Mak Tutu

Dari WikiPangan
Revisi sejak 21 Maret 2025 11.27 oleh Syifa.nuraeni (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'jmpl|200x200px|Mak Tutu<ref>https://pelopor9.com/berita/2026/makanan-tradisional-</ref> '''Mak Tutu''' merupakan pangan lokal khas Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sebaian masyarakat juga ada yang menyebutnya dengan '''Koe Tutu'''. Mak Tutu adalah makanan dari hasil olahan jagung menjadi serupa dengan beras, kemudian bisa di masak menjadi bubur atau menjadi nasi jagung. Mak Tutu di...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Mak Tutu[1]

Mak Tutu merupakan pangan lokal khas Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sebaian masyarakat juga ada yang menyebutnya dengan Koe Tutu. Mak Tutu adalah makanan dari hasil olahan jagung menjadi serupa dengan beras, kemudian bisa di masak menjadi bubur atau menjadi nasi jagung. Mak Tutu di konsumsi oleh semua orang atau kalangan umur, terutama balita, dan orang tua yang sudah tidak memiliki gigi. Tekstur Mak Tutu tidak sekeras Pena Tema dan Pen Bose (Li Ana dan Mnasi), sebelum mengenal beras Mak Tutu adalah makanan lunak bagi orang dawan[2].

Cara Pembuatan

Cara Pembuatan Mak Tutu adalah sebagai berikut;

  1. Pipil Jagung
  2. Jagung yang telah dipipil kemudian diolah dengan cara "di-titi" menggunakan fatu tutu atau "batu titi" (Fatu Enaf dan Fatu Ana).
  3. Kemudian ditapis atau diayak mengunakan nyiru (Tupa) untuk memisahkan yang kasar (Leot) dan yang halus (Ut).
  4. Setelah ditapis kemudian tepung (Ut) terpisah dengan butiran yang kasar (Leot).
  5. Selanjutnya mulai di proses masak dengan menggunakan Periuk Tanah (Nai Klofo) yang sudah terisi dengan air. Proses masak perlu diperhatikan agar diaduk berulang kali, karena jika tidak maka akan melekat pada dasar periuk, seperti nasi dari beras.
  6. Waktu masak Mak Tutu sekitar 10-15 menit. Setelah 10-15 menit dimasak Mak Tutu siap disajikan untuk dinikmati.

Catatan:

  • Perlu juga diperhatikan pada saat masak Mak Tutu yakni mudah menguap, sehingga lengket dalam bagian dasar periuk yang akan menghasilkan lempengan hangus yang tidak bisa di makan oleh manusia. Tapi bisa dimakan hewan ternak piaraan di rumah seperti anjing dan babi.
  • Biasanya Mak Tutu per satu kilo dapat di konsumsi oleh empat sampai sembilan orang.
  • Mak Tutu biasa dikonsumsi dengan lauk yang ada, atau sambal luat.
  • Tingkat konsumsi Mak Tutu yang teratur, dapat berpengaruh pada berat badan dan padat fisik[2].

Perubahan

Dengan berkembangnya zaman, proses Mak Tutu tidak lagi mengunakan Fatu Tutu (Faut Enaf dan Faut Ana), tetapi mengunakan Mol yang lebih praktis dan cepat sehingga perlahan nama Mak Tutu berubah menjadi Mak Fole (Makanan Mol). Mak Tutu perlahan dilupakan orang pada beberapa tahun terakhir, hal tersebut salah satunya disebabkan karena masyarakat sudah dapat mengakses beras dengan mudah, sehingga masyarakat dawan tidak banyak lagi yang mengonsumsi Mak Tutu[2].

Referensi