Pepaya jepang

Dari WikiPangan
Revisi sejak 17 Maret 2025 14.51 oleh Syifa.nuraeni (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Pepaya Jepang, Foto: Syifa Fitriah Nuraeni

Pepaya jepang (Cnidofolus aconitifolius) merupakan salah satu sayur yang dikonsumsi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pepaya jepang memiliki cita rasa yang berbeda tidak seperti daun pepaya pada umumnya yang pahit. Pepaya jepang justru memiliki cita rasa yang mirip dengan daun ubi. Selain cita rasanya yang enak, pepaya jepang juga mampu tumbuh dengan baik tanpa perlu perawatan khusus, sehingga banyak ditanam di pekarangan rumah maupun di kebun.

Cara Mengolah

  1. Petik pepaya jepang. Hati-hati saat memetik pepaya jepang karena getahnya dapat menimbulkan rasa gatal di kulit.
  2. Cuci bersih pepaya jepang
  3. Rebus air hingga mendidih lalu masukkan pepaya jepang.
  4. Durasi rebus tergantung dari tekstur yang kita inginkan (sebaiknya berkisar antara 5-15 menit, agar asam sianida dan turunannya terurai).
  5. Jika sayur pepaya jepang sudah empuk. Angkat dan tiriskan airnya.
  6. Peres daun pepaya jepang. Selanjutnya pepaya jepang bisa diiris untuk ditumis atau dibuat menjadi ragam olahan lainnya.

Sejarah

Pepaya jepang berasal dari Semenanjung Yukatan di Meksiko, Amerika Tengah. Pertama kali ditemukan oleh I. M. Johnt pada area hutan terbuka. Tanaman ini dikenal sebagai chaya di Meksiko. Pepaya jepang atau chaya ternyata merupakan sayuran yang juga dikonsumsi oleh Suku Maya. Penyebaran stek pepaya jepang ke Indonesia dimulai pada tahun 1998.

Kandungan

Berikut kandungan gizi dalam 100 gr daun pepaya jepang : 11,4 mg zat besi, 165 mg vit. C, 39 mg fosfor, 5,7% protein, 0,4%lemak, dan 1,9% serat. Kandungan zat besi dan vit. C dalam pepaya jepang 2x lipat dibanding daun bayam[1].

Manfaat

Tanaman Pepaya Jepang ini digunakan sebagai tanaman hias karena keunikan dari daunya. Khasiat tanaman Pepaya Jepang diantaranya sebagai obat analgetik (anti nyeri), antihiperlipidemia, antihiperglikemia dan bahkan antikanker. Senyawa kimia yang paling banyak adalah senyawa flavonoid yang diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu didukung dengan tanin, alkaloid, dan saponin yang mempercepat laju penurunan kolesterol. Adanya penemuan baru tentang daun kates jepang ini diharapakan dapat mematahkan isu yang beredar di masyarakat bahwasanya tanaman ini sesungguhnya tidak beracun justru memberikan efek yang bai dan dapat dijadikan sebagai obat alternatif untuk mengatasi penyakit hiperkolestero[2].

Referensi