Piong Bai: Perbedaan antara revisi

Dari WikiPangan
(←Membuat halaman berisi 'jmpl '''PIONG''' adalah salah satu cara memasak masyarakat Toraja Sulawesi Selatan yang paling umum dijumpai. Olahan makanan umumnya dimasak dalam bambu. Sedangkan kata piong lebih khusus merujuk lauk yang dimasak dalam bambu. '''Piong Bai''' merupakan hidangan utama yang disajikan ketika masyarakat Toraja mengadakan perayaan atau upacara adat, seperti rambu solo atau upacara pemakaman dan rambu tuka atau perayaan suka cita seperti...')
 
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Piong Bai.jpg|jmpl]]
[[Berkas:Piong Bai.jpg|jmpl]]
'''PIONG''' adalah salah satu cara memasak masyarakat Toraja Sulawesi Selatan yang paling
'''PIONG''' adalah salah satu cara memasak masyarakat Toraja Sulawesi Selatan yang paling umum dijumpai. Olahan makanan umumnya dimasak dalam bambu. Sedangkan kata piong lebih khusus merujuk lauk yang dimasak dalam bambu. '''Piong Bai''' merupakan hidangan utama yang  disajikan ketika masyarakat Toraja mengadakan perayaan atau upacara adat, seperti rambu solo atau upacara pemakaman dan rambu tuka atau perayaan suka cita seperti pernikahan, mendapat pekerjaan, dan lain sebagainya.


umum dijumpai. Olahan makanan umumnya dimasak dalam bambu. Sedangkan
Menurut kepercayaan nenek moyang masyarakat Toraja, babi adalah persembahan bagi roh orang yang telah meninggal dunia. Babi juga dipercaya sebagai kendaraan menuju Puya, nirwana masyarakat Toraja. Biasanya, masakan ini dihidangkan dengan nasi dan diminum bersama [[ballo]]. Daging babi memiliki tekstur lembut, empuk, berserat dan lemak babi adalah bagian terfavorit di lidah penikmatnya. Apalagi, jika lemaknya pecah di mulut, memberikan sensasi kenikmatan dua kali lipat dari bagian lainnya.
 
kata piong lebih khusus merujuk lauk yang dimasak dalam bambu.
 
'''Piong Bai''' merupakan hidangan utama yang  disajikan ketika
 
masyarakat Toraja mengadakan perayaan atau upacara adat, seperti
 
rambu solo atau upacara pemakaman dan rambu tuka atau perayaan suka
 
cita seperti pernikahan, mendapat pekerjaan, dan lain sebagainya.
 
 
Menurut kepercayaan nenek moyang masyarakat Toraja, babi adalah
 
persembahan bagi roh orang yang telah meninggal dunia. Babi juga
 
dipercaya sebagai kendaraan menuju Puya, nirwana masyarakat Toraja.
 
Biasanya, masakan ini dihidangkan dengan nasi dan diminum bersama
 
ballo. Daging babi memiliki tekstur lembut, empuk, berserat dan
 
lemak babi adalah bagian terfavorit di lidah penikmatnya. Apalagi, jika
 
lemaknya pecah di mulut, memberikan sensasi kenikmatan dua kali lipat
 
dari bagian lainnya.


== Bahan ==
== Bahan ==
Baris 49: Baris 22:
# Setelah masak, kulit luar wadah bambu dikupas agar tidak menyakiti tangan dan terlihat lebih bersih dari bekas pembakaran.
# Setelah masak, kulit luar wadah bambu dikupas agar tidak menyakiti tangan dan terlihat lebih bersih dari bekas pembakaran.
# Setelah matang dan kulit terluar bambu telah dibersihkan, isi pa’piong bai siap disajikan di atas piring.
# Setelah matang dan kulit terluar bambu telah dibersihkan, isi pa’piong bai siap disajikan di atas piring.
[[Kategori:Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Olahan Pangan]]
[[Kategori:Matang]]

Revisi terkini sejak 15 Mei 2025 22.59

PIONG adalah salah satu cara memasak masyarakat Toraja Sulawesi Selatan yang paling umum dijumpai. Olahan makanan umumnya dimasak dalam bambu. Sedangkan kata piong lebih khusus merujuk lauk yang dimasak dalam bambu. Piong Bai merupakan hidangan utama yang disajikan ketika masyarakat Toraja mengadakan perayaan atau upacara adat, seperti rambu solo atau upacara pemakaman dan rambu tuka atau perayaan suka cita seperti pernikahan, mendapat pekerjaan, dan lain sebagainya.

Menurut kepercayaan nenek moyang masyarakat Toraja, babi adalah persembahan bagi roh orang yang telah meninggal dunia. Babi juga dipercaya sebagai kendaraan menuju Puya, nirwana masyarakat Toraja. Biasanya, masakan ini dihidangkan dengan nasi dan diminum bersama ballo. Daging babi memiliki tekstur lembut, empuk, berserat dan lemak babi adalah bagian terfavorit di lidah penikmatnya. Apalagi, jika lemaknya pecah di mulut, memberikan sensasi kenikmatan dua kali lipat dari bagian lainnya.

Bahan

  • Daging babi
  • Daun miana, daun baliung, daun katambi, daun botto, atau daun
  • paradien (pilih salah satunya)
  • Garam
  • Daun bawang
  • Penyedap rasa (opsional)

Cara Membuat

  1. Daging babi dipotong dadu kecil seukuran 3 cm agar matang sempurna. Sebab jika ukuran potongan terlalu besar, butuh waktu lama untuk matang dan akan susah dikunyah.
  2. Setelah dipotong dadu daging dicampur dedaunan, di Makale daun yang paling sering digunakan adalah daun baliung dan daun miyana.
  3. Semua bahan dicampur sampai terasa hangat seperti yang dijelaskan sebelumnya.
  4. Lalu dimasukkan ke dalam wadah bambu dan dibakar pada langan (tempat pembakaran bambu).
  5. Kemudian dibakar dengan api sedang selama kurang lebih satu jam.
  6. Setelah masak, kulit luar wadah bambu dikupas agar tidak menyakiti tangan dan terlihat lebih bersih dari bekas pembakaran.
  7. Setelah matang dan kulit terluar bambu telah dibersihkan, isi pa’piong bai siap disajikan di atas piring.