Kacang Turis

Dari WikiPangan
Revisi sejak 14 Maret 2025 15.59 oleh Syifa.nuraeni (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'jmpl|200x200px|Kacang Turis, Foto: Balgies Devi Fortuna Kacang turis adalah biji tanaman yang bisa dimakan yang berasal dari keluarga polong-polongan. Tumbuh dalam polong dan memiliki beragam bentuk, ukuran, dan warna. Kacang turis merupakan bahan pangan lokal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di NTT kacang turis biasa diolah menjadi lauk dan juga dapat dicampur dalam jagung katemak dan Jagung...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Kacang Turis, Foto: Balgies Devi Fortuna

Kacang turis adalah biji tanaman yang bisa dimakan yang berasal dari keluarga polong-polongan. Tumbuh dalam polong dan memiliki beragam bentuk, ukuran, dan warna. Kacang turis merupakan bahan pangan lokal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di NTT kacang turis biasa diolah menjadi lauk dan juga dapat dicampur dalam jagung katemak dan jagung bose. Kacang Turis di Indonesia dikenal dengan sebutan kacang gude.

Nama di Daerah Lain

Kacang Turis memiliki nama ilmilah Cajanus Cajan, pada beberapa daerah di Indonesia kacang turis memiliki nama yang berbeda-beda, kacang turis juga disebut binatung (Makassar), fouhate (Ternate dan Tidore), gude, kacang kayu, kacang gude (Jawa), Bito' (Selayar), guḍi (Madura), kacang bali (Bahasa Melayu), kacang hiris (Sunda))[1], kance (Bugis), kekace, undis (Bali), lebui (Sasak), kacang iris, kacang turis, lebui, legui, puwe jai (Halmahera), turis (Rote), tunis (Timor), ritik lias (Batak Karo), koloure (Tomia-Wakatobi)[2], Lebui (Sasak-Lombok), dan kacang-kayu (Kisar-Maluku Barat Daya)[1].

Morfologi

  • Tumbuhan kacang turis memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut:
  • Batang: Berkayu, bulat, beralur, berbulu, hijau kecoklatan.
  • Daun: Majemuk, bulat tejur sampai elips, tersebar, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, bertangkai pendek, hijau.
  • Bunga: Majemuk, bentuk tandan, karangan bunga 15-30cm, kelopak bentuk tabung, berbagi empat, berbulu, hijau muda, benang sari berbentuk tabung, ujung pecan, serbuk sari kuning, putik satu, bengkok, putih , mahkota bentuk kupu-kupu, kuning.
  • Buah: Polong, panjang ± 1 0 cm, berbulu, pipih, hijau.
  • Biji: Kecil, bulat, coklat.
  • Akar: Tunggang, putih kusam[1].

Kandungan Gizi

Komposisi gizi kacang turis segar, kering, dan rebus dihitung per 100 g, dengan Berat Dapat Dimakan (BDD) 100 %[3].

Kandungan Gizi Kacang Turis
Segar Kering Rebus
Air (Water) : 70.3 g : 70.3 g : 61.5 g
Energi (Energy) : 114 Kal : 114 Kal : 147 Kal
Protein (Protein) : 7.0 g : 7.0 g : 9.0 g
Lemak (Fat) : 0.6 g : 0.6 g : 0.5 g
Karbohidrat (CHO) : 20.8 g : 20.8 g : 27.5 g
Serat (Fibre) : 4.4 g : 4.4 g : 3.4 g
Abu (ASH) : 2.3 g : 2.3 g : 1.5 g
Kalsium (Ca) : 3 mg : 3 mg : 50 mg
Fosfor (P) : 122 mg : 122 mg : 175 mg
Besi (Fe) : 1.5 mg : 1.5 mg : 2.0 mg
Natrium (Na) : 4 mg : 4 mg : 14 mg
Kalium (K) : 480.5 mg : 480.5 mg : 1,126.0 mg
Tembaga (Cu) : 0.12 mg : 0.12 mg : 0.80 mg
Seng (Zn) : 0.9 mg : 0.9 mg : 2.7 mg
Karoten Total (Re) : 70 mcg : 70 mcg : 12 mcg
Thiamin (Vit. B1) : 0.37 mg : 0.37 mg : 0.10 mg
Riboflavin (Vit. B2) : 0.07 mg : 0.07 mg : 0.07 mg
Niasin (Niacin) : 0.8 mg : 0.8 mg : 13.2 mg
Vitamin C (Vit. C) : 43 mg : 43 mg

Budidaya

Kacang Turis mungkin bisa dipergunakan sebagai tanaman yang bisa ditanam di tempat kering di Indonesia, bisa ditanam di tepian perkebunan dan sawah-sawah. Kemudian, ia juga diperbanyak baik dengan biji maupun setek. Ia ditanam dengan jarak antar baris 30–50 cm × 75–150 cm. Bisa ditanam secara bersamaan dengan sorgum, kacang tanah, dan kapas[4].

Referensi

  1. 1,0 1,1 1,2 https://web.archive.org/web/20081207052904/http://bebas.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-050.pdf
  2. https://web.archive.org/web/20130515064604/http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=114
  3. https://www.panganku.org/id-ID/view
  4. van der Maesen, L.J.G. (1989)."Cajanus cajan (L.) Millsp". In: van der Maesen, L.J.G. & Somaatmadja, S. (Editor). "Plant Resources of South-East Asia No. 1: Pulses." Pudoc, Wageningen, The Netherlands, hal. 39-42 dalam