Arbila Hutan: Perbedaan antara revisi

Dari WikiPangan
Tidak ada ringkasan suntingan
(Referensi)
Baris 5: Baris 5:


== Pemanfaatan ==
== Pemanfaatan ==
Kot Pesi (Biji [https://wikipangan.id/Arbila_Hutan Arbila Hutan]) biasanya diambil pada musim kemarau di hutan/semak, karena biji arbila tumbuh di hutan atau semak pada musim hujan tahunan tiba. Masyarakat Suku Dawan yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan biasanya mengambil dan menyimpan di tempat yang aman hingga tiba musim hujan tahunan, Biji Arbila di proses guna dikonsumsi sebagai makanaan alternatif, bagi yang kekurangan pangan atau sekedar dikonsumsi sebagai selingan sebagai tradisi. Kot Pesi biasanya lebih nikmat dan cocok, apabila pada musim hujan baru di proses untuk dikonsumsi<ref>https://www.indonesiadaily.co.id/pesona-indonesia/72011687907/memungut-budaya-ntt-yang-tercecer-makanan-tradisional?page=4</ref>.
Kot Pesi (Biji [https://wikipangan.id/Arbila_Hutan Arbila Hutan]) biasanya diambil pada musim kemarau di hutan/semak, karena biji arbila tumbuh di hutan atau semak pada musim hujan tahunan tiba. Masyarakat Suku Dawan yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan biasanya mengambil dan menyimpan di tempat yang aman hingga tiba musim hujan tahunan, Biji Arbila di proses guna dikonsumsi sebagai makanaan alternatif, bagi yang kekurangan pangan atau sekedar dikonsumsi sebagai selingan sebagai tradisi. Kot Pesi biasanya lebih nikmat dan cocok, apabila pada musim hujan baru di proses untuk dikonsumsi<ref>Hery FR. Memungut Budaya NTT yang Tercecer, Makanan Tradisional. Indonesia Daily Pesona Negeri [Internet]. 2024 [dikutip 2025 Jul 24]. Tersedia dari: https://www.indonesiadaily.co.id/pesona-indonesia/72011687907/memungut-budaya-ntt-yang-tercecer-makanan-tradisional?page=4</ref>.


== Cara Pengolahan ==
== Cara Pengolahan ==
Arbila direbus hingga mendidih sebanyak 12-15 kali dengan terus diganti airnya. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan racun asam sianida pada arbila. Jika warna air rebusan arbila sudah tampak jernih maka arbila siap dikonsumsi <ref>https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/agrisa/article/download/10361/4985</ref>
Arbila direbus hingga mendidih sebanyak 12-15 kali dengan terus diganti airnya. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan racun asam sianida pada arbila. Jika warna air rebusan arbila sudah tampak jernih maka arbila siap dikonsumsi <ref>Karangora GGK, Lale HJD, Abidin Z, Rubak YT. Pengaruh Perkecambahan terhadap Kandungan Nutrisi dan Asam Sianida Beberapa Kacang Arbila (Phaseolus lunatus L.) Lokal Timor. Agrisa Vol. 10 No. 2 : 112 - 120 [Internet]. 2022 [dikutip 2025 Jul 24] Tersedia dari: https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/agrisa/article/download/10361/4985</ref>


== Kandungan ==
== Kandungan ==
Kacang Arbila hitam memiliki kadar protein sebesar 16.89% dan karbohidrat sebesar 65.02%<ref>https://jurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jp/article/view/837</ref>
Kacang Arbila hitam memiliki kadar protein sebesar 16.89% dan karbohidrat sebesar 65.02%<ref>Theon RWM, Lalel HJD, Rubak YT. Keberagaman Sifat Fisik, Kandungan Gizi dan Kadar Asam Sianida Beberapa Kacang Arbila (Phaseolus lunatus L.) Timor. Jurnal PARTNER (Pertanian Terapan) [Internet]. 2022 [dikutip 2025 Jul 24]. Tersedia dari: https://jurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jp/article/view/837</ref>


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 24 Juli 2025 16.45

Arbila Hutan

Arbila hutan merupakan golongan legum dengan nama latin Phaseolus lunatus L. Menurut masyarakat Kabupaten Soe, NTT, kacang arbila tumbuh liar di hutan. Kacang ini berpotensi untuk menjadi makanan pokok saat terjadi kelangkaan pangan. Selain sebagai makanan pokok, arbila juga bisa dijadikan sebagai cemilan. Hingga kini arbila masih dikonsumsi dan digemari baik dari kalangan anak-anak hingga orang tua.

Arbila yang sudah siap dikonsumsi disebut kaotpese atau Kot Pesi. Kacang arbila biasa dikonsumsi dengan sambal unus atau sambal lu'at jantung pisang. Arbila juga bisa ditambahkan dalam jagung bose. Apabila arbila hutan tidak diolah dengan baik, maka akan menimbulkan efek pusing bagi yang mengonsumsinya. Akibat pengolahan arbila hutan yang cukup memakan waktu dan tenaga membuatnya semakin kurang diminati sekarang.

Pemanfaatan

Kot Pesi (Biji Arbila Hutan) biasanya diambil pada musim kemarau di hutan/semak, karena biji arbila tumbuh di hutan atau semak pada musim hujan tahunan tiba. Masyarakat Suku Dawan yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan biasanya mengambil dan menyimpan di tempat yang aman hingga tiba musim hujan tahunan, Biji Arbila di proses guna dikonsumsi sebagai makanaan alternatif, bagi yang kekurangan pangan atau sekedar dikonsumsi sebagai selingan sebagai tradisi. Kot Pesi biasanya lebih nikmat dan cocok, apabila pada musim hujan baru di proses untuk dikonsumsi[1].

Cara Pengolahan

Arbila direbus hingga mendidih sebanyak 12-15 kali dengan terus diganti airnya. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan racun asam sianida pada arbila. Jika warna air rebusan arbila sudah tampak jernih maka arbila siap dikonsumsi [2]

Kandungan

Kacang Arbila hitam memiliki kadar protein sebesar 16.89% dan karbohidrat sebesar 65.02%[3]

Rujukan

  1. Hery FR. Memungut Budaya NTT yang Tercecer, Makanan Tradisional. Indonesia Daily Pesona Negeri [Internet]. 2024 [dikutip 2025 Jul 24]. Tersedia dari: https://www.indonesiadaily.co.id/pesona-indonesia/72011687907/memungut-budaya-ntt-yang-tercecer-makanan-tradisional?page=4
  2. Karangora GGK, Lale HJD, Abidin Z, Rubak YT. Pengaruh Perkecambahan terhadap Kandungan Nutrisi dan Asam Sianida Beberapa Kacang Arbila (Phaseolus lunatus L.) Lokal Timor. Agrisa Vol. 10 No. 2 : 112 - 120 [Internet]. 2022 [dikutip 2025 Jul 24] Tersedia dari: https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/agrisa/article/download/10361/4985
  3. Theon RWM, Lalel HJD, Rubak YT. Keberagaman Sifat Fisik, Kandungan Gizi dan Kadar Asam Sianida Beberapa Kacang Arbila (Phaseolus lunatus L.) Timor. Jurnal PARTNER (Pertanian Terapan) [Internet]. 2022 [dikutip 2025 Jul 24]. Tersedia dari: https://jurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jp/article/view/837