Jagung titi: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Jagung titi adalah salah satu makanan khas dari Nusa Tenggara Timur. Makanan ini biasa disajikan sebagai kudapan atau makanan selingan. Jagung titi secara harfiah adalah jagung tumbuk yang digoreng. Makanan ini memiliki rasa renyah dan gurih serta mengandung banyak serat. | |||
== '''Sejarah dan Asal Daerah''' == | == '''Sejarah dan Asal Daerah''' == | ||
[[Berkas:Jagung Titi.jpg|jmpl|349x349px|''Sumber : Kompasiana.com'']] | [[Berkas:Jagung Titi.jpg|jmpl|349x349px|''Sumber: Kompasiana.com'']] | ||
Ketika zaman penjajahan NTT masuk dalam provinsi Sunda Kecil. Pada saat itu, NTT terdiri dari beberapa kepulauan dengan 3 pulau utama yaitu Flores, Sumba dan Timor Barat. | Ketika zaman penjajahan, Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk dalam provinsi Sunda Kecil. Pada saat itu, NTT terdiri dari beberapa kepulauan dengan 3 pulau utama yaitu Flores, Sumba dan Timor Barat. Sejak dulu NTT menjadi provinsi incaran negara-negara lain, karena mempunyai alam yang kaya akan rempah-rempah, hal ini yang membuat kuliner khas NTT kaya dengan bumbu rempah. Menurut sejarah, menyebutkan bahwa kuliner kawasan Indonesia Timur mirip dengan seni memasak dari Polinesia dan Melanesia, dengan ciri khas sajian yang didominasi rasa rempah dan gurih. Pada saat itu, jagung titi menjadi makanan pokok masyarakat setempat sebagai pengganti beras. [[Jagung Goreng|Jagung]] titi yang merupakan salah satu makanan khas NTT, terutama di pulau Flores seperti pulau Solor, Adonara, Lembata dan Pulau Alor. Jagung titi dimakan dengan kenari, kacang tanah atau ikan asin sesuai selera. Masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Watta Bitti yang berarti jagung yang ditumbuk (dititi) dengan menggunakan batu. | ||
Jagung titi ini biasanya disantap pada saat '''sarapan pagi''' seperti sereal jagung | Jagung titi ini biasanya disantap pada saat '''sarapan pagi''' seperti sereal jagung dan biasanya akan disajikan untuk menjamu tamu atau bekal ke suatu tempat yang jauh karena tahan sampai berbulan-bulan di wadah yang kering. | ||
== ''' | == '''Cara Mengolah''' == | ||
Pembuatan jagung titi terbilang unik | Pembuatan jagung titi terbilang unik yaitu menggunakan 2 buah batu yang berbeda ukuran. Salah satu batu diletakan di atas tanah dan batu lainnya sebesar kepalan tangan digunakan untuk menumbuk jagung,yang sudah disangrai di dalam wajan yang terbuat dari tanah liat. Jagung titi tergolong sangat muda, akan tetapi alat yang dipakai masih tradisional. Alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu: batu besar berpermukaan datar, batu bulat seukuran kepalan tangan orang dewasa, batu tungku, kayu bakar, alat pengaduk dan jagung (bahan dasar). | ||
Pertama jagung dipipil dari tongkolnya, disangrai 5-7 menit hingga setengah matang. | Pertama jagung dipipil dari tongkolnya, disangrai 5-7 menit hingga setengah matang. Biji jagung harus disangrai menggunakan periuk/belanga tanah dari tanah liat. Agar proses transfer panas lebih lambat, tetapi merata ke seluruh bagian jagung pipilan. Jangan sekali-kali menggunakan periuk/wajan dari logam karena dijamin akan rusak berat. Setelah proses penyangraian (''roasting''), dimulailah proses penempaan atau pemukulan. Ambil 5-7 butir jagung panas, lalu taruh di atas batu landasan. Tumbuk butiran jagung panas hingga menjadi pipih. Jadilah jagung titi dua tiga butir berdempetan. | ||
== '''Kandungan Gizi''' == | == '''Kandungan Gizi''' == | ||
Jagung titi yang berasal dari jagung memiliki kandungan gizi sebagai berikut <ref>https://nilaigizi.com/gizi/detailproduk/73/nilai-kandungan-gizi-jagung-titi</ref>: | |||
Per 100 g BDD (Berat Dapat Dimakan) | |||
{| class="wikitable" | |||
| colspan="3" | | |||
| colspan="3" | | |||
| colspan="3" |% AKG* | |||
|- | |||
| colspan="3" |Energi | |||
| colspan="3" |374 kkal | |||
| colspan="3" |17.40 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Lemak total | |||
| colspan="3" |2.20 g | |||
| colspan="3" |3.28 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Vitamin B1 | |||
| colspan="3" |0.20 mg | |||
| colspan="3" |20 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Karbohidrat total | |||
| colspan="3" |79.10 g | |||
| colspan="3" |24.34 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Protein | |||
| colspan="3" |9.40 g | |||
| colspan="3" |15.67 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Serat pangan | |||
| colspan="3" |0.80 g | |||
| colspan="3" |2.67 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Kalsium | |||
| colspan="3" |14 mg | |||
| colspan="3" |1.27 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Fosfor | |||
| colspan="3" |142 mg | |||
| colspan="3" |20.29 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Tembaga | |||
| colspan="3" |9000 mcg | |||
| colspan="3" |1,125 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Besi | |||
| colspan="3" |2.90 mg | |||
| colspan="3" |13.18 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Seng | |||
| colspan="3" |0 mg | |||
| colspan="3" |0 % | |||
|- | |||
| colspan="3" |Air | |||
| colspan="3" |9.20 g | |||
| colspan="3" | - | |||
|- | |||
| colspan="3" |Abu | |||
| colspan="3" |0.10 g | |||
| colspan="3" | - | |||
|} | |||
== '''Budaya, Mitos dan Fakta Menarik Lainnya''' == | == '''Budaya, Mitos dan Fakta Menarik Lainnya''' == | ||
Perkembangan zaman menjadikan jagung titi bukan lagi makanan pokok melainkan menjadi makanan khas daerah setempat. Walaupun | Perkembangan zaman menjadikan jagung titi bukan lagi makanan pokok melainkan menjadi makanan khas daerah setempat. Walaupun bertekstur keras, namun tidak bisa dihilangkan karena warisan nenek moyang. Biasanya jagung titi dihidangkan ketika ada tamu dari daerah luar sebagai bentuk penghormatan tamu tersebut. Jagung titi ini juga bisa di jadikan cemilan (emping jagung), dinikmati sembari minum kopi atau teh. | ||
Pengerjaannya yang | Pengerjaannya yang relatif singkat, akhirnya ibu rumah tangga menggunakannya sebagai mata pencaharian untuk menambah penghasilan keluarga. Setelah selesai pembuatan, jagung titi akan di simpan dan menunggu pembeli. Olahan jagung titi dapat bertahan beberapa hari, bahkan mungkin sampai berminggu-minggu. Walaupun begitu, makanan ini akan tetap terjaga dan awet karena di goreng tanpa menggunakan minyak. | ||
== '''Referensi''' == | == '''Referensi''' == | ||
<references /> | <references /> | ||
__PAKSADAFTARISI__ |
Revisi terkini sejak 21 Maret 2024 23.50
Jagung titi adalah salah satu makanan khas dari Nusa Tenggara Timur. Makanan ini biasa disajikan sebagai kudapan atau makanan selingan. Jagung titi secara harfiah adalah jagung tumbuk yang digoreng. Makanan ini memiliki rasa renyah dan gurih serta mengandung banyak serat.
Sejarah dan Asal Daerah
Ketika zaman penjajahan, Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk dalam provinsi Sunda Kecil. Pada saat itu, NTT terdiri dari beberapa kepulauan dengan 3 pulau utama yaitu Flores, Sumba dan Timor Barat. Sejak dulu NTT menjadi provinsi incaran negara-negara lain, karena mempunyai alam yang kaya akan rempah-rempah, hal ini yang membuat kuliner khas NTT kaya dengan bumbu rempah. Menurut sejarah, menyebutkan bahwa kuliner kawasan Indonesia Timur mirip dengan seni memasak dari Polinesia dan Melanesia, dengan ciri khas sajian yang didominasi rasa rempah dan gurih. Pada saat itu, jagung titi menjadi makanan pokok masyarakat setempat sebagai pengganti beras. Jagung titi yang merupakan salah satu makanan khas NTT, terutama di pulau Flores seperti pulau Solor, Adonara, Lembata dan Pulau Alor. Jagung titi dimakan dengan kenari, kacang tanah atau ikan asin sesuai selera. Masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Watta Bitti yang berarti jagung yang ditumbuk (dititi) dengan menggunakan batu.
Jagung titi ini biasanya disantap pada saat sarapan pagi seperti sereal jagung dan biasanya akan disajikan untuk menjamu tamu atau bekal ke suatu tempat yang jauh karena tahan sampai berbulan-bulan di wadah yang kering.
Cara Mengolah
Pembuatan jagung titi terbilang unik yaitu menggunakan 2 buah batu yang berbeda ukuran. Salah satu batu diletakan di atas tanah dan batu lainnya sebesar kepalan tangan digunakan untuk menumbuk jagung,yang sudah disangrai di dalam wajan yang terbuat dari tanah liat. Jagung titi tergolong sangat muda, akan tetapi alat yang dipakai masih tradisional. Alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu: batu besar berpermukaan datar, batu bulat seukuran kepalan tangan orang dewasa, batu tungku, kayu bakar, alat pengaduk dan jagung (bahan dasar).
Pertama jagung dipipil dari tongkolnya, disangrai 5-7 menit hingga setengah matang. Biji jagung harus disangrai menggunakan periuk/belanga tanah dari tanah liat. Agar proses transfer panas lebih lambat, tetapi merata ke seluruh bagian jagung pipilan. Jangan sekali-kali menggunakan periuk/wajan dari logam karena dijamin akan rusak berat. Setelah proses penyangraian (roasting), dimulailah proses penempaan atau pemukulan. Ambil 5-7 butir jagung panas, lalu taruh di atas batu landasan. Tumbuk butiran jagung panas hingga menjadi pipih. Jadilah jagung titi dua tiga butir berdempetan.
Kandungan Gizi
Jagung titi yang berasal dari jagung memiliki kandungan gizi sebagai berikut [1]:
Per 100 g BDD (Berat Dapat Dimakan)
% AKG* | ||||||||
Energi | 374 kkal | 17.40 % | ||||||
Lemak total | 2.20 g | 3.28 % | ||||||
Vitamin B1 | 0.20 mg | 20 % | ||||||
Karbohidrat total | 79.10 g | 24.34 % | ||||||
Protein | 9.40 g | 15.67 % | ||||||
Serat pangan | 0.80 g | 2.67 % | ||||||
Kalsium | 14 mg | 1.27 % | ||||||
Fosfor | 142 mg | 20.29 % | ||||||
Tembaga | 9000 mcg | 1,125 % | ||||||
Besi | 2.90 mg | 13.18 % | ||||||
Seng | 0 mg | 0 % | ||||||
Air | 9.20 g | - | ||||||
Abu | 0.10 g | - |
Budaya, Mitos dan Fakta Menarik Lainnya
Perkembangan zaman menjadikan jagung titi bukan lagi makanan pokok melainkan menjadi makanan khas daerah setempat. Walaupun bertekstur keras, namun tidak bisa dihilangkan karena warisan nenek moyang. Biasanya jagung titi dihidangkan ketika ada tamu dari daerah luar sebagai bentuk penghormatan tamu tersebut. Jagung titi ini juga bisa di jadikan cemilan (emping jagung), dinikmati sembari minum kopi atau teh.
Pengerjaannya yang relatif singkat, akhirnya ibu rumah tangga menggunakannya sebagai mata pencaharian untuk menambah penghasilan keluarga. Setelah selesai pembuatan, jagung titi akan di simpan dan menunggu pembeli. Olahan jagung titi dapat bertahan beberapa hari, bahkan mungkin sampai berminggu-minggu. Walaupun begitu, makanan ini akan tetap terjaga dan awet karena di goreng tanpa menggunakan minyak.