Kluwih
Kluwih atau kamonci (Artocarpus camansi) merupakan tanaman tropis yang tumbuh subur di wilayah lembap, mulai dari dataran rendah hingga sekitar 1.550 meter di atas permukaan laut. Pohonnya menyerupai nangka atau sukun, dengan daun besar menjari dan buah berdiameter sekitar 15 cm. Ketika mencapai kematangan, buahnya mengeluarkan aroma manis yang khas. Tanaman ini dapat berkembang di berbagai tipe lahan, seperti tepian sungai, rawa air tawar, hingga area terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
Sejarah
Kamonci dikenal sebagai spesies asli dari Papua Nugini, Kepulauan Maluku, dan Filipina. Tanaman ini dianggap sebagai nenek moyang dari sukun modern (A. altilis) yang kini tersebar luas di berbagai kawasan tropis. Di alam, penyebaran biji kamonci terjadi secara alami melalui pergerakan kalong dan sejumlah mamalia pemakan buah lainnya. Hubungan panjang antara masyarakat lokal dan tanaman ini menjadikan kamonci bagian penting dari sejarah botani dan budaya di berbagai daerah[1].
Pemanfaatan
Dalam tradisi kuliner Jawa, kluwih biasa dimanfaatkan sebagai sayuran, terutama saat masih muda karena teksturnya lebih lunak dan mudah diolah. Bagian daging buah muda umumnya dimasak menjadi lodeh, gulai, atau hidangan berkuah lainnya yang memerlukan rasa gurih alami dari buah ini. Selain sebagai bahan masakan rumahan, kamonci juga digunakan dalam beberapa resep tradisional yang menonjolkan karakter lembut dan seratnya yang halus.
Kandungan Gizi
Kandungan gizi kluwih segar tiap 100 gram, dengan berat yang dapat dimakan 77%[2].
| Komponen Gizi | Jumlah |
|---|---|
| Air (Water) | 70.0 g |
| Energi (Energy) | 118 Kal |
| Protein (Protein) | 1.5 g |
| Lemak (Fat) | 0.3 g |
| Karbohidrat (CHO) | 27.2 g |
| Serat (Fibre) | 5.0 g |
| Abu (ASH) | 1.0 g |
| Kalsium (Ca) | 28 mg |
| Fosfor (P) | 32 mg |
| Besi (Fe) | 0.9 mg |
| Natrium (Na) | 2 mg |
| Kalium (K) | 500.9 mg |
| Tembaga (Cu) | 0.09 mg |
| Seng (Zn) | 0.1 mg |
| Beta-Karoten (Carotenes) | 0 mcg |
| Karoten Total (Re) | 20 mcg |
| Thiamin (Vit. B1) | 0.10 mg |
| Riboflavin (Vit. B2) | 0.03 mg |
| Niasin (Niacin) | 0.9 mg |
| Vitamin C (Vit. C) | 19 mg |
Referensi
- ↑ Indonesian Gastronomy Foundation. 2025. Pusaka Rasa Nusantara: Keanekaragaman Bahan Pangan Indonesia.
- ↑ Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. https://panganku.org/id-ID/view
