Aka Bilan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Ester.tara (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas: | [[Berkas:L UMBUTARA05.jpg|jmpl|363x363px|Aka Bilan di panggang menggunakan babika menggunakan tungku batu.Foto : Ester Umbu Tara]] | ||
Aka Bilan | ''Aka Bilan'' atau sagu bakar, merupakan salah satu makanan tradisional dari Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berasal dari tanaman gewang/gebang (''Corypha utan Lamk''). Empulur batang gewang yang sudah tua (umur di atas 20 tahun) dikenal sebagai putak. Putak biasanya diproses dengan cara ekstraksi sederhana seperti pembuatan sagu pada umumnya untuk diambil pati kasar, pati kasar ini kemudian disebut ''akarahun''. ( Buku Food, Land, and People. 2020) | ||
Untuk pembuatan ''aka bilan'', ''akarahun'' atau sagu dari pohon gewang dicampur dengan kacang hijau rebus, parutan kelapa dan sedikit garam atau gula, dapat pula ditambahkan kacang tanah yang di tumbuk halus untuk menambah cita rasa, namun hal ini berdasarkan pengetahuan masyarakat yang mengolahnya. | |||
Alat yang digunakan untuk membakar sagu di sebut babika. Babika terbuat dari tanah liat menyerupai wajan kecil, dimana ketika dibakar maka akan menggunakan dua buah ''babika'' yang akan ditumpuk pada proses pembakaran. Aka Bilan juga bisa dimakan dengan olahan ikan atau pelengkap lainnya, misalnya [[Ikan Nipi|ikan nipi]], [[Lauk Nutu|lauk nutu]] atau olahan ikan lainnya. Aka Bilan mempunyai cita rasa khas yang bisa dinikmati sebagai makanan pokok atau sebagai teman minum teh dan kopi. Aka rahun dan Aka bilan dapat dijumpai di Betun, ibu kota Malaka khususnya di Pasar Mingguan di hari Jumat sore hari sampai sabtu siang hari atau di pasar-pasar tradisional di desa-desa kabupaten Malaka. | |||
== Cara Pengolahan: == | == Cara Pengolahan: == | ||
Bahan: | |||
# Sagu /''akarahun'' | |||
# Parutan kelapa | |||
# Kacang hijau | |||
# Gula kelapa | |||
Alat | |||
# Babika | |||
# Tungku batu | |||
'''Cara membuat akarahun :''' | |||
# Sagu dipotong kecil-kecil, diekstraksi secara sederhana dengan ditumbuk, ayak, dan diendapkan semalaman | |||
# Gumpalan hasil endapan sagu dihaluskan setelah itu disaring | |||
'''Cara Membuat aka bilan''' | |||
# Menyiapkan akarahun, parutan kelapa, kacang hijau, gula kelapa | |||
# Mencampur semua bahan-bahan hingga tercampur dengan baik. | |||
# Wadah yang digunakan untuk memanggang adalah babilak<ref>https://www.galerisumba.com/kuliner/8769272658/mengenal-aka-bilan-makanan-khas-nusa-tenggara-timur-yang-mudah-dibuat</ref> yang terbuat dari tanah liat, pastikan wadah tersebut bersih dan dioles menggunakan parutan kelapa | |||
# Panaskan babilak diatas bara api, ambil sejumlah adonan aka bilan di letakkan pada babilak. Ratakan adonan membentuk lapisan tipis, Setelah beberapa menit ditambahkan topping kacang hijau. | |||
# Pada saat pembuatan menggunakan 2 babilak setelah bergantian. Babilak juga sebagai penutup babilak yang lain. Proses pemanggangan membutuhkan waktu 5-7 menit. Setelah matang langsung disantap selagi panas | |||
== Rujukan == | |||
<references />2. Buku Food, Land and People. Ester Umbu Tara. 2020. |
Revisi terkini sejak 22 Maret 2024 15.04
Aka Bilan atau sagu bakar, merupakan salah satu makanan tradisional dari Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berasal dari tanaman gewang/gebang (Corypha utan Lamk). Empulur batang gewang yang sudah tua (umur di atas 20 tahun) dikenal sebagai putak. Putak biasanya diproses dengan cara ekstraksi sederhana seperti pembuatan sagu pada umumnya untuk diambil pati kasar, pati kasar ini kemudian disebut akarahun. ( Buku Food, Land, and People. 2020)
Untuk pembuatan aka bilan, akarahun atau sagu dari pohon gewang dicampur dengan kacang hijau rebus, parutan kelapa dan sedikit garam atau gula, dapat pula ditambahkan kacang tanah yang di tumbuk halus untuk menambah cita rasa, namun hal ini berdasarkan pengetahuan masyarakat yang mengolahnya.
Alat yang digunakan untuk membakar sagu di sebut babika. Babika terbuat dari tanah liat menyerupai wajan kecil, dimana ketika dibakar maka akan menggunakan dua buah babika yang akan ditumpuk pada proses pembakaran. Aka Bilan juga bisa dimakan dengan olahan ikan atau pelengkap lainnya, misalnya ikan nipi, lauk nutu atau olahan ikan lainnya. Aka Bilan mempunyai cita rasa khas yang bisa dinikmati sebagai makanan pokok atau sebagai teman minum teh dan kopi. Aka rahun dan Aka bilan dapat dijumpai di Betun, ibu kota Malaka khususnya di Pasar Mingguan di hari Jumat sore hari sampai sabtu siang hari atau di pasar-pasar tradisional di desa-desa kabupaten Malaka.
Cara Pengolahan:
Bahan:
- Sagu /akarahun
- Parutan kelapa
- Kacang hijau
- Gula kelapa
Alat
- Babika
- Tungku batu
Cara membuat akarahun :
- Sagu dipotong kecil-kecil, diekstraksi secara sederhana dengan ditumbuk, ayak, dan diendapkan semalaman
- Gumpalan hasil endapan sagu dihaluskan setelah itu disaring
Cara Membuat aka bilan
- Menyiapkan akarahun, parutan kelapa, kacang hijau, gula kelapa
- Mencampur semua bahan-bahan hingga tercampur dengan baik.
- Wadah yang digunakan untuk memanggang adalah babilak[1] yang terbuat dari tanah liat, pastikan wadah tersebut bersih dan dioles menggunakan parutan kelapa
- Panaskan babilak diatas bara api, ambil sejumlah adonan aka bilan di letakkan pada babilak. Ratakan adonan membentuk lapisan tipis, Setelah beberapa menit ditambahkan topping kacang hijau.
- Pada saat pembuatan menggunakan 2 babilak setelah bergantian. Babilak juga sebagai penutup babilak yang lain. Proses pemanggangan membutuhkan waktu 5-7 menit. Setelah matang langsung disantap selagi panas
Rujukan
2. Buku Food, Land and People. Ester Umbu Tara. 2020.