Mangga Indramayu

Mangga Indramayu merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan dari Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Masyarakat setempat membudidayakan mangga ini secara turun-temurun, dan varietas yang dikenal luas sebagai “mangga Indramayu” adalah mangga cengkir, yaitu jenis yang memiliki daging buah tebal, manis, dan beraroma kuat. Pada tahun 2006, varietas Mangga Cengkir resmi ditetapkan sebagai varietas unggul melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 305/Kpts/SR.120/4/2006[1].
Mangga varietas ini dikenal luas sebagai salah satu mangga paling populer di Indonesia karena rasanya yang manis, daging buahnya tebal, dan aromanya khas. Ketika masyarakat mencari mangga berkualitas di pasar, mangga Indramayu sering menjadi pilihan pertama karena konsistensi rasa serta tampilannya yang menarik, kulit berwarna kuning cerah dengan tekstur halus. Reputasi ini terbentuk dari tradisi budidaya mangga yang kuat di Indramayu, sehingga daerah ini identik sebagai sentra mangga unggulan yang menghasilkan buah dengan kualitas stabil dari tahun ke tahun.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Genus: Mangifera
Spesies: Mangifera indica
Sejarah
Mangga merupakan tanaman buah tahunan (perennial plants) berupa pohon berbatang keras dari famili Anacardiaceae. Mangga berasal dari India sebelum menyebar ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Asal-usul penyebaran ini terekam dalam istilah Tamil mangas atau mankay, yang kemudian melahirkan kata “mangga”. Secara ilmiah, mangga dinamai Mangifera indica yang menguatkan bahwa tanaman ini berasal dari India[2].
Di Indonesia mangga mulai dibudidayakan secara luas, termasuk di wilayah Indramayu. Budidaya mangga Indramayu berkembang sejak masa kolonial ketika masyarakat menanamnya di pekarangan dan lahan kering Pantura. Kondisi pesisir yang panas serta musim kering panjang membuat mangga menjadi tanaman yang paling adaptif dan produktif. Pada 1980-an, pemerintah daerah menetapkan mangga sebagai komoditas unggulan, sehingga Indramayu berkembang menjadi sentra produksi sekaligus pemasok penting bagi pasar nasional dan ekspor[3].
Ekologis
Tanaman manggadapat tumbuh optimal pada lingkungan pesisir dengan curah hujan 750–2.000 mm per tahun dan musim kering 4–7 bulan. Tanah berpasir hingga berlempung menyediakan aerasi dan drainase baik sehingga akar dapat berkembang tanpa risiko pembusukan. Tanaman mangga mampu tumbuh hingga ketinggian ±1.300 m di atas permukaan laut, namun zona produksi terbaik berada pada ketinggian maksimal 500 m[2].
Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada ketinggian 0–100 m di atas permukaan laut, sehingga menyediakan suhu hangat dan intensitas cahaya tinggi yang mendukung pembungaan dan pematangan buah. Hembusan angin laut Pantura membantu menurunkan kelembapan daun sehingga risiko penyakit jamur lebih rendah. Kombinasi faktor ekologis tersebut mendorong terbentuknya kualitas mangga Indramayu yang manis, beraroma kuat, dan konsisten dari tahun ke tahun[3].
Tiga Varietas Primadona Petani Indramayu
Varietas mangga yang banyak dibudidayakan dan populer di Kabupaten Indramayu meliputi:
- Mangga cengkir merupakan varietas yang paling identik dengan Mangga Indramayu karena daging buahnya tebal, manis, dan beraroma kuat.

Mangga cengkir (foto: Irma R) - Mangga arumanis dikenal memiliki rasa manis tajam, tekstur lembut, dan tingkat kematangan yang seragam.

Mangga harumanis (foto: edesa.my) - Mangga gedong gincu memiliki nilai ekonomi tinggi dengan warna kulit cerah dan aroma khas yang kuat.

Mangga gedong gincu (foto: Irma R)
Kandunan Gizi
Komposisi gizi mangga indramayu tiap 100 gram, dengan berat dapat dimakan 65%[4].
| Komponen Gizi | Kandungan |
|---|---|
| Air (Water) | 80.2 g |
| Energi (Energy) | 72 Kal |
| Protein (Protein) | 0.8 g |
| Lemak (Fat) | 0.2 g |
| Karbohidrat (CHO) | 18.7 g |
| Serat (Fibre) | 2.5 g |
| Abu (Ash) | 0.1 g |
| Kalsium (Ca) | 13 mg |
| Fosfor (P) | 10 mg |
| Besi (Fe) | 1.9 mg |
| Natrium (Na) | 3 mg |
| Kalium (K) | 131.4 mg |
| Tembaga (Cu) | 0.06 mg |
| Seng (Zn) | 0.1 mg |
| Beta-Karoten (Carotenes) | 178 mcg |
| Karoten Total (RE) | 2,900 mcg |
| Thiamin (Vit. B1) | 0.06 mg |
| Riboflavin (Vit. B2) | 0.02 mg |
| Niasin (Niacin) | 0.5 mg |
| Vitamin C (Vit. C) | 16 mg |
Referensi
- ↑ Surat Keputusan Menteri Pertanian No.305/Kpts/SR.120/4/2006.
- ↑ 2,0 2,1 Rohmaningtyas D. 2010. Perbanyakan tanaman mangga dengan okulasi di Kebun Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Tejomantri Wonorejo Polokarto Sukoharjo [s kripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
- ↑ 3,0 3,1 Triani F. 2018. Dampak variasi iklim terhadap produktivitas mangga (Mangivera indica) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat [skripsi]. Malang: Universitas Brawijaya.
- ↑ Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. https://panganku.org/id-ID/view
