref>.
 
== Kandungan Gizi ==
Kandungan gizi daun melinjo segar tiap 100 gram, dengan berat yang dapat dimakan 88%<ref>Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. https://panganku.org/id-ID/view</ref>.
 
[[Kategori:Jawa Tengah]]
[[Kategori:Jawa Tengah]]
[[Kategori:Bahan Pangan]]
[[Kategori:Bahan Pangan]]

Revisi per 4 Desember 2025 12.05

Melinjo (Gnetum gnemon) adalah pohon tropis yang sering kita temui di pekarangan atau tepi kebun, menjulang tenang dengan daun tebal berwarna hijau gelap. Banyak orang mengenalnya sebagai tanaman serbaguna karena hampir semua bagiannya bisa dimasak. Dari daun sampai biji, semuanya punya peran dalam dapur Nusantara, membuat melinjo menjadi tanaman yang terasa akrab dalam kehidupan sehari-hari.

Morfologi

Melinjo pohon tropis yang mampu mencapai tinggi sekitar 15 meter memiliki batang tegak dengan percabangan rapi, membentuk siluet menyerupai kerucut memanjang. Daunnya tebal, bertekstur kenyal, dengan bentuk elips yang tersusun berhadapan—ciri khas pohon yang terbiasa menerima sinar matahari intens. Buah melinjo muncul dalam kelompok kecil di batang maupun cabang, berubah warna seiring pematangan dari hijau menjadi merah terang. Biji yang tersembunyi di balik kulit tipisnya berbentuk lonjong dan keras, bagian yang paling sering dimanfaatkan masyarakat. Bijinya berkulit keras dan lonjong, sementara bunganya kecil dan tidak mencolok.

Pemanfaatan

Di Jawa Tengah, masyarakat memanfaatkan buah dan daunnya sebagai pelengkap masakan sayur asem, sedangkan di Sumatera Barat daun melinjo kerap diolah menjadi gulai. Di Papua, daun melinjo menjadi bahan penting dalam hidangan sayur bobor. Biji melinjo juga memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai bahan baku emping, yang produksinya tersebar dari Sumatra hingga Sulawesi. Sementara itu, masyarakat Halmahera dan Sulawesi umumnya mengolah daun melinjo dengan cara ditumis untuk melengkapi menu harian[1].

Kandungan Gizi

Kandungan gizi daun melinjo segar tiap 100 gram, dengan berat yang dapat dimakan 88%[2].

  1. Indonesian Gastronomy Foundation. 2025. Pusaka Rasa Nusantara: Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia.
  2. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. https://panganku.org/id-ID/view