Dumpi Eja

Dari WikiPangan
Revisi sejak 28 Mei 2025 13.39 oleh Fadliah.Mubakkirah (bicara | kontrib) (bahan makanan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Jumpi Eja adalah salah satu kue tradisional khas Sulawesi Selatan yang bnayak dijumpai di daerah Bulukumba. Namanya yang cukup unik didengar dan mungkin banyak orang yang masih asing mendengarnya, namun kue ini menyimpan nilai budaya dan simbolis yang cukup dalam. Jumpi Eja ini lebih tepatnya sangat kental pada masyarakat adat suku kajang, yang dikenal sebagai salah satu suku tertua didunia. Selain dikenal dengan ciri khasnya berpakaian serba hitam suku adat kajang juga terkenal dengan makanan khasnya yaitu "Dumpi Eja" atau biasa juga dikenal dengan sebutan kue merah.

Filosofi

Dalam budaya Sulawesi Selatan warna merah (eja) sering dikaitkan dengan semangat hidup, keberanian, dan kekuatan batin Dumpi eja melambangkan kesiapan seseorang untuk menghadapi perubahan hidup, rasa manis dari kue ini, yang berasal dari gula merah, mencerminkan harapan agar hidup seseorang dipenuhi kebahagian, dan rezeki yang manis. Dalam konteks adat, menyajikan dumpi eja berarti turut mendoakan yang terbaik bagi seseorang yang sedang menjalani momen penting dalam hidupnya.

Dumpi eja sendiri merupakan bagian dari tradisi kuliner yang berkembang di lingkungan rumah rumah adat dan ritual keagamaan. Nama “dumpi” merujuk pada jenis kue basah atau camilan kecil, sedangkan “eja” berarti merah. Merah di sini bukan hanya soal warna, tetapi mengandung makna simbolik yang kuat dalam kepercayaan lokal. Dumpi Eja bukan hanya sekadar kue, tetapi juga merupakan bagian dari tradisi dan identitas suku Kajang, mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kesederhanaan, dan kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat adat ini.

Bahan dan Cara Mengolah

BAHAN UTAMA:

  • Tepung ketan putih (menjadi dasar adonan yang memberi tekstur kenyal)
  • Gula merah serut atau iris halus (memberi rasa manis legit dan warna merah khas "eja")
  • Gula pasir (opsional, untuk menyeimbangkan rasa)
  • Air putih (untuk melarutkan gula dan mencampur adonan)
  • Sejumput garam (untuk memperkuat rasa manis)

PELENGKAP (OPSIONAL)

  • Kelapa parut kasar (setengah tua) secukupnya -dikukus dengan sedikit garam, untuk taburan diatas dumpi eja.
  • Daun pisang (digunakan sebagai alas saat mengukus, agar tidak lengket dan memberi aroma khas.

CARA MENGOLAH:

Rendam beras sekitar 5- 10 jam kemudian kemudian tiriskan selanjutnya beras tersebut digiling sampai menjadi tepung. Ambil tepung 5 liter dan diaduk dengan tangan ditambahkan gula merah yg telah disisir sebanyak 3 liter sampai menyatu, tambahkan air sedikit demi sedikit sampai membentuk bulatan yang kenyal. Setelah adonan bersatu kemudian diamkan dalam wadah (baskom) sampai semuanya benar-benar bersatu tanpa serat dan membentuk adonan, kemudian tambahkan wijen 1 gelas. diamkan sekitar 12 jam. siapkan penggorengan, minyak. dan bersiap untuk menggorengnya.

Kandungan Gizi

Zat Gizi Perkiraan Kandungan
Energi 100–120 kkal
Karbohidrat 20–25 gram
Protein 1–2 gram
Lemak 2–4 gram
Serat <1 gram
Zat Besi <0,5 mg
Kalsium <20 mg

Nilai di atas adalah estimasi berdasarkan komposisi bahan utama dan metode pengolahan.

Rujukan