Alpukat

Alpukat merupakan jenis buah-buahan yang banyak diproduksi di Indonesia. Salah satu daerah yang memiliki hasil panen alpukat adalah adalah Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Alpukat Soe, yang merupakan komoditas unggulan dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal dengan rasa legit dan enak, bahkan dianggap sebagai salah satu alpukat paling enak di Nusantara. Alpukat di Soe biasanya dijual pertumpuk bukan perkilogram, biasanya satu tumpuk bisa 3-5 buah tergantung besarnya.

Alpukat memiliki nama ilmiah Persea americana, selain itu buah ini juga memiliki nama lain di beberapa daerah; Alpuket (Jawa Barat), Alpokat (Jawa), Boah pokat, Jamboo pokat (Batak), Jamboo mentega, Jamboo pooan, Pokat (Lampung)[1].
Morfologi
- Akar tunggang.
- Batang berkayu, berwarna cokelat.
- Daun tunggal dan simetris, berbentuk bulat telur dan oval memanjang, serta tebal.
- Bunga keluar pada ujung cabang atau ranting dalam tangkai panjang.
- Buah memiliki kulit buah yang bervariasi, warna hijau. Daging buah hijau di bagian bawah kulit dan menguning ke arah biji[1].
Budidaya
Tumbuhan alpukat dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian antara 0-2.000 m dpl, suhu rata-rata 14-40 °C. Tanaman ini tidak toleran terhadap genangan air yang terus menerus, tetapi menyukai daerah beriklim basah dengan curah hujan 500-2.000 mm/th, tanah lembap dengan pH tanah 5-5,8. Alpukat dapat dibudidayakan melalui beberapa cara;
- Perbanyakan tanaman secara generatif (biji) dan vegetatif (okulasi dan cangkok).
- Bibit okulasi (sambungan) di tanam pada jarak 12 x 12 m.
- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 40 cm[1].
Di Kota Soe, Ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pohon alpukat sangat mudah dijumpai, jampir setiap rumah memiliki pohon alpukat di pekarangan rumahnya.
Pemanfaatan
Alpukat Soe ini terkenal dengan rasa yang sangat legit, masyarakat baru mengonsumsi alpukat dengan cara memakan buah segarnya secara langsung, saat ini masih belum banyak pengolahan pascapanen yang dilakukan untuk konsumsi buah alpukat atau memperpanjang umur konsumsinya. Bahkan jika panenen berlebih, masyarakat memberikan alpukatnya untuk dimakan hewan ternak.
Kandungan Gizi
Komposisi gizi dari alpukat dihitung per 100 g, dengan Berat Dapat Dimakan (BDD) 61%[2].
Air (Water) | : 84.3 g |
Energi (Energy) | : 85 Kal |
Protein (Protein) | : 0.9 g |
Lemak (Fat) | : 6.5 g |
Karbohidrat (CHO) | : 7.7 g |
Abu (ASH) | : 0.6 g |
Kalsium (Ca) | : 10 mg |
Fosfor (P) | : 20 mg |
Besi (Fe) | : 0.9 mg |
Natrium (Na) | : 2 mg |
Kalium (K) | : 278.0 mg |
Tembaga (Cu) | : 0.20 mg |
Seng (Zn) | : 0.4 mg |
Beta-Karoten (Carotenes) | : 189 mcg |
Karoten Total (Re) | : 180 mcg |
Thiamin (Vit. B1) | : 0.05 mg |
Riboflavin (Vit. B2) | : 0.08 mg |
Niasin (Niacin) | : 1.0 mg |
Vitamin C (Vit. C) | : 13 mg |