Sokko puluq mandoti

Dari WikiPangan
Revisi sejak 5 Februari 2024 14.50 oleh Arizka.mufida (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
pulu mandoti dan sokko pulu mandoti

Sokko puluq mandoti secara harfiah adalah nasi ketan, salah satu olahan makanan yang berbahan dari beras ketan khas Kabupaten Enrekang. Di Enrekang, jenis padi dibagi menjadi dua, yakni koah dan pulu. Istilah koah diperuntukkan untuk padi yang dimasak menjadi beras, seperti pare tillok, pare jambu, pare lambau, pare riri, pare barri, dan pare doi. Sedangkan, pulu adalah istilah yang diperuntukkan untuk beras ketan, seperti pulu mandoti (ketan merah), pulu pinjan (ketan putih), dan pulu lotong (ketan hitam).

Mandoti berasal dari Bahasa Duri yang terdiri atas dua kata, yaitu mang yang berarti melakukan dan doti yang berarti perlakukan jampi-jampi untuk mempengaruhi akal pikiran dan orang lain. Sehingga mangdoti bisa diartikan sebagai melakukan jampi-jampi untuk mempengaruhi akal pikiran dan orang lain. Pemberian nama ini wajar diberikan kepada pulu mandoti sebab aroma pulu mandoti yang begitu kuat dan khas yang dapat membuat lapar orang yang menghirup wanginya.

Bahan Baku

  • 1 liter pulu mandoti
  • Santan kelapa (1 kelapa tua)
  • Garam secukupnya

Cara Pembuatan:

  1. Pulu mandoti dibersihkan lalu direndam kurang lebih selama 12 jam;
  2. Kukus selama 20-30 menit hingga pulen;
  3. Angkat lalu Campurkan dengan santan kelapa dan garam
  4. Aduk hingga merata;
  5. Pulo mandoti yang telah dicampurkan dengan santan kemudian dikukus kembali hingga matang.

Fungsi

Sokko pulu mandoti biasa dijadikan makanan oleh masyarakat Massenrempulu. Sokko Pulu Mandoti memiliki tekstur yang pulen dan cita rasa yang gurih. Untuk menambah kenikmatannya, biasanya Sokko Pulu Mandoti disajikan dengan lauk, berupa ikan asin atau telur rebus.

Sebagai sumber gizi, sokko pulu mandoti dijadikan sebagai sumber karbohidrat.

Masyarakat Salukanan biasanya menggunakan Sokko Pulu Mandoti pada berbagai acara seperti pernikahan atau pada acara kematian. Namun, khusus untuk acara aqiqah, tidak boleh menggunakan Sokko Pulu Mandoti. Masyarakat Duri juga biasanya meghadirkan sokko pulu mandoti dalam berbagai ritual adat, seperti mangpakande sangsuran

Rujukan

Katakerja.(2022). Ensiklopedia Pangan Olahan Sulselbar. Makassar: Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.