Bunga Gamal

Dari WikiPangan
Revisi sejak 19 Maret 2025 12.03 oleh Syifa.nuraeni (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'al=Gamal|jmpl|266x266px|Bunga Gamal<ref>https://x.com/dickysenda/status/1308259458330443776</ref> Bunga Gamal (''Gliricidia sepium) tersebar di'' hampir seluruh Nusantara, seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Ambon, Maluku, Ternate, Tidore, dan Irian Jaya. Pada beberapa daerah Gamal juga disebut dengan Sliridia, Liriksidia, Sirida (Jawa), Cebreng (Sunda). Gamal merupakan pohon multiguna yang banyak d...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Gamal
Bunga Gamal[1]

Bunga Gamal (Gliricidia sepium) tersebar di hampir seluruh Nusantara, seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Ambon, Maluku, Ternate, Tidore, dan Irian Jaya. Pada beberapa daerah Gamal juga disebut dengan Sliridia, Liriksidia, Sirida (Jawa), Cebreng (Sunda). Gamal merupakan pohon multiguna yang banyak dibudidayakan untuk berbagai fungsi[2].

Morfologi

  • Akar tunggang, berserabut banyak, putih kecokelatan.
  • Batang tegak, bulat, berkerak, berkayu, berwarna cokelat keabu-abuan, mudah retak, permukaan kulit agak kasar, retak-retak kecil, berlentisel jarang.
  • Daun majemuk, imparipinnate (menyirip ganjil), letak daun tersusun berseling, terdiri dari sekitar 13 - 21 helai anak daun, helaian daun berbentuk elips hingga jorong, bagian pangkal tumpul hingga membulat, bagian ujung meruncing, bagian tepi rata, berwarna hijau tua di permukaan atas, dan hijau muda di permukaan bawah, gundul (tidak memiliki bulu). Memiliki tangkai 8-12 cm, silindris, gundul, menebal di bagian pangkal, hijau muda.
  • Bunga berwarna merah muda dan cenderung memudar menjadi ungu pucat saat menua serta terdapat warna kuning pucat di bagian tengah. Perbungaan majemuk, berbentuk karang, berkelamin 2, keluar dari ketiak daun. Benang sari kuning, putik putih.
  • Buah bertipe polong, pipih, panjang 10-11,5 cm, berisi 3-19 biji, berwarna hijau.
  • Biji berbentuk ellipsoid, kecil, mengkilat, berwarna cokelat hingga hitam[2].

Budidaya

  • Perbanyakan gamal dapat dilakukan secara vegetatif (stek batang/cabang) maupun generatif (biji).
  • Perbanyakan menggunakan stek dilakukan dengan memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda, dari pohon induk yang tidak terkena penyakit, dengan diameter 1,5-2 cm, panjang 15-30 cm, kemudian dipotong miring dan segera ditanam pada media tanam[2].

Pemanfaatan

Di masa lalu tanaman ini sering digunakan sebagai pohon peneduh tanaman perkebunan, tetapi sekarang gamal juga digunakan sebagai tanaman pagar, tanaman hias, pupuk hijau, pakan ternak, tanaman pencegah erosi, reklamasi lahan gundul dan menstabilkan tanah, serta sayuran (bagian bunganya). Kayunya banyak digunakan sebagai bahan dalam produksi arang, furnitur, peralatan pertanian. Selain itu, tanaman ini memiliki manfaat penting lainnya yaitu sebagai bahan pengobatan tradisional dan bahan kosmetik[2]. Di Nusa Tenggara Timur (NTT) bunga gamal merupakan bahan pangan lokal yang sering diolah menjadi sayur.

Cara Pengolahan

Ada beberapa cara untuk mengolah bunga gamal, diantaranya adalah:

Ditumis dengan daun pepaya: ambil bunga yg belum mekar, rebus dengan bunga pepaya. Lalu peras airnya, tumis dengan terasi dan cabai dengan banyak bawang putih[3].

Ditumis dengan lemak daging:

Bahan-bahan:

  • Bunga gamal ukuran satu baskom.
  • 2 siung bawang putih iris halus.
  • 3 siung bawang merah iris halus.
  • 3 buah lombok keriting iris serong tipis.
  • 200 gr lemak daging sapi/babi iris kecil.
  • Kaldu sapi bubuk secukupnya
  • Garam secukupnya.
  • Sedikit Minyak untuk menumis.

Cara membuat:

  • Bersihkan bunga gamal, lalu rebus sampai mendidih, dan buang airnya.
  • Cuci bersih lalu sisihkan.
  • Tumis bawang merah, bawang putih dan lombok keriting.
  • Masukan lemak daging.
  • Tumis hingga daging matang.
  • Masukan bunga gamal, kaldu bubuk, garam.
  • Bisa tambahkan penyedap lain sesuai selera.
  • Angkat dan sajikan[4].

Referensi