Pu’lilo

Dari WikiPangan
Revisi sejak 14 Desember 2023 01.23 oleh Arizka.mufida (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Pu’lilo atau Jamur Kering adalah awetan jamur dengan cara dikeringkan. Pu’lilo biasanya diolah saat musim hujan, karena jamur banyak ditemukna pada musim ini. Masyarakat akan mengambil jamur ini untuk dikonsumsi. Selain itu, masyarakat juga mengeringkan pu’lilo dengan 2 cara agar bisa bertahan lama, yakni : # Saat musim panas, masyarakat akan menjemur pu’lilo dibawah matahari selama 1 2 atau 3 hari, hingga benar-benar kering. Lalu disimpan untuk dikonsu...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pu’lilo atau Jamur Kering adalah awetan jamur dengan cara dikeringkan.

Pu’lilo biasanya diolah saat musim hujan, karena jamur banyak ditemukna pada musim ini. Masyarakat akan mengambil jamur ini untuk dikonsumsi. Selain itu, masyarakat juga mengeringkan pu’lilo dengan 2 cara agar bisa bertahan lama, yakni :

  1. Saat musim panas, masyarakat akan menjemur pu’lilo dibawah matahari selama 1 2 atau 3 hari, hingga benar-benar kering. Lalu disimpan untuk dikonsumsi kedepannya.
  2. Saat musim hujan, masyarakat akan mengasapnya (seik) di atas rumah bulat.

Setelah dikeringkan, jamur bisa bertahan lebih dari 6 bulan untuk kemudina diolah dengan cara direndam terlebih dahulu dalam air panas.

Pu’lilo biasa diolah menjadi dengan direbus, ditumis, dibuat lu’at.

Pu’lilo atau jamur kering dari NTT