|
|
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) |
Baris 1: |
Baris 1: |
| '''Latar Belakang''' | | '''Bincang pangan''' merupakan salah satu kegiatan yang diadakan oleh komunitas Wiki Pangan. Kegiatan ini berupa dialog atau diskusi yang berfokus pada topik-topik yang terkait dengan pangan. Tujuan dari bincang pangan adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang pangan lokal dan ketahanan pangan lokal serta keterkaitannya dengan ketahanan iklim dan perubahan iklim. |
|
| |
|
| Land4Lives atau Lahan untuk Kehidupan adalah proyek kerjasama untuk perubahan iklim antara pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas dan Pemerintah Kanada melalui ''Global Affairs Canada'' (GAC). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, pengelolaan bentang lahan yang peka gender, dan menguatnya penghidupan berketahanan iklim, khususnya untuk masyarakat kelompok rentan termasuk perempuan dan anak-anak perempuan.
| | == Episode Bincang pangan == |
|
| |
|
| Kegiatan ini dilaksankana selama lima tahun mulai dari 2020-2025 di tiga Provinsi, yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan. Kegiatan Land4Lives selaras dengan upaya pemerintah dalam pemenuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs ke-2 untuk menghilangkan kelaparan, serta mendukung Peraturan Presiden Nomor 59/2017) tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
| | # [[Bincang Pangan: Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan]] |
| | |
| Menurut data dari Global Food Security Index (GFSI) di tahun 2022, ketahanan pangan Indonesia masih berada di peringkat ke 63 dari 113 negara secara global dan peringkat ke-4 di ASEAN. Hal ini sangat disayangkan karena Indonesia dengan keanekaragaman hayatinya yang tinggi masih belum dapat mandiri secara pangan. Dalam ketahanan pangan dikenal tiga pilar ketahanan pangan, yaitu ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility) baik secara fisik maupun ekonomi, dan stabilitas (stability).
| |
| | |
| Untuk mendukung pilar ketersediaan dan keterjangkauan, pangan lokal dapat diandalkan karena pangan lokal sudah beradaptasi dengan lingkungan dan sosial budaya setempat. Menurut Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Procula Rudlof mengatakan, banyak potensi sumber daya pangan Indonesia dari daerah-daerah. Tercatat Indonesia memiliki 77 jenis sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 26 jenis kacang-kacangan, 228 jenis sayuran, serta 110 jenis rempah dan bumbu. Namun sayangnya saat ini yang menjadi kendala adalah pengetahuan tentang pangan lokal yang semakin tergerus disampaikan ke generasi penerus.
| |
| | |
| Sejalan dengan itu, saat ini Land4Lives berupaya untuk menghimpun data mengenai pangan lokal yang ada di masing-masing provinsi sebagai bahan pangan yang patut dilestarikan karena memiliki nilai gizi tinggi dan pilihan bahan pangan yang tahan terhadap kerentanan perubahan iklim. Beberapa pertemuan telah dilakukan sebelumnya di Kupang bersama dengan Komunitas WikiPangan NTT, pertama adalah Penyampaian Konsep dan Penyadartahuan, kemudian dilanjutkan dengan Pengenalan WikiPangan dan cara penggunaannya. Dari kegiatan tersebut telah terkumpul lebih dari 80 artikel di <nowiki>https://wikipangan.id</nowiki>.
| |
| | |
| Sebagai salah satu langkah untuk mendukung terciptanya artikel yang berkualitas dan komunitas yang baik, maka perlu dilakukan peningkatan pengetahuan untuk para contributor melalui “Bincang Pangan”. Bincang pangan kali ini akan dimulai dengan tiga topik dasar, yaitu; (1) Perubahan Iklim; (2) Ketahanan Pangan; (3) Pangan Lokal untuk ketahanan Iklim. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara daring pada tanggal 16-18 April 2024. Bincang pangan kali ini juga dilaksanakan untuk pengkayaan materi Tim pengembang kurikulum mulok “Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim” di Kabupaten Bone dan Kabupaten Timor Tengah Selatan
| |
| | |
| | |
| ''Materi paparan: (TBA)''
| |