Pallu kaloa
Pallu kaloa adalah salah satu makanan khas dari Makassar. Makanan ini dijadikan sebagai makanan pendamping sehari-hari yang sampai saat ini masih sering ditemukan.

Daftar Isi
- Sejarah & Filosofi
- Bahan
- Cara Mengelolah
- Kandungan Gizi
Sejarah & Filosofi
Pallu kaloa adalah salah satu makanan khas dari Makassar. Nama "Pallu Kaloa" berasal dari bahasa Makassar, yang dimana "Pallu" berarti "masakan" dan "kaloa" merujuk pada rempah kluwek atau keluak yang menjadi bahan utama dalam hidangan ini. Secara harfiah, Pallu Kaloa berarti "masakan dengan kluwek". Nama ini mencerminkan filosofi sederhana namun mendalam: setiap masakan adalah perpaduan antara teknik (memasak) dan kearifan lokal (penggunaan rempah khas daerah).[1]
Dalam tradisi Makassar, Pallu Kaloa sering disajikan dalam momen kebersamaan, seperti makan keluarga atau pertemuan penting. Kuah hitam pekat dengan rasa gurih dan aroma rempah yang kuat menjadi simbol kehangatan, kebersamaan, dan keterbukaan dalam menerima tamu atau kerabat. Hidangan ini mengajak siapa pun yang menikmatinya untuk merasakan kehangatan tradisi dan keramahan masyarakat Makassar
Pallu Kaloa bukan sekadar makanan pendamping, melainkan representasi kekayaan rempah-rempah dan hasil laut Sulawesi Selatan. Penggunaan kepala ikan sebagai bahan utama melambangkan penghargaan terhadap seluruh bagian hasil tangkapan laut, tanpa ada yang terbuang sia-sia. Hal ini menunjukkan filosofi masyarakat Makassar yang menghargai sumber daya alam dan hidup selaras dengan lingkungan.
Pallu Kaloa juga menyimpan filosofi inovasi dan adaptasi. Hidangan ini lahir dari eksperimen seorang peracik kuliner yang mencoba menghadirkan sesuatu yang berbeda di tengah dominasi masakan berkuah kuning (pallu mara). Keberhasilan Pallu Kaloa menjadi populer menunjukkan bahwa keberanian mencoba hal baru dan memadukan unsur lokal dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai dan bertahan lama.[2]
Bahan
Bahan utamanya biasanya kepala ikan laut, terutama ikan kakap merah atau putih. Namun, bisa juga menggunakan ikan lain seperti kerapu, lamuru, kaneke, atau tuna. Meski identik dengan kepala ikan, Pallu Kaloa juga dapat diolah menggunakan bagian lain dari ikan, bahkan daging sapi atau ayam sesuai selera. Pallu Kaloa terkenal dengan kuahnya yang berwarna kehitaman, yang dihasilkan dari penggunaan kluwek. Cita rasanya sangat kompleks, dengan perpaduan gurih, asam, dan aroma rempah yang khas. Selain kluwek, bumbu-bumbu yang digunakan antara lain:
- Lengkuas
- Sereh
- Bawang putih dan bawang merah
- Kayu manis
- Pala
- Jinten
- Daun salam
- Cengkeh
- Ketumbar
- Merica
- Asam jawa
- Kelapa sangrai (kadang ditambahkan untuk memperkaya rasa dan tekstur kuah)
Bahan utamanya biasanya kepala ikan laut, terutama ikan kakap merah atau putih. Namun, bisa juga menggunakan ikan lain seperti kerapu, lamuru, kaneke, atau tuna. Meski identik dengan kepala ikan, Pallu Kaloa juga dapat diolah menggunakan bagian lain dari ikan, bahkan daging sapi atau ayam sesuai selera.
Cara Mengelolah
Untuk mengolahnya, pertama-tama bersihkan kepala ikan atau ayam, lalu lumuri dengan air jeruk nipis dan garam agar bau amis hilang. Selanjutnya, rendam kluwek dengan air panas, ambil dagingnya, dan haluskan bersama bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, jahe, serta rempah-rempah seperti jinten, ketumbar, merica, pala, dan cengkeh. Tumis bumbu halus bersama serai, daun salam, dan daun jeruk hingga harum, kemudian masukkan kelapa sangrai yang sudah dihaluskan dan aduk rata. Masukkan kepala ikan atau ayam ke dalam tumisan bumbu, tambahkan air dan air asam jawa, lalu masak hingga matang dan bumbu meresap. Terakhir, tambahkan garam, gula, dan kaldu bubuk sesuai selera, koreksi rasa, dan sajikan Pallu Kaloa panas dengan nasi putih serta pelengkap seperti sambal atau jeruk nipis. Hidangan ini memadukan rasa gurih, asam, dan aroma rempah yang khas, menjadikannya sajian yang kaya cita rasa dan tradisi.
Kandungan Gizi[3]
Berikut adalah tabel kandungan gizi dari Pallu Kaloa per porsi berdasarkan data yang tersedia:
Zat Gizi | Jumlah | % Angka Kecukupan Gizi (AKG)* |
---|---|---|
Energi | 15 kkal | 0.70% |
Protein | 15.20 g | 25.33% |
Lemak Total | 4.30 g | 6.42% |
Karbohidrat | 8.80 g | 2.71% |
Serat Pangan | 0 g | 0% |
Vitamin A | 0 mcg | 0% |
Vitamin B1 | 0.30 mg | 30% |
Vitamin B2 | 0.14 mg | 14% |
Vitamin B3 | 7.50 mg | 50% |
Vitamin C | 0 mg | 0% |
Kalsium | 40 mg | 3.64% |
Fosfor | 170 mg | 24.29% |
Natrium | 605 mg | 40.33% |
Kalium | 153 mg | 3.26% |
Tembaga | 600 mcg | 75% |
Besi | 1.10 mg | 5% |
Seng | 1.10 mg | 8.46% |
- ↑ https://www.detik.com/sulsel/kuliner/d-6228949/sejarah-pallu-kaloa-dari-resep-coba-coba-jadi-kuliner-khas-makassar
- ↑ https://makassar.tribunnews.com/2020/06/13/mengenal-peracik-pertama-pallu-kaloa-kuliner-khas-sulsel-dan-sejarah-rm-pallu-kaloa-66
- ↑ https://gizifpok.upi.edu/2023/09/22/mari-mengenal-tabel-komposisi-bahan-pangan/