Kecipir

Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.) adalah tumbuhan merambat yang termasuk dalam family Fabaceae (kacang-kacangan). Kecipir banyak dijumpai di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan nama kacang belimbing (Sumatera Utara, Sumatera Barat), kacang embing (Palembang), jaat (Sunda), cipir, kecipir (Jawa), kelongkang (Bali), biraro (Menado, Ternate). Semua bagian tanaman kecipir, kecuali batang, dapat dikonsumsi yaitu daun, bunga, polong muda, biji baik biji segar maupun kering dan umbi[2]. Di Nusa Tenggara Timur, khususnya kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Maumere kecipir merupakan bahan pangan lokal yang dikonsumsi masyarakat.
Morfologi
- Akar tunggang memiliki akar samping yang panjang, menjalar datar dekat permukaan tanah, sebagian menebal membentuk umbi.
- Batang silindris, beruas-ruas.
- Daun majemuk dengan tiga anak daun, berbentuk bundar telur hingga segitiga.
- Bunga berwarna putih kebiruan, tipe kupu-kupu, dalam karangan berisi 2-10 kuntum, tumbuh di ketiak daun, berkelamin dua.
- Buah polong, lurus berbentuk segi empat dengan empat buah sayap yang bergerigi.
- Biji bulat, diameter 5-10 mm, kuning, cokelat hingga hitam, kadang-kadang putih, kadang berbintik sebanyak 5-21 per polong[3].
Budidaya
Kecipir dapat dibudidayakan secara generatif (biji), berasal dari tanaman induk tua yang sehat, lebat dan bersih dari hama penyakit. Kecipir tumbuh di daerah tropis di dataran rendah yang lembap hingga ketinggian 2.000 m dpl. Menyukai iklim kering dengan curah hujan 1.000-2.500 mm/th, suhu udara 18-30 °C, pH tanah 5,5-7, sinar matahari penuh, drainase baik (tidak tergenang air)[3].
Pemanfaatan
Masyarakat NTT biasa mengolah kecipir dengan cara dijadikan tumis kecipir. Di beberapa daerah lain Kecipir umumnya ditanam untuk diambil buahnya yang muda, yang beserta pucuk dan daun-daun yang muda biasanya direbus untuk dijadikan penganan (misalnya untuk lalap, pecal, atau urap) atau dicampurkan ke dalam sayur.
Kandungan Gizi
Komposisi gizi kecipir (muda) dihitung per 100 g, dengan Berat Dapat Dimakan (BDD) 96 %[4].
Air (Water) | : 90.4 g |
Energi (Energy) | : 32 Kal |
Protein (Protein) | : 2.9 g |
Lemak (Fat) | : 0.2 g |
Karbohidrat (CHO) | : 5.8 g |
Serat (Fibre) | : 5.5 g |
Abu (ASH) | : 0.7 g |
Kalsium (Ca) | : 63 mg |
Fosfor (P) | : 37 mg |
Besi (Fe) | : 0.3 mg |
Natrium (Na) | : 3 mg |
Kalium (K) | : 103.8 mg |
Tembaga (Cu) | : 0.18 mg |
Seng (Zn) | : 0.4 mg |
Beta-Karoten (Carotenes) | : 261 mcg |
Karoten Total (Re) | : 595 mcg |
Thiamin (Vit. B1) | : 0.24 mg |
Riboflavin (Vit. B2) | : 0.11 mg |
Niasin (Niacin) | : 0.7 mg |
Vitamin C (Vit. C) | : 19 mg |