Dangke: Perbedaan antara revisi
(←Membuat halaman berisi 'jmpl|300x300px|Dangke, keju khas nusantara dari Enrekang, Sulawesi Selatan Dangke adalah salah satu kuliner khas Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya wilayah Enrekang. Dangke dikenal juga dengan sebutan keju khas nusantara, karena terbuat dari bahan baku susu. Dangke memiliki warna putih, bertekstur kenyal seperti tahu dan memiliki rasa gurih mirip keju. Dangke dibuat dengan bahan utama dari susu sapi dna kerbau, yang didihkan sampai menge...') |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
Dangke biasa dimakan sebagai makanan pelengkap, setelah digoreng atau dibakar dan kemudian disajikan sebagai lauk. Dangke telah dibuat dibuat sejak ratusna tahun yang lalu/ Pada awalnya, dangke hanya disajikan untuk bangsawan, namun saat ini dangke sudah dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dan umum dijadikan salah satu oleh-oleh khas dari Enrekang atau Makassar. | Dangke biasa dimakan sebagai makanan pelengkap, setelah digoreng atau dibakar dan kemudian disajikan sebagai lauk. Dangke telah dibuat dibuat sejak ratusna tahun yang lalu/ Pada awalnya, dangke hanya disajikan untuk bangsawan, namun saat ini dangke sudah dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dan umum dijadikan salah satu oleh-oleh khas dari Enrekang atau Makassar. | ||
== Cara Pembuatan == | |||
Dangke dibuat dengan cara mencampurkan rebusan susu dnegan garam, getah pepaya atau dari buah nanas | |||
== Sejarah == | == Sejarah == |
Revisi per 5 Februari 2024 14.17
Dangke adalah salah satu kuliner khas Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya wilayah Enrekang. Dangke dikenal juga dengan sebutan keju khas nusantara, karena terbuat dari bahan baku susu. Dangke memiliki warna putih, bertekstur kenyal seperti tahu dan memiliki rasa gurih mirip keju.
Dangke dibuat dengan bahan utama dari susu sapi dna kerbau, yang didihkan sampai mengental dan kandungan air hilang. Dangke biasa dcetak mengerucut dan dibungkus dengan balutan daun pisang.
Dangke biasa dimakan sebagai makanan pelengkap, setelah digoreng atau dibakar dan kemudian disajikan sebagai lauk. Dangke telah dibuat dibuat sejak ratusna tahun yang lalu/ Pada awalnya, dangke hanya disajikan untuk bangsawan, namun saat ini dangke sudah dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dan umum dijadikan salah satu oleh-oleh khas dari Enrekang atau Makassar.
Cara Pembuatan
Dangke dibuat dengan cara mencampurkan rebusan susu dnegan garam, getah pepaya atau dari buah nanas
Sejarah
Penamaan 'Dangke' ini tidak lepas dari pengaruh Belanda dimasa lalu. Pada tahun 1900an sajian keju ini disajikan kepada Belanda dan mereka mengucakpan 'dangke (terima kasih)', sejak itulah makanan ini dikenal dengan nama dangke. Sebagai salah satu warisan kuliner Indonesia, dangke juga telah memiliki sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dari Kemenkumham RI[1]