Paria: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(6 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Paria atau pare.jpg|jmpl|Paria atau pare di Desa Netpala Kecamatan Mollo]] | [[Berkas:Paria atau pare.jpg|jmpl|Paria atau pare di Desa Netpala Kecamatan Mollo]] | ||
Paria atau ''pare'' merupakan | Paria atau ''pare'' merupakan [[Pangan Lokal|pangan lokal]] yang banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur. Pada beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur, seperti di Desa Netpala Kecamatan Mollo, buah paria memiliki ukuran yang cenderung lebih kecil dibandingkan pare pada umumnya. | ||
Paria diolah menjadi tumis sebagai sayuran ataupun dicampurkan dengan [[Sambal Lu'at|sambal lu'at]]. | Paria memiliki nama ilmiah ''Momordica charantia'' L, tumbuhan ini dapat dijumpai hampir di seluruh indonesia. Di beberapa daerah tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama lokal yang berbeda-beda, yaitu Paria (Sumatra), Pepareh (Jawa), Prieu, Fori, Pepare, Kambeh, Poya, Pudu, Pentu, dan Palia (Sulawesi), Paya kuwuh, Paya kutuh (Bali)<ref name=":0">https://www.socfindoconservation.co.id/plant/678</ref>. | ||
== Pemanfaatan == | |||
Paria diolah menjadi tumis sebagai sayuran ataupun dicampurkan dengan [[Sambal Lu'at|sambal lu'at]] dan bisa di makan sebagai lalapan. | |||
== Budidaya == | |||
* Perbanyakan menggunakan biji yang diambil dari buah matang. Semai dalam polibag. Tanah harus selalu lembap, hingga tumbuh tunas. Setelah muncul daun 2-4 lembar, pindah tanam satu tanaman per polibag. | |||
* Tanam langsung dengan memasukan 2 biji ke dalam lubang sedalam 1–2 cm, ditimbun tanah. Jarak tanam 0,75 x 0,75 m<ref name=":0" />. | |||
== Moroflogi == | |||
* '''Batang''' berwarna hijau, berbulu, berukuran kecil, panjang, sulur berbentuk spiral. | |||
* '''Daun''' tunggal, berbulu, berbentuk menjari, pangkal berbentuk jantung dengan permukaan atas hijau tua dan permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan. | |||
* '''Bunga''' tunggal, mahkota kuning muda. | |||
* '''Buah''' lonjong, panjang, berwarna hijau atau putih dengan bintil pada permukaan kulitnya, rasanya pahit. | |||
* '''Biji''' banyak, berwarna cokelat kekuningan, pipih memanjang, keras<ref name=":0" />. | |||
== Kandungan Gizi: == | |||
Komposisi gizi Paria atau Pare segar dihitung per '''100 g''', dengan '''Berat Dapat Dimakan (BDD) 80 %'''<ref>https://www.panganku.org/id-ID/view</ref>. | |||
{| class="wikitable" | |||
|Air (Water) | |||
|: 94.4 g | |||
|- | |||
|Energi (Energy) | |||
|: 19 Kal | |||
|- | |||
|Protein (Protein) | |||
|: 1.0 g | |||
|- | |||
|Lemak (Fat) | |||
|: 0.4 g | |||
|- | |||
|Karbohidrat (CHO) | |||
|: 3.6 g | |||
|- | |||
|Serat (Fibre) | |||
|: 1.3 g | |||
|- | |||
|Abu (ASH) | |||
|: 0.6 g | |||
|- | |||
|Kalsium (Ca) | |||
|: 31 mg | |||
|- | |||
|Fosfor (P) | |||
|: 65 mg | |||
|- | |||
|Besi (Fe) | |||
|: 0.9 mg | |||
|- | |||
|Natrium (Na) | |||
|: 5 mg | |||
|- | |||
|Kalium (K) | |||
|: 277.7 mg | |||
|- | |||
|Tembaga (Cu) | |||
|: 0.03 mg | |||
|- | |||
|Seng (Zn) | |||
|: 0.8 mg | |||
|- | |||
|Retinol (Vit. A) | |||
|: 0 mcg | |||
|- | |||
|Beta-Karoten (Carotenes) | |||
|: 197 mcg | |||
|- | |||
|Karoten Total (Re) | |||
|: 80 mcg | |||
|- | |||
|Thiamin (Vit. B1) | |||
|: 0.18 mg | |||
|- | |||
|Riboflavin (Vit. B2) | |||
|: 0.04 mg | |||
|- | |||
|Niasin (Niacin) | |||
|: 0.4 mg | |||
|- | |||
|Vitamin C (Vit. C) | |||
|: 58 mg | |||
|} | |||
== Referensi == |
Revisi terkini sejak 28 April 2025 15.48

Paria atau pare merupakan pangan lokal yang banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur. Pada beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur, seperti di Desa Netpala Kecamatan Mollo, buah paria memiliki ukuran yang cenderung lebih kecil dibandingkan pare pada umumnya.
Paria memiliki nama ilmiah Momordica charantia L, tumbuhan ini dapat dijumpai hampir di seluruh indonesia. Di beberapa daerah tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama lokal yang berbeda-beda, yaitu Paria (Sumatra), Pepareh (Jawa), Prieu, Fori, Pepare, Kambeh, Poya, Pudu, Pentu, dan Palia (Sulawesi), Paya kuwuh, Paya kutuh (Bali)[1].
Pemanfaatan
Paria diolah menjadi tumis sebagai sayuran ataupun dicampurkan dengan sambal lu'at dan bisa di makan sebagai lalapan.
Budidaya
- Perbanyakan menggunakan biji yang diambil dari buah matang. Semai dalam polibag. Tanah harus selalu lembap, hingga tumbuh tunas. Setelah muncul daun 2-4 lembar, pindah tanam satu tanaman per polibag.
- Tanam langsung dengan memasukan 2 biji ke dalam lubang sedalam 1–2 cm, ditimbun tanah. Jarak tanam 0,75 x 0,75 m[1].
Moroflogi
- Batang berwarna hijau, berbulu, berukuran kecil, panjang, sulur berbentuk spiral.
- Daun tunggal, berbulu, berbentuk menjari, pangkal berbentuk jantung dengan permukaan atas hijau tua dan permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan.
- Bunga tunggal, mahkota kuning muda.
- Buah lonjong, panjang, berwarna hijau atau putih dengan bintil pada permukaan kulitnya, rasanya pahit.
- Biji banyak, berwarna cokelat kekuningan, pipih memanjang, keras[1].
Kandungan Gizi:
Komposisi gizi Paria atau Pare segar dihitung per 100 g, dengan Berat Dapat Dimakan (BDD) 80 %[2].
Air (Water) | : 94.4 g |
Energi (Energy) | : 19 Kal |
Protein (Protein) | : 1.0 g |
Lemak (Fat) | : 0.4 g |
Karbohidrat (CHO) | : 3.6 g |
Serat (Fibre) | : 1.3 g |
Abu (ASH) | : 0.6 g |
Kalsium (Ca) | : 31 mg |
Fosfor (P) | : 65 mg |
Besi (Fe) | : 0.9 mg |
Natrium (Na) | : 5 mg |
Kalium (K) | : 277.7 mg |
Tembaga (Cu) | : 0.03 mg |
Seng (Zn) | : 0.8 mg |
Retinol (Vit. A) | : 0 mcg |
Beta-Karoten (Carotenes) | : 197 mcg |
Karoten Total (Re) | : 80 mcg |
Thiamin (Vit. B1) | : 0.18 mg |
Riboflavin (Vit. B2) | : 0.04 mg |
Niasin (Niacin) | : 0.4 mg |
Vitamin C (Vit. C) | : 58 mg |