Lanya

Lanya atau Lenye-lenye merupakan makanan khas masyarakat Luwu Raya yang sudah dikonsumsi oleh para leluhur sebagai kudapan atau cemilan sejak dulu. Lanya sendiri sering kali disajikan sebagai makanan pendamping dan kerap dijadikan sebagai sarapan oleh sebagian masyarakat. Kudapan ini dinamakan Lanya/Lenye-Lenye karena dalam proses pembuatannya, bahan-bahan yang telah disatukan harus ditekan-tekan untuk memipihkan adonan agar bahan dapat menyatu membentuk kulit Lanya. Dalam bahasa Bugis hal ini disebut sebagai Lanya, oleh karena itu penamaan Lanya sejatinya berangkat dari proses pembuatannya. Sama dengan makanan khas Luwu yaitu Sinole hidangan ini memiliki bahan dasar yang sama dari sagu dan kelapa, namun Lanya disajikan dengan variasi yang berbeda.[1]
Bahan & Alat
- Sagu
- Kelapa
- Garam
- Gula Merah
- Wajan
- Sendok Nasi
Proses Pembuatan
- Satukan sagu, kelapa, dan juga garam menjadi satu adonan.
- Panaskan wajan, lalu sebarkan adonan yang telah disatukan dengan merata.
- Kemudian tekan-tekan adonan agar menyatu.
- Setelah adonan menyatu dengan baik, angkat kulit Lanya yang siap untuk di isi.
- Kemudian masukkan gula merah yang telah dihancurkan secara merata ke kulit Lanya.
- Kemudian gulung kulit Lanya yang telah diisi dengan gula merah.
- Akhirnya, Lanya siap disajikan.
- ↑ Kusdarianto, I., & Sari, H. (2021). Pengolahan sagu menjadi sinoledenganvarian rasa di masyarakat Tana Luwu: Sebagai upaya penambahan ekonomi selama pandemi Covid-19. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(3), 829-833.