Donahu Hawu

Dari WikiPangan
Revisi sejak 22 Maret 2024 00.50 oleh Balgies.fortuna (bicara | kontrib) (Menambahkan deskripsi, menyunting filosofi, menambahkan informasi kandungan gizi dan referensi. Referensi sebelumnya dari <<BRIN>>, artikel tidak dapat ditemukan sehingga rujukan dihapus.)

Donahu Hawu [Bahasa Sabu] atau Gula Sabu adalah olahan pangan lokal yang berasal dari masyarakat suku pulau Sabu Raijua. Secara umum , Donahu Hawu sangat terkenal dengan nama Gula Air oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Donahu Hawu adalah minuman khas masyarakat Sabu dan dapat digunakan sebagai bahan olahan makanan seperti Wolappa, Woperaggu dan lain-lain. Di kabupaten Timor Tengah Selatan, gula air sendiri dikenal sebagai hasil olahan dari minuman beralkohol dan masih dikonsumsi

Donahu Hawu memiliki tekstur yang kental dan rasa yang manis. Bahan utama olahan Donahu Hawu adalah Nira yang berasal dari Pohon Lontar. Nira juga terkenal dengan 'Tuak Manis' di wilayah NTT.

Filosofi

Menurut cerita dari masyarakat sabu, pada jaman dulu atau sebelum mengenal pola makan dan makanan-makanan seperti nasi, jagung, roti dan sebagainya, masyarakat sabu hanya mengandalkan Donahu Hawu untuk bertahan hidup. Pola makan jaman dulu tidak berpatokan pada pola makan tiga kali sehari, tetapi kadang-kadang atau hahkan tiga hari sekali, selebihnya , baik lapar maupun haus selalu mengandalkan Gula Air (Aii Donahu). Oleh karena itu, masyarakat sabu percaya, terutama para orang tua bahwa Donahu Hawu juga dapat dijadikan sebagai obat untuk penyakit lambung. Karena jaman dulu sangat jarang bahkan tidak pernah ada yang mengalami penyakit lambung. Rekomendasi untuk mengatasi penyakit lambung adalah dengan mengonsumsi Gula Air (Aii Donahu Hawu) setiap pagi setelah bangun tidur atau dapat juga dicampur dengan tepung kanji lalu direbus hingga kental[1].

Kandungan Gizi

Hingga saat suntingan ini ditulis (Maret 2024), belum ada artikel atau jurnal ilmiah yang membahas kandungan gizi donahu hawu. Namun, beberapa artikel ilmiah menyebutkan bahwa kandungan utama nira atau tuak manis adalah air, glukosa (gula sederhana), sedikit vitamin C, dan mikroba.[2] Kadar air akan menurun dan kadar gula reduksi akan meningkat saat proses pemanasan air nira, hal ini menyebabkan air nira akan menjadi lebih kental.[3]

Cara Mengolah

  1. Siapkan Nira atau Tuak manis secukupnya. Nira yang digunakan adalah nira manis atau yang belum mengandung alkohol
  2. Masak nira hingga mendidih menggunakan nyala api yang besar atau suhu tinggi
  3. Apabila meluap, gunakan tangkai daun kedondong hutan untuk mengaduknya.
  4. Apabila sudah berwarna kekuningan, kurangi nyala api dan tunggu hingga menjadi kental, tidak meluap dan warna berubah menjadi kuning kemerahan (semakin merah artinya semakin kental, dapat disesuaikan dengan selera)
  5. Angkat, biarkan dingin sesuai suhu ruangan, Donahu Hawu telah siap digunakan.

Rujukan

  1. Donahu Hawu » Budaya Indonesia (budaya-indonesia.org)
  2. KARAKTERISTIK NIRA KELAPA FERMENTASI DENGAN METODA FERMENTASI MOROMI | Jurnal Teknologi Industri Pertanian (ipb.ac.id)
  3. The Content of reducing sugar in Siwalan juice (Borassus flabellifer L) before cooking and after cooking | Biosfer : Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi (unpas.ac.id)