Beppa pute: Perbedaan antara revisi

Dari WikiPangan
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
''Beppa Pute’'' atau dalam bahasa bugis ''beppa'' (kue) dan ''pute'' (putih), merupakan kue tradisional yang biasa disajikan pada saat acara-acara dan upacara adat dalam masyarakat bugis seperti acara pernikahan, aqiqah, kematian maupun acara selamatan ''mendre’ bola'' (rumah baru). ''Beppa Pute'' merupakan kue yang terbuat dari ketan putih, telur potase’ serta ''pije pulu’'' sebagai perekat. Pembuatan adonan ''beppa pute ini'' cukup sulit dan membutuhkan keahlian khusus.  
''Beppa Pute'' atau dalam bahasa bugis ''beppa'' (kue) dan ''pute'' (putih), merupakan kue tradisional yang biasa disajikan pada saat acara-acara dan upacara adat dalam masyarakat bugis seperti acara pernikahan, aqiqah, kematian maupun acara selamatan ''mendre’ bola'' (rumah baru). ''Beppa Pute'' merupakan kue yang terbuat dari ketan putih, telur potase’ serta ''pije pulu’'' sebagai perekat. Pembuatan adonan ''beppa pute ini'' cukup sulit dan membutuhkan keahlian khusus.  
[[Berkas:Beppa pute.jpg|jmpl|400x400px|Katakerja. (2022). Ensiklopedia Pangan Olahan SulSelBar. Makassar: Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.]]
[[Berkas:Beppa pute.jpg|jmpl|400x400px|Katakerja. (2022). Ensiklopedia Pangan Olahan SulSelBar. Makassar: Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.]]



Revisi per 5 Februari 2024 15.37

Beppa Pute atau dalam bahasa bugis beppa (kue) dan pute (putih), merupakan kue tradisional yang biasa disajikan pada saat acara-acara dan upacara adat dalam masyarakat bugis seperti acara pernikahan, aqiqah, kematian maupun acara selamatan mendre’ bola (rumah baru). Beppa Pute merupakan kue yang terbuat dari ketan putih, telur potase’ serta pije pulu’ sebagai perekat. Pembuatan adonan beppa pute ini cukup sulit dan membutuhkan keahlian khusus.

Gagal membuat miniatur: Berkas dengan dimensi lebih besar dari 12,5 MP
Katakerja. (2022). Ensiklopedia Pangan Olahan SulSelBar. Makassar: Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Asal Makanan

Beppa Pute merupakan kue yang selalu ada dalam dalam setiap rangkaian acara masyarakat bugis. Kue ini sudah ada sejak zaman kerajaan dimana dimana cara penyajian, jumlah kue, dan bentuk kue sangat beragam. Terdapat 12 bentuk beppa pute yaitu (batu lawo, sojo, pandua bessi, buah paria, utara giling, tai lati, singkeru nabi, ambe langgong/ambe lau, pippi, kajajanga,bua gumpa dan arua ). Setiap bentuk tersebut memiliki nama serta memiliki makna atau simbol yang membedakan strata sosial antara bangsawan dan rakyat biasa.

Beppa pute biasa disajikan menggunakan bosara’, Sariwita atau juga di tata di piring dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung jenis dan status sosial yang mengadakan acara. Misalnya pada acara yang ditujukan oleh bangsawan bugis (sompa kati), sariwita akan berisikan 188 beppa pute. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat biasa (sompa’ beasa) sariwita’ berisikan 124 beppa pute. Sedangkan pada acara seperti pernikahan, aqiqah, kematian atau memasuki rumah baru,  isian piring biasanya terdiri dari 12, 19, atau 7 dalam satu piring. Tergantung siapa yang mengadakan acara tersebut begitupun dengan jenis bentuk beppa pute apa yang  diinginkan[1]>.

Resep Makanan:

  • Telur 5 butir
  • ½ sendok potase
  • 1 bungkus ketan putih
  • 5 butir pije pulu’
  • 2 liter minyak goreng
  • 1 Liter gula pasir

Cara Pembuatan:

  • Pecahkan telur 5 butir ke dalam baskom yang telah dibersihkan, campurkan ½ sendok potase’ kemudian dikocok.
  • Selanjutnya campurkan ketan putih dan juga pije pulu’ yang telah dihaluskan sebelumnya kemudian diayak.
  • Campurkan 1 sendok makan minyak goreng ke dalam adonan sambil adonan diuleni hingga mengeras.
  • Setelah adonan jadi, masukkan kedalam alat penggiling kue kemudian digiling dan ditekan hingga membentuk adonan tali panjang
  • Potong-potong menjadi beberapa bagian kemudian dibentuk-bentuk sesuai jenis beppa pute yang akan dibuat sambil sesekali mengolesi tangan dengan minyak agar adonan tidak menempel.
  • Setelah adonan sudah dibentuk dan dicetak, selanjutnya dimasukkan kedalam wajan yang telah diisi minyak didiamkan beberapa menit sampai minyak meresap kedalam adonan.
  • Selanjutnya adonan kue yang direndam kedalam minyak dingin dimasukkan ke dalam wajan berisi minyak yang telah dipanasi dan siap untuk digoreng. Beppa pute harus selalu dibalik dan ditekan agar kue mengapung pertanda kue mengembang dengan sempurna.
  • Setelah matang beppa pute ditiriskan di atas pattapi’ (ayakan) dan kemudian diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum dijemur dibawah sinar matahari agar sisa-sisa minyaknya hilang.
  • Selanjutnya beppa pute yang telah dijemur kurang lebih satu atau setengah hari siap untuk diberi lelehan gula. Gula dilelehkan dengan api kecil agar tidak gosong.
  • Setelah gula mencair, beppa pute disorong (dicelupkan satu-persatu ke lelehan gula) dan dibolak-balik sampai gula merata.
  • Setelah diberi cairan gula, beppa pute siap untuk dihidangkan
  1. Katakerja. (2022). Ensiklopedia Pangan Olahan SulSelBar. Makassar: Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.