Ubi Cilembu: Perbedaan antara revisi

Dari WikiPangan
(membuat artikel baru)
 
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Ubi Cilembu oleh Balgies Devi Fortuna.jpg|jmpl|Gambar Ubi Cilembu Mentah oleh Balgies Devi Fortuna]]
[[Berkas:Ubi Cilembu oleh Balgies Devi Fortuna.jpg|jmpl|Gambar Ubi Cilembu Mentah oleh Balgies Devi Fortuna]]
Ubi Cilembu, atau dikenal juga dengan nama lokal seperti ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela rambat (Jawa), serta sebutan internasional sweetpotato (Inggris) dan shoyo (Jepang), adalah sumber karbohidrat penting bagi ketahanan pangan kita. Selain kaya karbohidrat, ubi ini juga mengandung beragam vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).<ref name=":0">https://repository.pertanian.go.id/bitstreams/4f79df11-0f63-450b-8739-e04c159a1de0/download</ref>
Ubi Cilembu, atau dikenal juga dengan nama lokal seperti ketela rambat, huwi boled, huwi arnet (Sunda), tela rambat (Jawa), serta sebutan internasional sweetpotato (Inggris) dan shoyo (Jepang), adalah sumber karbohidrat penting bagi ketahanan pangan kita. Selain kaya karbohidrat, ubi ini juga mengandung beragam vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).<ref name=":0">https://repository.pertanian.go.id/bitstreams/4f79df11-0f63-450b-8739-e04c159a1de0/download</ref>


Di Indonesia, terdapat beberapa varietas ubi jalar seperti Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, dan Sewu. Namun, ubi Cilembu yang berasal dari Sumedang baru dirilis pada tahun 2001. Setiap varietas ini memiliki karakteristik rasa yang unik dan berbeda.<ref name=":0" />
Di Indonesia, terdapat beberapa varietas ubi jalar seperti Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, dan Sewu. Namun, ubi Cilembu yang berasal dari Sumedang baru dirilis pada tahun 2001. Setiap varietas ini memiliki karakteristik rasa yang unik dan berbeda.<ref name=":0" />
Baris 100: Baris 100:
== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />
[[Kategori:Jawa Barat]]

Revisi terkini sejak 26 Mei 2025 15.21

Gambar Ubi Cilembu Mentah oleh Balgies Devi Fortuna

Ubi Cilembu, atau dikenal juga dengan nama lokal seperti ketela rambat, huwi boled, huwi arnet (Sunda), tela rambat (Jawa), serta sebutan internasional sweetpotato (Inggris) dan shoyo (Jepang), adalah sumber karbohidrat penting bagi ketahanan pangan kita. Selain kaya karbohidrat, ubi ini juga mengandung beragam vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).[1]

Di Indonesia, terdapat beberapa varietas ubi jalar seperti Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, dan Sewu. Namun, ubi Cilembu yang berasal dari Sumedang baru dirilis pada tahun 2001. Setiap varietas ini memiliki karakteristik rasa yang unik dan berbeda.[1]

Ubi Cilembu adalah produk pertanian unggulan yang sangat dibanggakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Daerah utama penghasil ubi ini meliputi Desa Cilembu, serta wilayah Cadas Pangeran, yang semuanya berada di Kabupaten Sumedang. Meskipun, ubi ini juga cukup dikenal di beberapa daerah lainnya di Jawa Barat seperti Bogor.

Keunikan rasanya yang manis seperti madu diyakini karena kondisi tanah di daerah Cilembu yang mengandung bakteri khusus, yaitu Rhizosfer dan Endofit. Ubi ini umumnya dinikmati setelah dipanggang dalam oven hingga empuk dan mengeluarkan cairan lengket manis yang menjadi ciri khasnya. Rasa manisnya akan lebih kuat jika ubi disimpan lebih dari seminggu sebelum diolah.[2]

Jenis Ubi Cilembu

Ubi Cilembu memiliki beberapa varietas, di antaranya:[1]

  • Jenis Nirkum: Populer sejak 1990-an, namun kini jarang dibudidayakan massal karena nilai ekonomis rendah dan budidaya yang rumit. Petani sering menyilangkan Nirkum dengan jenis lain untuk menghasilkan ubi Rancing.
  • Jenis Nirkum Ketan (Ubi Rancing/Mene’s): Varietas ini lebih manis, berbentuk panjang, dan memiliki daging kemerahan. Ubi jenis ini bahkan sudah diekspor ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Korea, dan Jepang.
  • Jenis Ubi Odos/Jawer: Dicirikan oleh kulit yang putih kekuningan saat mentah, dan menghasilkan cairan madu lebih sedikit dibanding jenis Nirkum.
  • Jenis Ubi Inul: Bentuknya lebih bulat menyerupai kentang, berwarna kuning pudar, dan rasanya kurang manis atau bahkan hampir tidak manis.

Budidaya Ubi Cilembu

Ubi Cilembu tumbuh optimal pada temperatur udara 21-27 derajat Celsius dan kelembaban 50-60%, karena suhu rendah dapat menghambat pembentukan karbohidrat dan pertumbuhan umbi. Tanaman ini tidak menyukai iklim basah atau genangan air, sehingga curah hujan ideal adalah 750-1500 mm per tahun. Selain itu, ubi Cilembu membutuhkan penyinaran matahari penuh sekitar 11-12 jam per hari, karena cahaya matahari penting untuk proses asimilasi yang membentuk organ vegetatif dan generatif, termasuk perkembangan umbi.[1]

Olahan Ubi Cilembu

Ubi Cilembu umumnya dinikmati setelah dipanggang dalam oven hingga empuk dan mengeluarkan cairan lengket manis yang menjadi ciri khasnya. Proses pemanggangan ini memakan waktu 30-90 menit tergantung ukuran ubi.

Selain dipanggang, ubi Cilembu juga diolah menjadi berbagai produk lain seperti keripik, tape, dodol, selai, dan tepung.

Ubi Cilembu Panggang oleh Balgies Devi Fortuna

Cara Mengolah Ubi Cilembu Panggang

Berikut ini cara mengolah ubi cilembu dengan cara dipanggang:[3]

  1. Panaskan oven hingga suhu tinggi, sekitar 220-240 derajat Celsius, selama kurang lebih 10 menit untuk mencapai suhu optimal.
  2. Cuci bersih ubi Cilembu, buang tanah dan kotoran yang menempel, lalu keringkan dengan lap bersih.
  3. Potong kedua ujung ubi. Jika ubi terlalu besar, belah dua. Tusuk-tusuk permukaan ubi dengan garpu untuk membantu "madu" keluar saat proses pemanggangan.
  4. Masukkan ubi ke dalam oven yang sudah panas. Jika menggunakan oven listrik, panggang selama 40-50 menit. Untuk oven tangkring di atas kompor, waktu pemanggangan bisa lebih lama, sekitar 60-90 menit.
  5. Setelah matang dan "madu" sudah keluar, segera angkat ubi dari oven dan nikmati selagi hangat.

Kandungan Gizi

Komposisi gizi pangan dihitung per 100 g, dengan Berat Dapat Dimakan (BDD) 90 %[4]

Air (Water) : 52.7 g
Energi (Energy) : 186 Kal
Protein (Protein) : 1.9 g
Lemak (Fat) : 0.2 g
Karbohidrat (CHO) : 44.3 g
Serat (Fibre) : 3.4 g
Abu (ASH) : 0.9 g
Kalsium (Ca) : 37 mg
Fosfor (P) : 51 mg
Besi (Fe) : 0.6 mg
Natrium (Na) : 1 mg
Kalium (K) : 61.9 mg
Tembaga (Cu) : 0.10 mg
Seng (Zn) : 0.2 mg
Beta-Karoten (Carotenes) : 26 mcg
Karoten Total (Re) : 0 mcg
Thiamin (Vit. B1) : 0.02 mg
Riboflavin (Vit. B2) : 0.20 mg
Niasin (Niacin) : 0.0 mg
Vitamin C (Vit. C) : 0 mg

Referensi