Ikan kembung: Perbedaan antara revisi

Dari WikiPangan
(Kandungan gizi)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 62: Baris 62:
== Rujukan ==
== Rujukan ==
<references />
<references />
[[Kategori:Bahan Pangan]]

Revisi terkini sejak 17 November 2025 16.54

Ikan kembung
Ikan kembung

Ikan kembung (Rastrelliger spp.) adalah ikan yang mudah didapatkan dan banyak dikonsumsi di Indonesia. Ikan kembung merupakan ikan pelagis, atau bisa juga disebut sebagai ikan minyak[1]. Ikan pelagis mengandung minyak hingga 30 persen dalam jaringan tubuhnya dan di dalam rongga perutnya. Tergolong pada ikan pelagis kecil, ikan kembung berkerabat dengan ikan lemuru dan tongkol.

Di beberapa daerah, ikan kembung memiliki nama lain. Di Ambon, kembung dijuluki lema atau tatare. Di Makassar, ikan kembung disebut banyar atau banyara[2].

Ikan kembung tergolong ikan yang cukup ekonomis dan merupakan komoditas yang paling dicari oleh nelayan di Indonesia. Selain dijual dalam bentuk segar, ikan kembung juga biasa dijual dalam bentuk ikan asin maupun ikan pindang[2].

Kandungan Gizi

Ikan kembung memiliki kandungan protein yang cukup tinggi (sekitar 21%), sehingga dapat dijadikan sebagai sumber protein hewani terlebih bagi anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan.

Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017, kandungan gizi pada 100 gram dapat dimakan ikan kembung diantaranya:[3]

Air (Water) : 71.4 g
Energi (Energy) : 125 Kal
Protein (Protein) : 21.3 g
Lemak (Fat) : 3.4 g
Karbohidrat (CHO) : 2.2 g
Abu (ASH) : 1.7 g
Kalsium (Ca) : 136 mg
Fosfor (P) : 69 mg
Besi (Fe) : 0.8 mg
Natrium (Na) : 214 mg
Kalium (K) : 245.0 mg
Tembaga (Cu) : 0.20 mg
Seng (Zn) : 1.1 mg
Thiamin (Vit. B1) : 0.26 mg
Riboflavin (Vit. B2) : 0.03 mg
Niasin (Niacin) : 0.2 mg

Rujukan

  1. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/08/19/ikan-pelagis
  2. 2,0 2,1 https://dkpp.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/menilik-ikan-kembung-si-ikan-pelagis-kecil-15
  3. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.