Pangan Lokal: Perbedaan antara revisi

Dari WikiPangan
(draft awal artikel pangan lokal)
 
k (Saya menambahkan manfaat pangan lokal)
 
(12 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
Pengertian '''Pangan Lokal''' menurut UU nomor 18 Tahun 2012 adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.
[[Berkas:Foto Pangan Lokal oleh Balgies Devi Fortuna.jpg|jmpl|Foto Pangan Lokal oleh Balgies Devi Fortuna]]
Pengertian '''Pangan Lokal''' menurut UU nomor 18 Tahun 2012<ref>Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012. https://www.bphn.go.id/data/documents/12uu018.pdf</ref> adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. menurut KBBI, pangan lokal adalah pangan yang dihasilkan dan dikonsumsi Masyarakat setempat.
 
 


== Pentingnya Pangan Lokal ==
== Pentingnya Pangan Lokal ==
Baris 11: Baris 14:
# Meningkatkan produsen lokal
# Meningkatkan produsen lokal
# Terciptanya rasa kepercayaan antara penjual dan pembeli
# Terciptanya rasa kepercayaan antara penjual dan pembeli
# Produksi pertanian diperngaruhi iklim. Pangan lokal sudah teruji dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan iklim di daerah tersebut.
== Manfaat Pangan Lokal ==
Pangan lokal memberikan manfaat multidimensional yang penting bagi masyarakat dan lingkungan. Dari sisi ekonomi, konsumsi pangan lokal secara langsung mendukung petani, nelayan, dan pelaku UMKM di daerah. Ketika masyarakat membeli produk dari produsen lokal, uang yang dibelanjakan berputar di komunitas tersebut, memperkuat rantai pasok lokal dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan pengolahan pangan. Pangan lokal berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon karena tidak memerlukan transportasi jarak jauh atau pengemasan berlebih. Produk lokal biasanya dikirim langsung dari produsen ke konsumen, sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan limbah plastik.<ref>Widowati, S., & Nurfitriani, R. A. (Eds.). (2023). ''Diversifikasi pangan lokal untuk ketahanan pangan: perspektif ekonomi, sosial, dan budaya''. Penerbit BRIN.</ref>
Pangan lokal berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon karena tidak memerlukan transportasi jarak jauh atau pengemasan berlebih. Produk lokal biasanya dikirim langsung dari produsen ke konsumen, sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan limbah plastik. Dari aspek kesehatan, pangan lokal cenderung lebih segar karena tidak melalui proses distribusi panjang. Produk ini juga minim pengawet dan bahan kimia tambahan, sehingga lebih aman dan sesuai dengan pola konsumsi tradisional masyarakat Indonesia. Dalam konteks ketahanan pangan, pangan lokal berperan penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti singkong, sorgum, dan sagu, masyarakat dapat membangun sistem pangan yang lebih mandiri dan tahan terhadap krisis global. pangan lokal memperkuat kepercayaan sosial antara produsen dan konsumen. Hubungan langsung ini meningkatkan transparansi dalam proses produksi dan distribusi, serta membangun rasa saling percaya yang mendukung keberlanjutan ekonomi dan budaya pangan lokal.<ref>Wiwik Handayani, S. E., Yaacob, M. D. Z., Virginia Mandasari, S. E., Nurkholis Majid, S. E., Utomo, S. S., & SM, M. (2025). ''Manajemen Operasional Berkelanjutan: Mengintegrasikan Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi''. Thalibul Ilmi Publishing & Education.</ref>
== Rujukan ==
<references />

Revisi terkini sejak 5 Agustus 2025 10.18

Foto Pangan Lokal oleh Balgies Devi Fortuna

Pengertian Pangan Lokal menurut UU nomor 18 Tahun 2012[1] adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. menurut KBBI, pangan lokal adalah pangan yang dihasilkan dan dikonsumsi Masyarakat setempat.


Pentingnya Pangan Lokal

  1. Meningkatkan ekonomi daerah, mendukung petani/ pengusaha lokal, serta mendukung terciptanya pertanian berkelanjutan
  2. Mengurangi transport, penggunaan bahan bakar, dan polusi
  3. Pembeli dapat memperoleh produk dengan cepat (jarak yang relatif lebih dekat)
  4. Masa penyimpanan yang lebih pendek, sehingga bahan makanan lebih segar dan bergizi
  5. Produk tidak memerlukan pengawet buatan ataupun zat kimia untuk mempercepat pematangan sehingga makanan lebih sehat dan segar
  6. Mengurangi material untuk membungkus bahan makanan, lebih sedikit sampah
  7. Meningkatkan produsen lokal
  8. Terciptanya rasa kepercayaan antara penjual dan pembeli
  9. Produksi pertanian diperngaruhi iklim. Pangan lokal sudah teruji dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan iklim di daerah tersebut.

Manfaat Pangan Lokal

Pangan lokal memberikan manfaat multidimensional yang penting bagi masyarakat dan lingkungan. Dari sisi ekonomi, konsumsi pangan lokal secara langsung mendukung petani, nelayan, dan pelaku UMKM di daerah. Ketika masyarakat membeli produk dari produsen lokal, uang yang dibelanjakan berputar di komunitas tersebut, memperkuat rantai pasok lokal dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan pengolahan pangan. Pangan lokal berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon karena tidak memerlukan transportasi jarak jauh atau pengemasan berlebih. Produk lokal biasanya dikirim langsung dari produsen ke konsumen, sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan limbah plastik.[2]

Pangan lokal berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon karena tidak memerlukan transportasi jarak jauh atau pengemasan berlebih. Produk lokal biasanya dikirim langsung dari produsen ke konsumen, sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan limbah plastik. Dari aspek kesehatan, pangan lokal cenderung lebih segar karena tidak melalui proses distribusi panjang. Produk ini juga minim pengawet dan bahan kimia tambahan, sehingga lebih aman dan sesuai dengan pola konsumsi tradisional masyarakat Indonesia. Dalam konteks ketahanan pangan, pangan lokal berperan penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti singkong, sorgum, dan sagu, masyarakat dapat membangun sistem pangan yang lebih mandiri dan tahan terhadap krisis global. pangan lokal memperkuat kepercayaan sosial antara produsen dan konsumen. Hubungan langsung ini meningkatkan transparansi dalam proses produksi dan distribusi, serta membangun rasa saling percaya yang mendukung keberlanjutan ekonomi dan budaya pangan lokal.[3]

Rujukan

  1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012. https://www.bphn.go.id/data/documents/12uu018.pdf
  2. Widowati, S., & Nurfitriani, R. A. (Eds.). (2023). Diversifikasi pangan lokal untuk ketahanan pangan: perspektif ekonomi, sosial, dan budaya. Penerbit BRIN.
  3. Wiwik Handayani, S. E., Yaacob, M. D. Z., Virginia Mandasari, S. E., Nurkholis Majid, S. E., Utomo, S. S., & SM, M. (2025). Manajemen Operasional Berkelanjutan: Mengintegrasikan Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi. Thalibul Ilmi Publishing & Education.